BAB XII

157 12 0
                                    

***DETAK***

Rena memainkan ponselnya di koridor kelas menuju ke arah kantin. Iya hendak makan untuk mengisi perut karena sedari pagi dia sudah kerja bakti seorang diri.

Saat pagi dia harus segera menyalin tugas Bu Beta untuk dikumpulkan setelah jam istirahat. Dan konyolnya lagi, dia terlambat masuk sekolah dan mendapat hukuman dari para murid OSIS yang berjaga di depan gerbang.

Namun selang beberapa saat, Rena harus menahan napas saat dirinya tidak sengaja menangkap seseorang yang tidak salah lihat oleh dirinya sedang menatap ke arahnya dengan tersenyum kecil.

Benar! Senyum tampan yang selalu di puja oleh siswi - siswi disana.

Lee Jeno.

Lelaki itu tersenyum menatap ke arah dirinya.

Lorong ini setengah sepi karena para murid sedang berada di kantin guna mengisi perut.

"Kak Jeno."

Namun hal itu malah membuat Rena yang tadinya berharap menjadi patah hati karena sekarang dirinya mendengar suara lain memanggil nama Jeno.

Sedangkan Jeno masih melempar senyum ke arahnya---atau---Rena menoleh untuk menatap ke arah belakang tubuhnya. Dan dia terkejut beberapa saat melihat Haechan---anak baru di sekolahnya sedang berada di belakang dan melempar senyum seperti yang Jeno lakukan.

"Aku baru aja mau ke perpus. Eh, Kak Jeno udah ada disini aja." Ujarnya pada Jeno setelah mereka sampai dan berpapasan

Jeno tersenyum menghampiri Haechan yang tadi bilang ingin di ajarkan tentang materi yang dulu diingatnya terlalu sulit.

Jika tidak mengganggu waktu istirahat. Haechan ingin di ajarkan saat istirahat. Sebentar saja. Dan Jeno menyanggupi permintaan Haechan.

Pertemuan mereka pertama kali dan kejadian di perpustakaan yang Jeno mengajarkan matematika kepada Haechan sudah membuat mereka bak kakak beradik saja. Jeno pendiam namun dia sangat perhatian. Sedangkan Haechan yang mudah canggung dan pemalu membuat Jeno dan Haechan sudah akrab saja seperti sekarang ini.

Rena ingin menangis. Namun air matanya sudah tidak keluar. Hanya ada rasa sesak di dalam rongga dadanya dan bayangan menyakitkan kala dirinya melihat Jeno berciuman dengan Renjun sewaktu dulu.

Bayangan itu benar - benar menyakiti relung hati Rena karena dia mengetahui kenapa Jeno sangat dingin padanya padahal dia adalah tunangannya.

Tidak ada alasan lain selain mengetahui Jeno adalah seorang gay dan pria itu lebih memilih untuk mencintai seorang lelaki, Huang Renjun.

***

Berhubung Haechan masuk ke sekolah itu di saat pertengahan semester ganjil, maka dari itu, di pelajaran matematika, Bu Beta memberi Haechan tugas 30 soal essay untuk di kerjakan dan mengisi nilai Haechan yang masih kosong. Tugas itu harus selesai hari ini namun Haechan belum mengerjakannya semua. Maka dari itu, Haechan meminta waktu Jeno untuk mengajarkannya dan mengerjakan tugas ini bersama.

Jika saja Jaemin tidak meminta izin untuk menjenguk neneknya di kampung, Haechan pun akan menuntaskan mengerjakan tugas ini bersama dengan Jaemin. Karena jika dengan kedua temannya, Seungmin dan Renjun, Haechan tidak yakin jika mereka bisa mengajari dirinya tentang soal - soal ini karena Seungmin yang handal dalam pelajaran seni budaya dan Renjun yang sangat mencintai biologi---mungkin cita - cita Renjun adalah seorang dokter karena cowok itu benar - benar pintar dalam ilmu biologi. Nilainya selalu bagus di pelajaran tersebut.

Sedangkan jika Haechan meminta bantuan kepada Mark, Haechan tidak yakin jika dirinya bisa tahan untuk tidak mengagumi paras rupawan dari Mark.

Begitu ceritanya Haechan yang kini bisa berakhir di ruang perpus di saat jam istirahat bersama dengan Jeno.

***

Rena menekuk kedua kakinya yang berada di atas kursi. Dia mendesah perlahan dengan air mata yang hendak terjatuh mengingat kembali masa - masa saat pertunangan dirinya dengan Jeno.

Rena tidak mau munafik. Tapi keputusan keluarganya yang keukeuh ingin mengikat keduanya membuat Rena jadi terbawa perasaan kepada Jeno.

Bukan, bukan keluarganya yang tidak asal menjodohkan Rena dengan Jeno. Ini semata - mata karena ibu mereka, sudah mengetahui kalau Mark adalah penyuka sesama jenis. Jadi, dengan kata lain, menjodohkan Mark sama saja menghancurkan kehidupan Mark.

Maka dari itu, ibunya keukeuh menjodohkan Rena untuk bertemu dengan Jeno. Namun sepertinya, Jeno belum terbuka kepada keluarganya tentang orientasi seksualnya hingga pertunangan itu menjadi Boomerang bagi dirinya sendiri dan Rena.

"Kamu dimana ?"

Sebuah pesan masuk ke ponsel Rena

Gadis cantik itu menatap lalu menjawab dengan asal. Itu adalah pesan dari Mark.

"Di rooftop. Kenapa ?"

Jawab Rena namun siapa sangka, Mark sudah berada di belakang.

Ternyata Mark melihat semua kejadian barusan dan mengikuti adiknya yang naik ke atas rooftop.

Mark menyodorkan beberapa makanan ke hadapan Rena juga air minum dalam gelas. Membuat Rena yang sedang bersedih jadi menuangkan kesedihannya seketika itu pula.

Bagaimanapun, Mark sudah tahu ceritanya dan Rena sudah tidak lagi bersama dengan Jeno. Itu adalah hal yang bagus untuk perasaan Rena.

"Kakak." Rena merajuk dengan airmata yang jatuh begitu saja

Anak itu memeluk pinggang Mark dengan erat dan hanya di balas elusan di pucuk kepala Rena agar anak itu berhenti menangis.

Tidak ada gunanya. Dan Mark merasa sudah gagal menjadi seorang kakak, menjadi seorang lelaki dan menjadi seorang teman.

Karena itu sekarang Mark sangat membenci Jeno.

***DETAK***

DETAK update 🌷

See you next chapter ...

DETAK | MARKHYUCK (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang