9. A special day for a boy and his mother

95 11 0
                                    

"Bubu cepetan dong! Nanti Janu telat!" desak Januar.
"Hus jangan mendesak Bubu kamu" tegur sang Pupu, Arjuna Haider.
"Ya maaf Pupu soalnya Bubu lama" keluh Januar.
"Siapa yang ngatain Bubu lama tadi hm?" tanya sang Bubu, Naqila Jingga.
"Pupu! Bukan Janu!" jawab Januar, ia telah memfitnah Pupunya sendiri sedangkan Haider mendelik tak terima.
"Tidak usah fitnah Pupu dari tadi diam lho Januar dasar" bela Haider.
"Mana ada maling mau mengaku iyakan Bubu?" ledek Januar.
"Bubu sudah kunci pintunya sekarang ayo kita berangkat" alih Jingga, ia tidak ingin mendengar perdebatan anak laki-laki nya dan sang suami mereka bertiga masuk mobil.
"Bu Janu mau nanya kalau kita tinggalkan mansion besar ini kira kira berhantu tidak ya?" tanya Januar.
"Tidak kan hantunya ada di sini sekarang dia dibelakang kamu" jawab Haider menyela membuat Januar pucat pasi Jingga melihat itu pun langsung menasehati sang suami.
"Jangan membuat Januar takut Pupu! Kasian dia" nasihat Jingga.
"Begitu saja takut iya maaf ya Bubu Pupu tidak akan menakut-nakuti Januar lagi" kekeh Haider jahil.
"Pupu kebiasaan banget sih! Janu jadi kesal sama Pupu!" kesal Januar, terdengar lah gelak tawa dari sang Pupu.
"Bagaimana hari pertama kamu di sekolah Januar?" tanya Jingga.
"Aman kok Bubu semuanya berjalan dengan lancar Janu punya banyak teman baru dan gadis incaran Janu sendiri" jawab Januar pamer.
"Heh! Maksud kamu?!" kaget Haider.
"Maksud apa Pupu? Janu jawab sesuai kenyataan kok" polos Januar.
"Sudah sampai Pupu pergi kerja dulu ya nanti Pupu jemput kembali" pamit Haider mengalihkan perhatian.
"Pupu jangan main perempuan ya di belakang Bubu" peringat Jingga.
"Tenang saja Bubu Pupu orang nya setia cinta sama Bubu doang kok tidak ada yang lain" jelas Haider merayu sang istri.
"Bubu Janu masuk duluan" izin Januar, anak laki-laki itu sangat malas pasti orang tuanya akan melakukan adegan romantis.

"Nuar kita di sini ayo!" lambai Kalvaro.
"Ikut juga?" tanya Asaleo.
"Iyalah! Tukang mengadu mana? Kok tidak ada?" tanya Januar balik.
"Ayesha tidak bisa ikut dia sakit" jawab Aridefferian beralasan.
"Yah pulang yuk Bubu gadis incaran Janu tidak ada di sini" ajak Januar wajahnya sedih.
"Kita baru sampai lho Januar masa pulang sih" heran Jingga.
"Anak kamu?" tanya Kania, Jingga mengangguk mengiyakan.
"Namanya Arkana Januar anak tunggal aku dan Haider Nia" jawab Jingga.
"Ternyata memang menikah dengan Haider ya katanya tidak mau sama dia" goda Assyifa, pipinya Jingga bersemu merah.
"Bubu kenapa pipi Bubu? Kayak kepiting rebus?" tanya Januar.
"Tidak apa apa kamu ini Shera Assyifa jangan bahas masa lalu di hadapan anak anak kita dong" dumel Jingga.

Kini Assyifa tertawa kecil, sedangkan Aridefferian tersenyum tipis melihat kelakuan jahil sang Mommy.

"Maaf maaf kita bahas yang seru seru saja yuk biar anak anak main" usul Assyifa.
"Bunda aku ingin memanah! Biar hebat seperti ayah!" rengek Hujan.
"Ambil saja Hujan pake merengek segala ke pada Bunda ambil sana Bunda perhatikan kamu dari di sini" suruh Pelangi lembut.
"Dukung aku ya Bun!" pinta Hujan, Pelangi mengelus rambut sang anak.
"Tidak ada arena balapan ya?" tanya Xenon.
"Balapan terus pikiran mu ya tidak lah!" jawab Xena gregetan sendiri.
"Mimi Zean sudah besar tidak perlu di pangkuan Mimi lagi! Yang pantas tuh si Ghea bukan Zean!!" dengus Zeanlad merengek.
"Kamu juga bisa kali Zeanlad!" kekeh Zaura, ia mencubit pipi chubby anak lelakinya tersebut,
"Mimi kenapa sih? Dari kemarin belikan kue ulang tahun buat Zean padahal Zean lama lagi ulang tahunnya sampai suapi Zean di hadapan Grandpa Mi?" bingung Zealand.
"Ingin saja kamu tidak merindukan kasih sayang Mimi?" tanya Zaura.
"Zean rindu kok tapi Zean bingung saja" jawab Zeanlad masih kebingungan.
"Tidak usah bingung maafkan Mimi ya Zeanlad Mimi waktu di pernikahan Miss Akira dan Mr Axelion menampar kamu" sendu Zaura.
"Sudah tidak sakit lagi kok Mi pipinya Zean Mimi cengeng banget sih orang tidak apa apa juga Zean yang salah" balas Zeanlad, wajahnya bersembunyi di ceruk leher sang Mimi.
"Katanya tidak mau di manja sama Mimi karena sudah besar bohong banget Zeanlad nya Mimi" ungkit Zaura.
"Jangan di ungkit ungkit Mi!" renggut Zeanlad cemberut, Zaura sedikit membuka kancing bajunya.
"Mau menyusu di Mimi lagi?" tawar Zaura, Zeanlad menggeleng tidak mau.
"Zean bukan bayi jadi tidak mau terimakasih" tolak Zeanlad.
"Utututu Zeanlad nya Mimi sut diam ya sebentar ada video call dari Pipi nih" ujar Zaura sambil membuka handphonenya menyalakan video call.
"Hai Mimi! Lah bayi darimana itu Mi?" tanya Galaxsi menggoda.
"Zean bukan bayi Pi!" jawab Zeanlad mendengus sebal.
"Kak Zean adalah bayinya Mimi!" tunjuk Ghea semangat, sontak saja Zeanlad mengeratkan pelukan nya pada sang Mimi saat mendengar ejekan adiknya sendiri.
"Seharusnya Ghea yang bayi bukan kak Zean" isak Zeanlad ingin menangis.
"Kalian berdua ini jadi mau menangis kan Zean nya, Ghea Pipi sudah jangan menggoda Zeanlad nya Mimi lagi tidur saja ya Zean" peringat Zaura, ia mencium pipinya Zeanlad sehingga anak lelakinya tersebut semakin nyaman sampai tertidur.

 First love at schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang