BAB XIII

249 12 1
                                    

***DETAK***

Mobil sedang milik keluarga Renjun melaju dengan kecepatan sedang di ramainya pagi ini. Mencoba menyalip kendaraan - kendaraan yang akan membuat mereka sampai dengan terlambat ke sekolah.

Sedangkan di dalam sana Renjun menatap jalanan dengan cemas. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan dia masih berada di jalan. Sudah bisa ditebak kalau Renjun akan terlambat masuk sekolah.

Renjun berdiri di pinggir pagar. Beberapa anak juga melakukan hal yang sama seperti dirinya. Namun betapa terkejutnya dia kala melihat ada Jeno yang juga sedang menunggu hukuman karena sudah terlambat masuk sekolah.

"ID cardnya, Kak." Ujar seorang siswi kepada Renjun

Anak osis yang merupakan anak kelas 10 itu mencatat nama Renjun di buku pelanggaran setelah meminta ID card milik Renjun

Renjun sudah ketar ketir saja disana. Pasalnya, ini adalah pertama kalinya dia terlambat dan ini benar - benar membuat dia gugup bukan main.

Argh ... Kenapa pula dia bisa terlambat sih.

Setelah meminta ID card milik mereka. Anak - anak yang lain langsung memberi kode satu sama lainnya. Begitu melihatnya, Renjun memicing.

***

"Mark."

"Mark."

Dejun yang berada di sampingnya menyikut Mark yang diam melamun seorang diri

"Mark Lee." Panggil seorang guru lagi yang berada di depan

Pasalnya, ini sudah masuk ke jam pelajaran pertama dan muridnya itu malah melamun tidak jelas.

"Mampus lo." Dejun mengatai saat Mark sudah sadar

"Maaf Bu." Jawab Mark meminta maaf karena dia melamun di jam pelajaran Bu Erna

"Kamu sedang melamun apa, Mark ?" Tanya Bu Erna pada Mark namun yang menjawab adalah Dejun

"Biasa lah Bu. Anak muda. Palingan dia nggak ketemuan sama pacarnya. Jadi galau." Ujar Dejun asal yang membuat Mark menatapnya sengit dan mendapat gelengan dari Bu Erna

"Jangan melamun lagi, Mark. Saya tidak mau ada yang tidak fokus di pelajaran saya." Ujar Bu Erna dan di beri anggukan oleh Mark

"Asu lo." Ujar Mark kepada Dejun namun Dejun sih cuek aja

Hening beberapa saat sebelum Mark kembali mengeluarkan suaranya.

"Jun."

"Hah." Dejun menyahut sambil menatap ke depan---mendengarkan penjelasan dari Bu Erna

"Lo liat Haechan tadi pagi gak ?" Tanya Mark dengan pelan---sama saja seperti Dejun yang pura - pura sedang mendengarkan penjelasan Bu Erna di depan

"Haechan ?" Gumam Dejun

"Gue gak liat dia tadi pagi." Lanjutnya lagi karena memang Dejun tidak melihat Haechan berangkat sekolah

"Lo kenapa sih, Mark ? Kok kayak khawatir gitu sama Haechan." Dejun berkata lagi namun Mark menyudahi acara mengobrol mereka berdua dengan benar - benar mendengarkan penjelasan di depan

Haechan kemana ya ?

Send

Dejun mengetik sesuatu di ponselnya diam - diam selang beberapa menit saat Bu Erna sudah tidak lagi berdiri menghadap ke arah mereka.

"Haechan sakit, kak. Dia nggak masuk sekolah hari ini."

Begitu isi pesan yang tak lama di balas oleh seseorang di seberang sana.

Itu adalah Dejun yang mengirimi Han pesan untuk menanyakan Haechan.

Btw, Han Jisung ketua kelas 11 IPA3 itu adalah sepupu dari Dejun, anak kelas 12 IPA2

"Lo punya hubungan batin sama Haechan ya Mark ?" Tanya Dejun asal yang membuat Mark harus menaikkan satu alisnya bingung

"Lo lagi nggak ngepil, kan Jun ?" Kini Mark balik menanya dengan terang - terangan yang mendapat tabokan maut dari Dejun

"Asu. Sejak kapan gue ngepil." Sahut Dejun

"Ya itu, Lo kaya orang mabok." Balas Mark masih santai

"Gue nanya bener Mark. Soalnya Haechan hari ini nggak masuk. Dia sakit sih, katanya." Balas Dejun

Mark sedikit terkejut. Namun dia memasang wajah tetap santai aja, "Lo tau dari siapa ?" Tanya Mark

"Gue tadi nge line Han."

Kini Mark manggut - manggut mengerti. Dia lupa kalau Han adalah sepupu dari Dejun.

***

Di lain sisi, Renjun baru saja menyelesaikan acara berkebunnya di halaman depan, tepatnya di tempat parkir motor para siswa - siswi sekolah ini.

Keringat mengucur sampai ke pelipisnya dan itu tidak luput dari penglihatan orang lain yang juga berada di tempat yang sama.

Pagi tadi, mereka berdua terkena hukuman untuk menyiram tanaman di parkiran setelah terlambat masuk ke sekolah.

Renjun mengelap pelipisnya. Dan itu membuat Jeno, yang juga sedang memegang selang air mengulum senyum kecil.

Renjun itu cantik. Benar - benar cantik. Kalau ada yang bilang dia adalah perempuan, mungkin beberapa orang akan mengira iya karena saking cantiknya.

Jeno mendekat, namun tidak berani untuk memulai karena hubungannya dengan Renjun tidak berjalan dengan baik. Kesalahan Jeno yang lalu nampaknya belum membuat Renjun segera memaafkannya.

"Renjun." Panggil Jeno pada pria manis itu

Renjun menoleh. Dia menatap ke arah Jeno dengan dahi mengerut.

Wajahnya panas. Badannya sudah basah oleh keringat. Jadi Renjun tidak mau berlama - lama disini. Dia harus segera menyelesaikan dan masuk ke kelas untuk mengikuti jam pelajaran kedua.

Tanpa di duga, di sepinya parkiran sekolah ini, Jeno menaikkan satu tangannya ke wajah Renjun untuk mengambil sebuah bunga yang jatuh tepat ke atas kepala anak itu.

Sontak saja hal itu membuat Renjun terkejut. Jika ada yang melihat, dia dan Jeno bisa disidang di sekolah dan berakhir untuk mengakui semuanya. Kenapa Jeno bisa seberani ini ?

***DETAK***

DETAK update 🌷

DETAK | MARKHYUCK (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang