Lilitan gypsum melapisi tangan kiri dan kedua kaki Eye. T datang sambil membawa sekotak buah strawberry yang dia minta dari Donna dan Viens. Dia menjinjingnya dan memperlihatkannya kepada Eye.
"Aku membawakan buah. Aku tidak tahu kau menyukainya atau tidak, tetapi makanlah jika kau ingin," ujar T sembari meletakkann buah itu ke meja kecil di samping ranjang Eye. Di meja itu juga terdapat beberapa biskuit, bunga, dan makanan yang diberikan oleh orang-orang yang menjenguknya.
"Terima kasih, adik. Aku suka dengan strawberry. Aku akan memakannya nanti," balas Eye sambil mengeluarkan senyum.
T melirik pada gipsum yang ada di tubuh Eye, T tidak menyangka akan menemui teknik pengobatan yang sama seperti teknik pengobatan yang ada di bumi. Tidak mengherankan, karena saat T melihat peta, ternyata petanya sama persis seperti bumi. Bahkan teknologi yang berkembang juga sama. Hanya bedanya, di dunia ini konsep agama tidak terlalu berkembang, sehingga pengetahuan tentang hal-hal yang diluar nalar sangat sedikit. Dibandingkan dengan dunia isekai, dunia ini lebih pantas dipanggil dunia paralel. Seperti yang ada di film-film superhero. Mungkin saja Malik versi lain juga ada di Maroko di dunia ini.
T melihat aura dari Eye, auranya masih terlihat ungu indigo meski saat ini kalung Garnetnya sudah diambil kembali oleh Profesor John. Mungkin Eye juga diberhentikan sementara karena cedera yang dia alami cukup parah dan butuh waktu beberapa bulan sampai sembuh total.
"Aura-mu masih indigo. Apa sebenarnya kau bisa melihat hal-hal yang janggal, Eye?" tanya T yang heran.
Eye tersentak. T tanpa basa-basi langsung menanyakan hal seperti itu kepadanya. Dia sempat untuk membenarkan posisi duduknya karena tidak nyaman dengan pertanyaan mendadak itu.
"Kau bisa melihat aura? Apa kau manusia super, adik?" tanya Eye.
"Uh? Oh, tidak, Eye. Di duniaku sebelumnya aku mempelajari cara melihat aura. Aku bisa melakukannya juga di dunia ini. Kau memiliki aura indigo, orang yang mengetahui hal yang orang lain tidak ketahui," jawab T.
"Aku penasaran, apakah di duniamu banyak orang bisa melakukan hal super seperti itu?"
"Ah... tidak banyak, Eye. Mungkin bisa dibilang hanya orang aneh yang melakukannya." T tersenyum getir karena memang itulah kenyataan yang terjadi di dunia yang sebelumnya.
"Tapi apa yang kau katakan benar, adik. Aku memang sensitif. Kau adalah orang yang bisa mengetahuinya selain Alya, karena dia juga sensitif," balas Eye memberi konfirmasi.
"Alya juga? Bahkan tanpa Garnet pun kalian masih memiliki kemampuan yang luas."
"Ha ha ha... hanya kebetulan. Kebanyakan hal-hal yang aku dan Alya lihat malah hanya mengganggu. Lebih baik tidak menjadi sensitif seperti ini," ujarnya sambil tersenyum lebar.
T merasa ragu dan meremas-remas celananya. Sudah saatnya dia mengatakan permintaan maaf kepada Eye karena membuatnya menjadi celaka. Namun, T merasa tidak pantas mendapatkan maaf darinya. Bisa saja Eye kehilangan lebih banyak saat itu jika dia tidak beruntung.
"Kau melewatkan ibadahmu, ya?" tanya Eye tiba-tiba.
T langsung merasa heran mendengar pertanyaan itu. Tahu dari mana kalau T beberapa kali melewatkan ibadah karena lupa?
"Eh? Kenapa Eye bisa mengetahuinya?"
"Wajahmu sedikit kelihatan hitam di mataku. Apa kau sudah jarang mengaku di tempat ibadah?"
"Ah... agamaku tidak ada di dunia ini, tetapi memang aku melewatkan ibadah," balas T.
"Oh... begitu rupanya. Kau memerlukan ketenangan yang banyak. Beribadah akan membuatmu mendapatkan perlindungan. Lagipula, manusia memang tidak bisa melakukan apapun dengan kemampuannya," ucap Eye memberi nasihat.
"Baiklah... aku akan berusaha."
"Bagus, adik!"
Suasana tiba-tiba menjadi hening. T memikirkan nasihat yang baru saja Eye berikan. Memang benar semenjak T melawan dan berpisah dari orang tuanya, dia menjadi jarang memperhatikan ibadahnya. Dilakukannya pun hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban. Dengan ibadah yang seperti itu tidak heran jika jiwanya lemah dan mudah untuk merasa gelisah.
"Terima kasih, Eye. Aku mulai sadar berkatmu," ucap T.
"Sama-sama. Sebagai sesama manusia kita harus saling mengingatkan," balasnya sambil senyum.
"Aku juga mau meminta maaf, semuanya salahku. Jika saja aku lebih bersabar untuk memberitahu aku dari dunia lain dan tidak menghampiri kalian, pasti tidak akan berakhir seperti ini," T memberanikan diri mengatakan hal itu. Kepalanya tertunduk. Namun, Eye menggelengkan kepalanya.
"Hati yang lemah berasal dari ibadah yang lemah. Ceritakan kehidupanmu saat di dunia sebelumnya, kau pasti memiliki sebuah masalah besar sehingga berakhir seperti ini." pinta Eye.
"Ah ya..., seperti yang sudah aku katakan, nama asliku adalah Malik dari Maroko. aku kabur dari rumah sejak dua tahun lalu karena menolak untuk masuk ke dalam Islamic Boarding School, aku kabur dari rumah dan tidak pernah menghubungi orang tuaku hingga sekarang. Bulan agustus aku mendapatkan undangan untuk melakukan liburan dan penelitian di pulau Moon Stone, Hawaii. Di tempat itulah aku bertemu dengan Profesor Slam O'Neill. Di dunia itu dia memberiku kalung Garnet dan mengirimku ke dunia ini. Aku sempat berpikir kalau kalung itu adalah kunci untuk kembali ke dunia asalku, karena aku masih perlu meminta ma--" cerita T tersendat. Dadanya tiba-tiba sesak saat mengingat ibunya. Tangannya menggenggam erat.
"Kenapa berhenti? Trauma masa lalu?" tanya Eye.
"Ugh.." T mendengus. "Maaf. Kalung Garnet yang dipakai untuk Exorcism, mungkin ada rahasia di baliknya."
"Jadi karena hal itu kau mendatangi kami saat itu?"
"Iya. Aku Pikir karena Profesor John sudah tidur, lebih baik aku bertanya kepada kalian. Namun, yang terjadi malah..." T tidak melanjutkan kalimatnya dan kembali menunduk.
"Tidak adik, ini bukan salahmu. Makhluk itu memang mengincarmu, Raymond, dan Niel," balas Eye yakin.
Sontak T langsung terperanjat. Dia segera mengangkat kepalanya dan menoleh kepada Eye. Alis T mengkerut kebingungan. "Tunggu... apa maksudmu? Tapi Taira yang dirasuki, 'kan?"
"Kau tidak percaya kepadaku? Aku yang melihat mereka secara langsung saat melakukan Spirit-Sight. Anjing hitam itu seharusnya mengincar Niel, tetapi kebingungan karena melihatmu di sana, lalu makhluk yang merasuki Taira menyuruhnya untuk menyerangmu," jelas Eye.
"Kenapa kau tidak menceritakannya kepada Profesor John dan yang lainnya?"
"Mereka akan sulit percaya dan mungkin tidak akan yakin. Anjing hitam itu berkata seharusnya orang yang memiliki tanda sudah mati."
T terperanjat. Dia mengingat kalau ada simbol pentagram di dada kirinya. Segera saja dia menarik bagian atas bajunya dan memperlihatkan tanda bintang terbalik itu kepada Eye. "Apa maksudmu tanda ini? Aku juga menemukannya di tubuh Niel dan Raymond!"
KAMU SEDANG MEMBACA
T Knows The Horror [END]
FantasyMohammed Avdol Malik masuk ke portal dunia lain setelah menerima sebuah kalung perak bermata Garnet dari seorang Profesor Arkeologi, Slam O'Neill. Tidak disangka jiwa Malik masuk ke dalam tubuh seorang pria bernama T. Tidak hanya itu, dunia baru ini...