Sebuah Perjanjian

14.3K 258 0
                                    

•••
"Ayo turun, Nona, tuan sudah menunggu Anda di bawah" salah satu maid dengan lembut meraih pergelangan tangan Audrey, memapahnya untuk keluar kamar.

Rakhsan yang sedang makan sendirian dimeja mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah kaki dari arah tangga.

Bibirnya menekuk ke atas saat dia melihat siapa yang turun, dia berhenti sejenak dari makanannya dan lebih memilih untuk melihat makanan yang menurutnya lebih lezat yang berada di hadapannya, yaitu Audrey.

Audrey duduk di tempat yang agak jauh dari Rakhsan, dia sengaja untuk membuat jarak, tapi laki-laki itu seolah peka dan menggeser kursinya menjadi lebih dekat dengan Audrey.

Rakhsan memandang Audrey dari bawah ke atas dengan intens, "pretty girl" gumamnya sambil tersenyum.

"Makan," Seru Rakhsan sambil menunjuk piring di depan Audrey dengan tatapan matanya.

Gadis itu hanya mengangguk dan mulai memakan makan malamnya, tapi dia menjadi tidak fokus saat Rakhsan terus menatapnya, lelaki itu malah dengan sengaja meletakkan tangannya di dagu dan menatap Audrey.

"Berhenti menatap ku seperti itu!" Ucap Audrey kesal.

"Tidak bisa, wanita di hadapan saya saat ini terlalu cantik untuk di abaikan" jawab Rakhsan enteng.

Audrey menghela nafas dan menatap Rakhsan, banyak sekali pertanyaan di kepala Audrey yang ingin dia tanyakan kepada Rakhsan, tapi di sini terlalu banyak pelayan dan maid yang berjejer rapi menunggu mereka hingga selesai makan.

"Aku mau bicara," ucap Audrey sambil mengusap bibirnya dengan tisu, dia baru saja selesai makan.

"Hmm ... baiklah, tidak ada yang melarang mu untuk bicara, jadi bicaralah" jawab Rakhsan.

Audrey menatap para pelayan dan maid di belakang Rakhsan, dan seolah Rakhsan mengerti, Rakhsan langsung menyuruh para maid dan pelayan untuk pergi dari ruangan makan.

•••
"Jadi? Apa yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Rakhsan sambil menatap gadis di depannya.

Audrey menghela nafas mencoba menyiapkan nyalinya sebelum angkat bicara.

"Aku sudah mendengar tentang hutang orang tua ku, aku akan membayarnya, tapi berikan aku waktu untuk menyicilnya" Audrey sedikit menundukkan kepalanya.

"Hmm? Jelas-jelas di sana tertulis kalau kau adalah jaminannya," jawab Rakhsan, "kau bayarannya."

"T–tidak, aku akan membayarnya dengan uang ku"

"Mengandalkan gaji tak seberapa yang kau dapat dari cafe itu?"

Audrey sedikit tersentak saat Rakhsan bahkan tahu tempatnya bekerja.

"Iya!" Jawabnya.

"Pfttt" Rakhsan terdengar terkekeh.

"Kau pikir dengan gaji segitu bisa berapa lama membayar utangnya? Kau tidak tahu sebanyak apa hutang kedua orang tua mu itu?

"20M, kau pikir dengan gaji 1,5 juta sebulan akan  memakan berapa besar waktu? 20tahun? Bahkan akan lebih"

"...."

"Tapi tenang saja, saya punya cara lain agar kamu bisa membayar utang orang tua mu itu" Rakhsan menyeringai.

Mata Audrey membulat sempurna, dia menatap Rakhsan, "apa itu?"

"MENJADI ISTRI KU" 

Jelas yang di katakan Rakhsan barusan mampu membuat gadis di hadapannya membeku dan terkejut.

"Kenapa terlihat begitu terkejut? Apakah sulit bagi mu? Kamu hanya perlu menikah dengan saya dan menjadi istri saya selama 3 bulan dan setelah itu kita cerai, dan hutang mu akan lunas" lanjut Rakhsan sambil menyeruput kopi di tangannya.

"Pernikahan bukan hal yang dapat di permainan seperti itu tuan, kau harus menikah dengan orang yang kau cintai" -Audrey

"Tapi itu yang sedang aku lakukan" Rakhsan bergumam dalam hatinya.

"Saya tidak peduli, saya hanya perlu istri selama 3 bulan, dan seharusnya kamu senang, saat kamu menjadi istri saya" sombongnya.

"semua yang kamu mau akan saya penuhi, belanja? Come on, darling, we can come to all the mall. Itu mudah bagi saya, makanan tempat tinggal, kau akan di perlakukan seperti ratu di sini"

Anehnya Audrey terlihat tidak tertarik, dia justru menghela nafas, "aku tidak ingin uang ataupun kekuasaan mu, tuan" jawabnya.

Jawaban dari Audrey membuat Rakhsan bingung, baru pertama kali dia menemukan seorang gadis yang menolak uangnya, tapi hal ini justru membuat sang empu semakin tertarik.

"Hmm? Pikirkanlah matang-matang malam ini di kamar mu, aku akan menunggu jawaban mu besok." ucap Rakhsan sambil bangun dari kursinya.

Dia mulai berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya, perlahan Audrey tidak melihat keberadaan lelaki itu lagi.

•••
The next day~

Audrey mengetuk pintu kamar Rakhsan, dia mengetahui letak kamar Rakhsan dari maid yang menunjukkannya jalan.

Tak lama terdengar kenop pintu di putar dan muncullah lelaki tinggi dengan badan atletis yang badannya sudah rapi dengan kemeja kantor membuat Audrey melongo, terpesona oleh sosok pria tampan di depannya.

"Ayo masuk," Rakhsan membuka pintu lebar-lebar dan membiarkan Audrey masuk ke dalam kamarnya, segera seringai licik muncul di bibirnya.

"Aku sudah memikirkan perkataan kamu semalaman, dan aku ...." Audrey diam sejenak, "aku bersedia untuk menjadi istri mu"

Rakhsan yang mendengar itu jelas menyeringai, "kau membuat pilihan yang tepat"

"Dan sesuai  perjanjian, setelah 3 bulan kita akan cerai, dan hutang kedua orang tua ku lunas" Audrey mengulangi perkataan Yang Rakhsan ucapkan tadi malam.

"Of course, sesuai perjanjian"

Rakhsan menyeringai jelas ini sebuah kemenangan baginya, saat Rakhsan mengatakan dia akan menceraikannya setelah 3 bulan itu semua kebohongan.

Gadis itu sudah masuk ke dalam hidupnya, akan sulit baginya untuk keluar, karena Rakhsan tidak akan melepaskan gadis yang dia cintai semudah itu.

Next babe?

Istri Nakal Milik MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang