2.drama Ayesha

56 11 0
                                    

Skip pulang sekolah..

Ayesha melompat-lompat dengan girang karena dia mendapatkan nilai matematika seratus(mewarisi kepintaran Assyifa banget ya semoga sampai cicit) diikuti oleh kedua kakaknya dibelakang.

"Cie sudah pulang kenapa nih gembira banget wajahnya?" tanya Assyifa.
"Mom! Tahu tidak Esha dapat seratus matematika lagi Mom!" jawab Ayesha bersemangat.
"Wah benarkah? Ayesha hebat! Benar benar seperti Mommy mu ini" puji Assyifa sedikit membanggakan diri.
"Mau hadiah apa? Kamu pasti mau hadiah kan?" tanya Alexondra.
"Iya Daddy! Boneka kucing ya plis" jawab Ayesha memelas.
"Boneka kucing kamu sudah banyak Esha apalagi punya Mommy sampai tidak muat lagi lemarinya" lelah Asaleo.
"Jangan heran Asa mereka berdua anak dan Mommy pasti sifatnya sama" cetus Aridefferian.
"Ih kak Ari dan kak Asa apaan sih ikut campur terus! Terserah Esha dong" ketus Ayesha.
"Tahu nih Esha tenang saja sayang Mommy bakal belikan banyak boneka kucing seperti Esha inginkan kebetulan Mommy juga mau beli" janji Assyifa.
"Bagus uang nya siapa?" tanya Alexondra.
"Uang Daddy/kak Alexondra!" jawab Ayesha & Assyifa kompak.
"Boleh tapi Mommy harus main di ranjang entar sama Daddy" syarat Alexondra tersenyum licik.
"Ih kok pake syarat sih Dad?!" protes Assyifa.
"Demi Esha Mom ayolah Daddy tidak buruk kan mainnya" bujuk Ayesha.
"Bukan buruk sih tapi brutal! Huh ya sudah demi Ayesha bisa bisa Mommy mu ini punya anak lagi" celetuk Assyifa, sontak saja Asaleo dan Ayesha tertawa.
"Ayo jalan sekarang!" semangat Aridefferian, membuat keluarga dia heran.
"Lah kenapa kak Ari semangat sekali" heran Ayesha.
"Mommy juga tidak tahu nak" balas Assyifa.

.・゜-: ✧ :-  

"Wow keren Dad Mom apakah aku dan Asa juga boleh beli sesuatu?" tanya Aridefferian.
"Tentu saja boleh sayang" jawab Assyifa, ia bersyukur anak pertama nya ini tidak terlalu mirip sifat suaminya kan bisa berabe jika ada dua kulkas kutub utara di mansion mereka.
"Pilih apa yang kalian inginkan atau habiskan saja semua" suruh Alexondra.
"Borong berarti? Esha duluan! Esha mau borong boneka kucing!" tukas Ayesha bergegas lari dengan Asaleo.
"Ikut! Mau robot!!" teriak Asaleo heboh, sedangkan aridefferian cuman berjalan santai di belakang dua adiknya.
"Dasar para bocah tak sabaran sekali, sepertinya aku akan membelikan jepitan rambut saja untuk Ghea di tambah boneka kelinci? Ah pasti dia suka" rencana Aridefferian.
"Karena anak anak kita itu sudah pergi yok kencan berdua mau kan? Sudah lama tidak seperti ini" tawar Alexondra.
"Mau kak Alexondra ayuk!" balas Assyifa setuju.

Pasangan suami istri itu pun pergi berkencan mesra di sebuah restoran.

"Calvin dan Dinda jangan ke mana mana sama Mami dulu ya" peringat Cantika lembut.
"Baik Mami!" hormat Calvin dan Dinda serempak.
"Pintar Papi harus pergi sebentar ingat jaga Mami kalian" beritahu Daven melenggang pergi.
"Mi Papi mau kemana?" tanya Dinda.
"Ada urusan penting sayang" jawab Cantika sambil mengusap rambut anak perempuan nya.
"Pasti ada pasien di rumah sakit lagi kenapa sih Papi harus jadi dokter Mi?!" kesal Calvin.
"Kan cita cita Papi kak Calvin jangan mengomel begitu dong!" marah Dinda.
"Iya iya maaf galak banget" ringis Calvin.
"Tahu rasa ble kak Calvin penakut!" ejek Dinda.
"Dinda tidak boleh mengejek kakak kamu hey anak anak Papi hey juga honey" tegur Daven menyapa, ia kembali langsung memeluk pinggang ramping istrinya.
"Hai jangan peluk peluk ih! Honey lepaskan!" cemberut Cantika manja.
"Tadi kak Calvin mengomel begini katanya kenapa sih Papi harus jadi dokter?! Nah gitu Pi" lapor Dinda.
"Sudahlah nanti kakak mu itu Dinda jadi dokter juga seperti Papi" jelas Cantika.
"Ih tidak mau Mami! Aku mau jadi presiden!" sombong Calvin.
"Mimpi kamu ketinggian Cal tidak akan kesampaian" malas Daven.
"Kejam nya Papi tega banget bilang begitu sama anak laki-laki tampan Papi ini" lebay Calvin.
"Kak Calvin lebay! Cengeng!" sungut Dinda.
"Sut Dinda" panggil Cantika menegur.
"Maaf Mami cantik!" balas Dinda merayu.

"Esha sudah semaunya sekarang Esha lapar kak Asa kita sudah lama di sini" gerutu Ayesha, ia memegangi perutnya.
"Sama bocah aku juga yuk kembali ke pada Mommy dan Daddy" usul Asaleo.
"Go! Tapi sebentar kak Ari mana?" tanya Ayesha menyadari bahwa kakak pertamanya tidak ada.
"Paling lagi mencarikan hadiah buat Ghea" jawab Asaleo sembari memutar bola matanya malas sudah ketebak urusan sok penting kakaknya.
"Urusan cinta pertama nomor satu kali kak sudah kita tunggu saja dulu" ucap Ayesha.
"Ikut bocah panas Everything! Kalau begini beli kipas tadi" ucap Asaleo, ia mengibaskan tangannya.
"Uang dari Daddy dan Mommy masih ada kan? Fix jalan jalan lagi sampai kak Ari atau Mommy Daddy jemput kita kak" ide Ayesha.
"Ide yang bagus Esha! Beruntung kak Asa dan kak Ari punya adik pintar kayak kamu" puji Asaleo bertepuk tangan.
"Terimakasih atas pujian nya kak Asa Esha gitu lho sudah pintar cantik imut dan bonusnya menggemaskan!" balas Ayesha menyombongkan diri(kayak pernah dengar tapi di mana ya?).
"Jadi menyesal aku memuji kamu" sesal Asaleo.
"Idih perkataan tidak bisa di ubah kak Asa ble!" judes Ayesha menjulurkan lidahnya.

 First love at schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang