***DETAK***
Ruangan bercat putih itu terlihat sunyi. Hanya ada dua orang di dalam ruangan tersebut yang tak lain adalah Haechan dan Yoona---mamahnya.
Selang infus terpasang di tangan kanan Haechan. Membuat Yoona khawatir karena semalam anaknya ini tiba - tiba jatuh pingsan dan hidungnya mimisan. Yoona menghela napas---bersyukur karena Haechan langsung di bawa ke rumah sakit.
Sedangkan kini Eunhyuk, orang yang membawa Haechan ke rumah sakit sedang berada di luar ruangan bersama dengan dokter yang menangani Haechan tadi.
"Begini pak Eunhyuk, kanker di tubuh Haechan sudah menyerang otaknya hingga ke sel syaraf lainnya. Kankernya sudah memasuki stadium tiga dan mungkin gejala yang timbul akan lebih parah."
"Lalu kemoterapi yang dijalani Haechan. Bagaimana perkembangannya dok ?"
"Kemoterapi itu adalah prosedur yang dilakukan untuk mematikan sel kankernya. Mungkin juga ada gejala yang merupakan efek dari kemoterapi karena prosedur kemoterapi memang memiliki efek samping."
"Maka dari itu, saya sarankan kepada bapak agar tetap menjaga Haechan juga tidak lepas untuk kemoterapi untuk mengurangi sel kanker di tubuhnya. Sekarang, hanya itu yang bisa kita lakukan agar sel kanker di tubuh Haechan tidak semakin menyebar."
"Baiklah dok, saya mengerti." Ujar Eunhyuk setelah dokter Andra mengatakan semua yang bisa dilakukan kepada Haechan
Ceklek!
Eunhyuk menekan knop pintu ke bawah. Membuat Yoona yang sedang menunggui Haechan yang masih pingsan menatap ke arah tersebut.
"Bagaimana ?" Tanya Yoona kepada suaminya itu
Namun Eunhyuk hanya diam seraya menatap ke arah isterinya dengan tegar. Seolah mengatakan jika semuanya akan baik - baik saja.
"Kita hanya menunggu agar Haechan cepat sadar." Balas Eunhyuk
"Lalu kapan Haechan akan sadar ? Ini sudah lewat dari semalam." Balas Yoona lagi
***
Mark berdiri di atas rooftop dengan mata yang menatap lurus ke depan. Semilir angin yang berhembus membawa rambutnya yang sedikit menutupi dahi itu terbang.
Diam.
Itulah yang dilakukannya saat ini. Tidak ada kata - kata, juga tidak ada pergerakan lain selain dari angin yang lewat.
Mark menatap lurus ke depan.
Mendengar kabar bahwa Haechan hari ini tidak masuk dikarenakan sakit membuatnya teringat saat bertemu dengan Haechan di UKS dulu.
Walau ada kejadian yang membuat mereka canggung, namun Mark mengingat lagi betapa pucatnya Haechan saat itu.
Sebenarnya, Haechan sakit apa sampai hari ini tidak masuk sekolah ?
Mark bertanya
Namun tidak mengatakannya.
Yang sekarang Mark pikirkan adalah Haechan kembali ke sekolah dengan sehat. Semoga dia cepat pulih dan mereka bisa bertemu lagi.
Karena sungguh, Mark merasa kehilangan Haechan hari ini.
Pria yang sudah membuatnya harus menahan jengkel karena mengatainya gila saat pertemuan awal mereka.
***
"Pah, Haechan pengen pulang."
Entah untuk keberapa kalinya Haechan meminta pulang sore hari ini. Lelaki manis itu selalu merajuk kepada papahnya yang sedang menunggu kabar dari dokter agar Haechan bisa segera pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETAK | MARKHYUCK (COMPLETE)
FanfictionBagi Haechan, Mark adalah detaknya Dan bagi Mark, Haechan adalah segalanya ⚠️BXB ⚠️Angst ⚠️Bahasa semi baku ⚠️AU ⚠️17+ Copyright© LotuSkyxx, 2023