***DETAK***
Mentari pagi mulai menampakkan dirinya. Menemani para siswa siswi SMA DEMI NUSA untuk berangkat pergi ke sekolah. Sinar terangnya membuat suasana pagi menjadi lebih hangat.
Begitu pula dengan Mark yang baru saja sampai di gerbang depan sekolahnya dengan motor ninja berwarna hitam.
Motornya melesat untuk berhenti di parkiran depan. Dia mematikan mesin lalu membuka helm berwarna senada itu dengan gerakan ganteng.
"Pagi Mark." Sapa Dejun di sebelah motor Mark
Namun hal itu malah di balas dengusan oleh Mark.
Dejun merengut. Sapaannya tidak di balas oleh pria tersebut.
"Jangan dingin - dingin Mark. Lo bukan kutub utara ya." Sergah Dejun tidak suka
"Lo jangan hangat - hangat. Lo bukan kutub selatan." Mark balas melucu yang malah membuat Dejun mengangkat satu alisnya tak yakin
"Kutub Utara sama selatan lebih dingin kutub selatan kali." Ujarnya membenarkan namun Mark benar - benar malas meladeni Dejun yang lawakannya nggak bermutu ini
Tapi benar. Mark yang salah karena kutub Utara dan Selatan lebih dingin kutub selatan.
"Jadi Lo sama gue itu gantengan gue." Celetuk Mark lagi semakin ngawur
"Lo lagi ngelawak ?" Tanya Dejun datar
Mark menaikkan pundaknya acuh lalu melenggang pergi dari parkiran dan meninggalkan Dejun
Dejun mengikuti langkah Mark untuk masuk ke sekolah. Sebenarnya, dia tadi baru saja datang dan bertemu dengan Mark di parkiran.
"Mark tunggu." Teriak Dejun di parkiran yang mengundang beberapa pasang mata menatap keduanya dengan aneh.
Dejun itu suka bercanda. Dan Mark itu tidak suka Dejun.
Benar - benar aneh.
"Kebiasaan Lo ninggalin orang yang lagi ngomong itu bisa gak sih Mark diilangin." Ujar Dejun lagi seraya berjalan mengikuti Mark
Mark masih tetap berjalan saja tanpa menghiraukan ucapan dari Dejun.
Selang beberapa saat, Dejun mendengus melihat tidak adanya jawaban ataupun balasan dari perkataannya, "muka Lo tuh harusnya maskeran. Biar gak kaku - kaki amat kayak gitu." Dejun berkata lagi hingga membuat Mark harus menatap tajam ke arah sahabatnya itu
"Lo lagi ngomong ?" Ujar Mark sarkas namun kini Dejun acuh saja
Orang perkataannya benar. Wajah Mark itu terlalu kaku. Apalagi Mark jarang bicara. Benar - benar, kenapa sih Mark bisa se kaku ini ?
"Nanti sore jadi latihan ?" Dejun mengalihkan pembicaraan mereka
Mereka sedang naik ke lantai tiga dan Dejun masih saja ngoceh sepanjang jalan.
Kali ini Mark menatap sahabatnya jengah, "Lo kira ? Mau ada turnamen dan gak latihan. Emang ada ?" Ujar Mark lagi
Dejun mendengus sedih. Kesal karena tidak bisa jalan dengan gebetannya, "yah ... Gak bisa jalan sama Joy dong." Ujarnya lesu dan mendapat dengusan dari Mark
"Apel aja sana. Gue gak bakal peduli." Ujar Mark memberi saran kepada Dejun
Soalnya, sore nanti keduanya yang mengikuti eskul basket harus mengikuti latihan untuk turnamen.
***
Kursi di sebelah Seungmin masih kosong. Membuat Seungmin merengut sedih karena Haechan sepertinya belum bisa masuk sekolah. Anaknya belum datang. Dan itu membuat Seungmin sedih karena dia kini sudah terbiasa duduk berdua.
Sedangkan di lain sisi, Jaemin yang juga sedang menunggu kedatangan Haechan menatap ke arah pintu dengan heran. Di pikirannya saat ini berkecamuk pertanyaan apakah Haechan akan izin lagi atau akan masuk sekolah, karena kemarin anak itu bilang jika hari ini dia bisa masuk ke sekolah, namun sampai saat ini belum juga muncul.
***
Bel istirahat di sekolah berbunyi, semua murid keluar dari ruang kelas dan pergi ke kantin guna mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Setengah hari berada di ruang kelas membuat perut mereka yang sedari pagi sudah di isi kembali berbunyi. Mengeluarkan bunyi gemeretuk nyaring yang terdengar di kala sunyinya suasana.
Namun tidak bagi Haechan. Cowok manis yang kemarin harus di rawat di rumah sakit itu kini sedang melangkah ke arah rooftop. Membawa bekal yang tadi pagi dia siapkan untuk makan di atas sini. Berharap bisa bertemu dengan Mark.
Di bawanya bekal itu di tangan kanan. Langkahnya terlihat lebih lemah dibanding waktu - waktu sebelumnya. Haechan tersenyum sendiri membayangkan dia bertemu dengan Mark. Karena sungguh, Haechan ingin melihat kakak kelasnya itu.
"Aku kangen kak." Gumamnya setelah berada di atas namun masih belum menemukan Mark
Haechan berjalan ke arah meja. Meletakkan sarapannya itu lalu menatap sekelilingnya namun hasilnya tetap sama. Haechan memilih untuk duduk di kursi dan mulai membuka bekal yang isinya adalah nasi putih dengan telur dan beberapa sayuran masakan mamahnya.
Haechan menyantap makanannya seorang diri. Sesekali dia minum dari botol yang di bawanya juga. Makan sendiri di atas rooftop sudah di lakukan Haechan beberapa kali dan ini membuat suasana yang di sukai oleh Haechan. Suasana sunyi dan hanya ada semilir angin yang menyejukkan.
Tak lama saat Haechan memakan bekalnya, terdengar pintu di buka. Haechan menoleh. Mendapati Mark yang sedang memegang gagang pintu di sana.
Mark menatap. Ke arah Haechan yang terdiam dengan bekalnya yang berada di atas meja.
Langkahnya pelan untuk sampai ke arah anak itu sambil terus menatap ke arah manik mata Haechan.
Setelah sampai di depan Haechan. Mark memberanikan diri untuk mengelus pipi berisi Haechan. Di usapnya halus pipi gembul tersebut.
"Udah sembuh ?" Tanyanya
Haechan mengangguk sebagai jawaban. Ikut menatap ke arah Mark yang sedang memegang pipinya.
Jantungnya berdetak lebih cepat. Dan pipinya seakan memanas mendapat perlakukan manis dari Mark.
"Jangan sakit lagi." Ujar Mark lagi
Haechan terdiam sebentar. Namun dia memilih untuk mengangguk sebagai jawaban.
***DETAK***
Detak update 🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK | MARKHYUCK (COMPLETE)
FanfictionBagi Haechan, Mark adalah detaknya Dan bagi Mark, Haechan adalah segalanya ⚠️BXB ⚠️Angst ⚠️Bahasa semi baku ⚠️AU ⚠️17+ Copyright© LotuSkyxx, 2023