***DETAK***
Mark dan Haechan sama - sama berjalan menuruni anak tangga untuk sampai di lantai bawah. Kebetulan, kelas Haechan berada di lantai dua sekolahnya. Sedangkan Mark berada di lantai paling atas.
Namun karena Mark ingin mengantar Haechan, dia akhirnya turun saja sampai ke lantai dua.
Setelah beberapa langkah menuruni anak tangga dari rooftop, Haechan dan Mark akhirnya sampai di lantai dua sekolahnya.
Haechan menoleh ke arah Mark, saat pria itu sedang menatap ke arah halaman yang hanya di halangi oleh pembatas.
"Kakak liatin apa ?" Tanya Haechan
Mark langsung menoleh. Menatap ke arah Haechan yang juga sedang menatapnya ingin tahu. Pasalnya, Mark terus menerus menatap ke arah halaman di bawah sana.
"Gak papa." Balas Mark singkat namun hal itu malah membuat Haechan lebih penasaran
Soalnya, tidak ada apa - apa saat dirinya ikut menatap ke arah bawah. Sedangkan Mark yang ada di sebelahnya terus menerus menatap ke arah sana.
Mungkinkah Mark bisa melihat hantu ?
Hah! Haechan menggeleng sendirian. Dia tidak ingin menerka - nerka untuk selanjutnya.
"Aku masuk dulu, ya." Ujar Haechan setelahnya dengan nada yang terdengar malu - malu
Pasalnya, dia masih canggung untuk berbicara dengan sopan bersama dengan Mark.
Mark mengelus pucuk kepala Haechan. Gemas juga melihat tingkah malu - malu dari Haechan ini.
Dia mengangguk---mengiyakan agar anak itu masuk ke kelas karena pergantian jam sudah hampir selesai.
***
"Rena."
Panggilan yang sudah di hapalnya membuat Rena berhenti di kala kakinya sudah hampir menginjak pembatas sekolah di seberang sana.
Dipegangnya erat sebuah tangga kayu yang disenderkan di tembok itu. Matanya terpejam dengan erat dengan bibir mengetat.
"Ada apa ?" Ujarnya sembari berbalik ke belakang
Mark yang berada di sana menatap ke arah gadis yang hendak bolos sekolah itu.
"Turun." Ujarnya memerintah namun gadis itu tidak menggubris ucapan dari Mark
"Kakak ke kelas aja. Gak usah ikut campur urusan aku." Ujarnya pada Mark
Rena adalah adik kandung dari Mark. Mereka berdua bersaudara dan menjadi saudara tiri Renjun karena kedua orangtua mereka memilih untuk menikah.
"Kakak bilang turun. Kenapa kamu jadi seperti ini Rena." Ujar Mark lagi dengan nada yang benar - benar harusnya wanita di atas sana menurut saja karena nada otoriter itu begitu mengintimidasi
"Jangan bilang siapa - siapa kalo aku bolos. Kalo nggak aku nggak mau ketemu sama kakak lagi."
***
Rena sudah sampai di seberang sekolahnya. Dia sedang berjalan ke area parkir yang berada di seberang sekolah.
Setelah disana, dia mengeluarkan jaket hitam yang selalu berada di tasnya guna menyamarkan badge sekolahnya agar tidak ketahuan jika dirinya bolos dari sekolah.
Dia mengeluarkan motornya. Motor viksion yang selalu di bawanya dan di simpan disini---bukan di parkiran sekolah.
Sudah dua tahun ini Rena memakai motor ke sekolah. Beberapa waktu lalu gadis itu meminta untuk di ajarkan naik motor gede kepada seorang pelatih profesional.
Kehidupan Rena mungkin akan menarik untuk beberapa orang. Dia adalah gadis 16 tahun. Memiliki seorang kakak yang berbeda dua tahun umurnya dan seorang saudara tiri yang memiliki umur yang sama.
Pada saat berada di sekolah menengah bawah, Rena sudah ditunangkan dengan seorang laki - laki. Namun hal itu berakhir dengan kegagalan karena keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan pertunangan itu.
Sungguh ironi. Namun Rena benar - benar sudah ditunangkan melangkahi sang kakak.
Alih - alih tidak mengetahui hal yang membuat adiknya memutuskan pertunangan, Mark malah sangat memahami kenapa pertunangan itu bisa gagal. Namun dia masih belum tahu apakah keluarga dari pihak laki - laki mengetahui alasannya atau tidak.
Karena alasan itu tidak lain karena laki - laki yang ditunangkan dengan adiknya itu adalah seorang penyuka sesama jenis. Dia adalah seorang gay yang ternyata menyukai adik tiri Mark, Huang Renjun.
Mark terkejut bukan main awalnya, namun lambat lain dia mencoba untuk memahami perasaan dari laki - laki itu dan mencoba berdamai dengan keadaan.
Namun, semakin dia ingin berdamai, semakin kuat pula ujian yang menerpa dirinya karena laki - laki yang dijodohkan dengan adiknya, yang ternyata gay dan menyukai adik tirinya adalah teman satu angkatannya sendiri, Lee Jeno.
***
Haechan berjalan untuk sampai di kelasnya, setelah sampai di samping pintu yang terbuka, telinga Haechan mendengar sayup - sayup suara seseorang sedang menerangkan di depan kelas.
Itu adalah gurunya, Pak Jono yang sudah mengajar karena jam pelajaran kosong milik Bu Meli sudah berakhir beberapa menit lalu.
Tok tok tok ...
Terdengar suara pintu di ketuk dengan ucapan sopan setelahnya dari bibir Haechan.
"Permisi, pak." Ujar Haechan kepada bapak di depan kelas yang kini sedang menatapnya dari atas sampai bawah
"Lee Haechan ?" Tutur Pak Jono meneliti
Haechan mengangguk samar dengan memasang wajah masam. Semoga dia tidak diberi hukuman karena datang terlambat untuk masuk kelas.
"Dari mana saja kamu, Haechan ?" Tanya Pak Jono
"Saya dari toilet, pak." Haechan menjawab
Namun pak Jono masih saja menatapnya dengan tatapan meneliti. Dahinya berkerut dengan wajah tidak percaya---membuat Haechan menjadi pemandangan di ambang pintu oleh sahabat dan teman kelasnya.
"Ya sudah. Kembali ke kursi kamu." Ujar Pak Jono
Haechan menghela napas lega. Dia membungkuk dengan sopan lalu melangkah untuk duduk kembali di samping Seungmin yang menggerutu karena tadi Haechan pergi begitu saja.
***DETAK***
DETAK update 🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK | MARKHYUCK (COMPLETE)
FanfictionBagi Haechan, Mark adalah detaknya Dan bagi Mark, Haechan adalah segalanya ⚠️BXB ⚠️Angst ⚠️Bahasa semi baku ⚠️AU ⚠️17+ Copyright© LotuSkyxx, 2023