•••
Kini Audrey terbaring di ranjang king size di mansion milik Rakhsan, tangannya yang di rantai tidak memungkinkan dia banyak bergerak ataupun kabur."Akhh...." Dia merintih kecil.
Dia berusaha menarik tangannya tapi perbuatan itu sia-sia justru tangannya menjadi lebam karena dia terus menariknya.
Ceklek!
Dari arah pintu dia dapat mendengar suara pintu yang di buka, dan masuklah satu pria dengan dua maid di belakangnya, mereka berjalan menuju ranjang Audrey.
"M-mau apa kalian?" Tanya Audrey nadanya terdengar ketakutan dan suaranya sedikit terbata-bata.
"Tenang nona, kami datang kesini untuk melepaskan rantai mu" ucap pria itu sambil mengeluarkan kunci dari sakunya.
Pria itu membuka rantai di tangan Audrey dan dalam sekejap rantai di tangannya terlepas.
Audrey memegang tangannya yang terasa sakit karena dia terus menariknya sedari tadi, pria di depannya memperhatikan lebam di tangan Audrey dan menyuruh dua maid di belakangnya untuk mengobatinya.
Audrey menurut dan membiarkan dua maid itu mengobati tangannya.
"Perkenalkan nona nama saya Vion, saya adalah tangan kanan tuan Rakhsan, sekaligus anak buah yang paling dia percayai" pria bernama Vion itu sedikit membungkuk memberi hormat pada Audrey membuat gadis itu bingung.
"Rakhsan? Maksud mu--"
"Iya, tuan Rakhsan yang membawa anda kemari" jawab Vion.
"Jadi dia yang menculik ku kesini" Audrey terlihat geram.
Vion yang melihat itu terkekeh kecil, "sebaiknya kamu menjaga sikap saat di hadapan tuan Rakhsan, dia benci orang yang tidak menurut, jadi turuti semua keinginannya kalau kau ingin tetap ingin hidup, aku tidak bercanda, tuan memiliki sifat yang sangat kasar" -Vion
"Tuan, bahkan aku tidak tahu kenapa dia membawa ku kemari" Audrey menghela nafas, ini begitu membingungkannya.
"Itu kenapa aku datang kemari, aku akan memberi tahu mu kenapa tuan membawa mu kemari" Vion tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah berkas dari tas hitam yang dia bawa sedari tadi.
Audrey menatap berkas di depannya dengan tatapan bingung.
"Silahkan di baca" ucap Vion sambil membuka berkas di hadapan Audrey sehingga gadis itu bisa membacanya.
Audrey tampak bingung awalnya, dia mulai membaca berkas itu dengan teliti. Matanya mulai melebar saat dia menemukan sebuah fakta yang membuatnya tidak bisa percaya.
"A-apa, apa-apaan ini? Kenapa orang tua ku bisa mempunyai hutang?" Tanya Audrey bingung, dia menatap Vion dengan berkas di tangannya.
Vion mengangkat alisnya, seolah-olah dia tidak terkejut dan sudah mengetahui ini, "Baca semuanya nona" katanya.
Audrey melanjutkan membaca berkasnya dan lebih terkejut lagi saat membaca kelanjutannya.
"Kami, Kevin dan Maya, berjanji untuk memberikan putri kami yaitu Audrey Loveria Aryna, jika kami tidak dapat melunasi hutang kami, atau bila terjadi sesuatu kepada kami, kami akan memberikan putri kami kepada Tuan Rakhsan Sagara, sebagai jaminan." Audrey mengulangi kalimat yang dia baca di dalam berkas, "apa maksudnya ini!?" Lanjutnya.
"Kamu membacanya sendiri, apa kamu masih tidak mengerti? Orang tua mu memberikan kamu sebagai jaminan kepada tuan Rakhsan, dan karena orang tua mu sudah meninggal dengan hutang yang belum dia bayar, maka saat ini kamu adalah milik tuan Rakhsan." Jelas Vion panjang lebar.
"Ini tidak masuk akal, hutang? Jaminan? Milik Rakhsan? Apa-apaan" Audrey terlihat tidak mempercayai ini, "di samping itu semua, orang tua ku tidak pernah memberi tahu aku kalau mereka mempunyai hutang, apalagi kepada pengusaha besar seperti Rakhsan" lanjutnya.
"Lihat tanda tangan di bawahnya" Vion menunjuk tanda tangan yang tertulis di kertas itu.
Dan benar saja Audrey melihat tanda tangan yang tak asing di matanya, di kertas itu benar-benar tertulis tanda tangan kedua orang tuanya, Audrey terdiam mencoba untuk tidak mempercayai ini.
"Katakan padaku kalau kalian memalsukan tanda tangan kedua orang tua ku"
"Pftt? Untuk apa kami melakukan itu? Jelas-jelas itu tanda tangan asli orang tuamu sebelum mereka meninggal" Vion terkekeh.
"...."
"Nah karena kamu sudah membaca ini, semua ini sudah jelas bukan? Keberadaan kamu di sini sebagai jaminan hutang orang tua mu, jadi menurutlah kepada tuan" katanya sambil kembali memasukkan berkas ke dalam tasnya.
"Kalian mandikan nona Audrey dan pakaikan dia pakaian baru yang ada di lemari, kalau sudah selesai bawa nona turun ke lantai bawah untuk makan malam" ucap Vion.
"Tuan ingin nona tampil begitu cantik malam ini, jadi pastikan dia terlihat sangat lezat" ucap Vion sambil menyeringai dan pergi meninggalkan Audrey dan dua maid itu.
"Silahkan nona, kami akan membantu anda untuk mandi" ucap salah satu maid sambil membantu Audrey bangun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
•••
"Sudah selesai?""Sudah tuan, nona Audrey sudah mengetahui tentang dia di jadikan jaminan oleh kedua orang tuanya, seharusnya nona sekarang sudah mengerti" jawab Vion sambil membungkukkan badannya.
"Hmm... Itu bagus" Rakhsan menyadarkan kepalanya di sandaran sofa, dan mengibas-ngibaskan dua jarinya sebagai isyarat agar Vion meninggalkan kamarnya.
Vion membungkukkan badannya sebelum pergi meninggalkan kamar Rakhsan.
Next? Komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Nakal Milik Mafia
Romance- FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA. VOTE KOMEN JANGAN SAMPAI LUPA- Warning⚠ mengandung🔞