Taira merangkak di langit-langit seperti laba-laba. Lalu dia mempercepat laju rangkaknya mendekati lampu dan tanpa ragu memukul lampu itu sehingga sumber cahaya di ruangan itu hilang.
"Sialan!" umpat Raymond semakin panik dengan keadaan ini. Dia perlu berhati-hati, selain tidak bisa melihat posisi Taira, Raymond juga perlu untuk melindungi Eye dan Niel. "Eye! Jangan bergerak! Taira kerasukan roh yang tidak biasa!" seru Raymond.
Eye berinisiatif mengambil smartphone dan menggunakan senter. Dia mengarahkan senter ke langit-langit, ternyata Taira sudah menghilang. Meski pun Eye menyinari bagian lain dari tembok dan langit-langit yang lain, dia tetap tidak menemukan Taira. Taira bersembunyi dengan baik.
Tiba-tiba saja Taira muncul dan mendekat pada Eye, menarik badannya, smartphone di tangannya terlempar ke ke lantai, dekat dengan Raymond. Taira melempar Eye dengan keras ke pintu. Lemparannya sangat keras bahkan sampai pintu itu jebol. Eye menjerit keras karena dia mengalami patah tulang di beberapa bagian.
"Sialan! Eye! Aku datang!" Raymond mengambil smartphone itu dan berniat untuk menolong Eye, tetapi tiba-tiba wajah Taira muncul tepat di hadapan wajah Raymond. Raymond terkejut setengah mati, bahkan sampai merasa jantungnya berhenti sejenak.
Taira mencengkeram pundak Raymond dan mendorong tubuh itu sampai menghantam dinding. Cengkeramannya sangat keras bahkan Raymond sampai mendengar suara tulang selangkanya yang patah. Raymond kemudian melihat Taira mengangkat tangan satunya, sebuah kaki meja yang tadi hancur dipegangnya erat. Sisi bagian tajamnya mengarah kepada Raymond.
"Oh, Tidak! Tidak!" seru Raymond berusaha berontak dengan cara menendang badan Taira. Namun, Taira hanya membalasnya dengan senyuman lebar dan tawa yang tertahan.
Stab! Taira menusuk pundak Raymond menggunakan kaki meja itu. Teriakan Raymond terdengar keras, bahkan Eye sampai ikut merasakan pilu dan sakitnya.
"Ray! Apa yang terjadi?!" seru Eye khawatir.
Raymond kemudian memaksakan dirinya untuk memegang dahi Taira. Gerakan ini adalah gerakan yang dia gunakan untuk melakukan Exorcism. Raymond perlu membaca beberapa mantera selagi memegang dahi pasiennya sampai roh jahat di dalam tubuh pasien menghilang. Ray memegangnya erat, meski Taira melawannya sambil mengerang.
"Wahai Roh terkutuk dan makhluk rendah! Ketahuilah tempatmu dan enyahlah dari wadah yang tak berdosa! Hilang bagai asap yang terbang ke langit! Bebas dari kurungan terkutuk!" seru Raymond membaca mantra.
Taira menjerit keras. Dia melepaskan cengkeramannya pada Raymond, sehingga Raymond jatuh tersungkur di lantai. Taira sendiri menggeliat memegangi kepalanya. Lalu, tidak beberapa lama dia menjadi tenang dan pingsan.
Mata Raymond berkunang-kunang. Dia tidak tahan dengan rasa sakit dan perih dari luka yang dia derita. Ketika pandangannya mulai kabur, dia melihat beberapa orang datang membawa pencahayaan. Mereka panik sambil menghampiri Eye, Niel, dan dirinya.
"Ray! Bert---han---lah--" suara Alya terdengar putus-putus saat dia berbicara kepada Raymond, sebelum akhirnya Raymond kehilangan kesadaran.
***
Kegelapan ini lagi... apa aku kehilangan kesadaran lagi? T membatin ketika dia berada dalam kegelapan dan kehampaan. Sama seperti saat dirinya baru tersedot lubang hitam akibat ulah profesor Slam O'Neill. Semuanya menjadi gelap dan T tidak dapat merasakan apapun menggunakan panca inderanya. Hanya rasa sepi yang menusuk dan menyiksa dirinya tanpa ampun.
Adakah caraku untuk keluar dari sini?
Kehampaan ini membuatku takut...
Gelap...
![](https://img.wattpad.com/cover/352698532-288-k718203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
T Knows The Horror [END]
FantasíaMohammed Avdol Malik masuk ke portal dunia lain setelah menerima sebuah kalung perak bermata Garnet dari seorang Profesor Arkeologi, Slam O'Neill. Tidak disangka jiwa Malik masuk ke dalam tubuh seorang pria bernama T. Tidak hanya itu, dunia baru ini...