Bab-8

8.1K 646 30
                                    

Happy Reading

*
*

Nindy kira tempat yang akan ia datangi, identik dengan namanya basecamp adalah rumah atau gedung yang sudah terbengkalai tak terpakai serta kumuh. Tapi ternyata salah. Nindy menatap takjub bangunan besar seperti gedung yang bagus dan terawat, walaupun tempatnya jauh dari jangkauan perumahan warga.

Tapi Nindy melihat jika luarnya saja sudah bersih dan bagus terus apa gunanya mereka mencari pekerja untuk membersihkan tempat yang sudah bersih ini. Apa orang yang bersih-bersih sebelumnya sudah tidak berkerja lagi? Ah iya benar mungkin. Ia hanya perlu berfikir positif.

Jikalau mereka berniat jahat juga pasti Nindy tak akan tinggal diam. Ia juga jago bela diri walaupun tak seberapa sih. Karena di kehidupannya dulu dia mengikuti kursus latihan karate seminggu dua kali.

"Buruan masuk cepet!" ujar Mohan yang memperhatikan Nindy masih manatap lekat bangunan basecamp nya.

"Iya iya" sinis Nindy kesal karena terkejut akan suara tiba tiba Mohan.

Mereka berdua pun langsung masuk kedalam bangunan itu. Suara gaduh mulai terdengar

"Lo enggak usah takut. Semua teman-temen gue baik, tidak seperti apa yang lo pikirkan." ujar Mohan karna melihat Nindy seperti was-was.

Tepat Mohan setelah berbicara seperti itupun, suara-suara tersebut semakin jelas dan langsung berteriak heboh tentang kedatangan mereka berdua.

"Wah bang Mohan nyulik anaknya orang dimana?"

"Gemoyy banget gilaaaa dedekk emessss!"

"Ini adik lo Bang?" tanya seorang pemuda yang langsung menghampiri Mohan.

"Bukan. Ifdhal disini?"

"Iya, bang Ifdhal sekarang mungkin ada di ruangan biasa," jawab pemuda itu. Sedangkan Mohan hanya menganggukan kepalanya, kemudian manarik pelan tangan Nindy menuju ketempat Sagara.

Sedangkan Nindy yang mendengar nama Ifdhal di sebut pun mengernyit heran, apakah Ifdhal yang di maksud itu adalah tokoh antagonis novel ini. Tapi di novel tidak dijelaskan jika Ifdhal mempunyai perkumpulan geng motor seperti ini.

_______

Memang benar ternyata Ifdhal yang dimaksud adalah antagonis cowok. Dan kini Nindy sedang menatap jengkel kedua laki-laki yang kini sedang memperhatikan dirinya

"Gimana lo terima kagak?" tanya Mohan terhadap Nindy.

"Kagak lah," sewotnya.

"Lah kenapa" Mohan heran karena pasalnya gadis itu tadi bercerita sangat membutuhkan pekerjaan tapi kenapa sekarang malah menolak, sedangkan ifdhal hanya mengangkat alisnya sebelah seolah bertanya mengapa gadis berpipi bakpau ini menolak tawarannya.

"KALIAN GILA, JELAS-JELAS GUE NGGAK MAU LAH! MASA GUE HARUS BERSIHIN KANDANGNYA BINATANG BUAS ITU, YANG ADA BARU KERJA 1 HARI SAJA, GUE UDAH TINGGAL NAMA" teriak Nindy jengkel pada mereka berdua, ia kira yang dimaksud bersih-bersih di bescampe mereka itu seperti pada umumnya, mengepel, menyapu dan lainnya. Tapi ternyata yang dimaksud itu adalah bersihin kadang singa peliharaan Ifdhal yang besarnya saja lima kali lipat dari Nindy.

Sedangkan Ifdhal yang mendengar teriakan Nindy pun seketika menatap tajam gadis itu, berani sekali dia berteriak dan apa tadi? Dia bilang tinggal nama. Lebay sekali menurut Ifdhal, padahal si bobo itu sangat lucu (bobo: nama singanya)

'semua perempuan memang lebay' batin ifdhal.

____________

Pagi ini Nindy berjalan lesu di koridor sekolah, ia benar-benar lelah dan pusing karena harus mencari pekerjaan kemana lagi. Kemarin ia diusir oleh Ifdhal karena katanya suara dia bikin telinganya budek, Nindy pun tak masalah karena ia juga beruntung bisa keluar dari basecamp Ifdhal, karena ia sadar jika kemari meneriaki ifdhal itu sudah termasuk hal yang kurang waras. Bagaimana bisa ia lupa kalau yang di hadapi itu sosok antagonis yang kejam.

Protagonist GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang