6. kembali ke sekolah

64 11 0
                                    

Selepas dari liburan keluarga bermarga Mahendra-Alaska itu pun pulang ke mansion dengan membawa Arles bersama mereka.

"Habiskan makanan nya lalu setelah itu sekolah" perintah Alexondra.
"Yah Daddy tidak ada liburan lagi? Esha malas banget Dad plis ngertikan!" tanya Ayesha malas.
"Tidak ada Ayesha jangan seperti itu" jawab Assyifa menyahut, Ayesha cuman mengecurutkan bibirnya tapi ia sedikit tersenyum melihat bocah kesayangannya berusaha mengambil ayam goreng.
"Mom angan adi pemalac! Nda aik tau! Duh tenapa cucah cekayi cih?!" nasihat Arles mendumel.
"Iya sayangku cintaku kak Ari ambilkan tuh kasian Arles" balas Ayesha terkekeh kecil.
"Nih buat Daddy saja ya? Arles nanti kamu sakit gigi kulit ayam goreng kan keras" tanya Aridefferian jahil.
"Yembut tok! Hua Mom!! Yihat tu Dad ahil!" jawab Arles mengadu.
"Okey Little complainer semuanya buat kamu" serah Aridefferian.
"Itu dong aha yam nya nak Mom au oba?" tawar Arles.
"Tidak Mommy harus berangkat ke sekolah kamu saja yang makan dah dah Arles!" lambai Ayesha.
"Itut!" mohon Arles, bocah itu merentangkan kedua tangannya ke arah Aridefferian.
"Tidak bisa Arles kita di sekolah mau belajar bukan mengurus kamu sorry ya" tutur Asaleo.
"Eee Mom! Hua! Alyes anji nda lepotin kayian ajak Alyes plic! Itu tan kayian!!" tangis Arles, Ayesha Aridefferian dan Asaleo kompak menatap orang tua mereka.
"Sudah tidak apa apa Ar bisa ikut kalian bertiga kan?" tanya Assyifa.
"Bisa sih tapi takut ganggu aku mau mesraan sama Alika entar" jawab Asaleo cicit.
"Esha kasih tahu Aunty Kania sama Uncle Alviro dan kak Varo entar" ancam Ayesha.
"Bodoh amat Esha aku tidak takut!" acuh Asaleo.
"Terserah lah sayang nya Mom ayo Mommy gendong ya" ucap Ayesha.
"Biarkan Daddy saja Mommy mu ini terlalu kecil untuk menggendongmu Arles" ucap Aridefferian.
"Kak Ari mengejek Esha?!" tanya Ayesha mendelik.
"Hm tidak tapi kalau kamu tersindir memang iya kakak mengejek kamu" jawab Aridefferian santai.
"Kak Ari benar-benar! Bikin Esha sebal saja sudah lah yuk sayang kita pergi dulu!" sebal Ayesha.
"Kamu meninggalkan ku Esha?! Tungguin aku oi anak kucing!" panggil Asaleo, Assyifa tersindir.
"Yang sabar sayang kakak tau kok kamu tersindir" celetuk Alexondra.
"Diam Syifa ingin membereskan meja makan kak Alexondra menyapu!" suruh Assyifa.
"With pleasure darling!" hormat Alexondra patuh.

Di sekolah....

"Good morning Ghea Alika Dinda! Rachel dan Lydia!" sapa Ayesha.
"Too Esha" balas mereka semua kecuali Ayesha.
"Aaa siapa ini lucu sekali! Esha kamu punya adik baru?" tanya Lydia.
"Bukan Ly dia bukan adikku" jawab Ayesha menggeleng.
"Terus siapa? Pipi nya tembem kayak kamu banget Esha tapi kamu lebih ke chubby sih" ucap Dinda.
"Kalau aku bilang dia anakku sama kak Ari bagaimana?" lirih Ayesha bertanya.
"What?! Bisa begitu! Kalian berdua belum menikah lho masa sudah punya anak?" bingung Ghea.
"Nama dia siapa?" tanya Alika, Ayesha menyuruh Arles memperkenalkan diri.
"Silakan di jawab sayang nya Mom ayo" suruh Ayesha.
"Aik Mom! Hayo atu Alyes anggil Alyes aja nda ucah libet!" jawab Arles.
"Lucu banget sih masih cadel kayak Saver mana pintar ngomong lagi" gemas Rachel.
"Hati hati adik kamu itu cemburu entar karena kakak perempuan kesayangan dia muji muji bocah selain dia" peringat Ayesha.
"Sudah kamu tenang saja" enteng Rachel.
"Kakak Acel!!" teriak Saver, terlihat bocah umur lima tahun itu menggembungkan pipinya.
"Loh Saver kok kamu bisa ke sini?" tanya Rachel.
"Kak Samu yang belitahu Savel! Bahwa kak Acel mau punya adik balu! Savel di buang!" jawab Saver cemberut.
"Bukan begitu Saver! Kak Acel cuma... Kak Samu!" panggil Rachel.
"Apa Rachel?" tanya Samuel tanpa dosa.
"Kakak ini benar-benar ya! Aku ga bakal kasih jatah susu lagi awas saja kak Samu entar!" jawab Rachel mengancam.
"Nda usah ancam kak Samu! Ulusan kak Acel itu sama Savel! Bukan kak Samu ih!" dengus Saver.

Lalu Samuel menyuruh adiknya kembali ke sekolahnya.

"Thank you Saver sudah lah sana kembali ke sekolah mu entar di cariin" ucap Samuel.
"Sebelum pelgi Savel mau hadiah! Mana?!" tanya Saver.
"Sepulang dari sekolah" jawab Samuel.
"Okay bay bay tukang tidak naik kelas! Belajal lah dengan tekun ya! Semangat! Ental tidak naik lagi telus di hukum Papa dan Mama deh!" sorak Saver, Samuel menganga sedangkan para gadis kecil malah tertawa.
"Nama nya juga anak TK PAUD yang sabar" ucap Rachel menahan tawa.
"Tertawa lah jika kamu senang membuat kakak mu ini menderita" tajam Samuel.
"Tidak kok kak Samu aku hanya heran kenapa kakak tidak naik kelas? Berbarengan sama kak Asaleo dan kak Kalvaro lagi" heran Rachel.
"Itu mereka berdua kekurangan belajar sedangkan kakak hanya nulis jawaban salah terus jadinya tidak naik kelas" jelas Samuel ngawur.
"Ngawur kak Samu mah! Tak dapat pernah bisa percaya!" ucap Rachel.
"Tahu terserah kamu aku ngambek! Jangan coba coba membujuk ku" ucap Samuel berpura-pura ngambek.
"Ayak nak pelempuan caja ukang ambek" ucap Arles mencibir pedas.
"Ayesha siapa nih? Mulutnya seperti cabe pedas banget kayak kakak mu yang pertama" tanya Samuel.
"Dia adalah anak Esha dan kak Ari namanya Arles tentu saja sifatnya mirip kak Ari" jawab Ayesha, Samuel menatap bocah itu dengan intes apakah benar anak kakak kelasnya ternyata memang.
"Pantas menyebalkan" rutuk Samuel.
"Siapa yang kamu bilang menyebalkan?❄❄" tanya Aridefferian dingin.
"Tidak ada!" jawab Samuel mengelak.
"Dad! Ia iyang Alyes enbalkan!" pekik Arles mengadu sambil menunjuk nunjuk pada Samuel.
"Benarkah begitu? Tenang saja Daddy akan menghajar nya" ucap Aridefferian.
"Ayo Dad ajal campai ampuc ia! Inta maaf! Cama Alyes!" ucap Arles berseru.
"Tukang mengadu seperti Esha ya" bisik Lydia.
"Ehm ikatan Mommy dan anak laki-laki nya" setuju Ghea.
"Kalian tau ga kak Deon tidak masuk sekolah lho katanya gara-gara adiknya lahir perempuan!" gosip Alika.
"Lika kamu dengar darimana?" tanya Rachel.
"Dari Papih aku Chel soalnya Papih dan Mamih ke rumah sakit milik Uncle Daven" jawab Alika.
"Menggosip kalian nomor satu ya" kekeh Zeanlad, ia datang memangku adiknya.
"Selamat petang kak Zean" sapa Dinda ngelantur.
"Subuh pagi Dinda" balas Zeanlad.
"Pasangan paling tidak berakhlak" malas Ghea.
"Arles sebenarnya kamu darimana sih? Tidak mungkin kan Aridefferian dan Ayesha melakukan itu dan langsung ada kamu" bingung Calvin.
"Cebenalnya Alyes atang dali maca epan! Ayles ke cini uat entikan Dad cama Mom ata eman cekalas Alyes, Alyes tu nak halam" jelas Arles, membuat mereka semua terkejut.
"Siapa yang berani mengatakan itu pada mu?! Beritahu Daddy!" paksa Aridefferian menggeram pelan.
"Nda ucah Dad Alyes au micah kan kayian dik kak nda boyeh adi cuami ictli" tutur Arles.
"Jadi kalau Mommy tidak menikah dengan Daddy kamu bakal ga ada?! No! Mommy tidak rela! Kamu anak laki-laki kesayangan Mommy!!" Ringis Ayesha menangis histeris.

 First love at schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang