Malam Pertama

33.3K 248 1
                                    

Warning⚠️ Zona🚫

•••
Audrey, gadis itu sekarang merasakan dadanya yang berdegup kencang, apalagi saat melihat kamar yang di hiasi banyak mawar dan lilin, terutama di bagian ranjang.

Dadanya semakin berdegup kencang saat menyadari sebuah tangan yang besar melingkari pingg4ngnya dari arah belakang.

"Hmm," dehem seseorang dengan suaranya yang berat.

"Rakhsan!?" Cicit Audrey membulatkan matanya.

"Yes, sweetheart?" Jawab Rakhsan tersenyum.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan!"

"Tidak, aku tidak mau"

Rakhsan malah menyimpan dagunya di pundak Audrey, sambil mengeratkan tangannya dia menarik Audrey agar lebih dekat dengannya.

Jleb!

Audrey mendeteksi sesuatu berbau anyir dar4h menyerang indra penciumannya, bau anyir itu berasal dari arah Rakhsan. Dia menundukkan kepalanya, melihat ke arah tangan Rakhsan dan menemukan bercak darah di sana.

"Darah! Kamu terluka?" Audrey terlihat panik.

Rakhsan mengangkat alisnya, dia merasa heran karena dia tidak merasa terluka sedikitpun, dia melihat ke arah tangannya dan melihat bercak merah itu.

"Ah, ini" Dia menarik tangannya dan menyembunyikannya di balik punggungnya.

Rupanya setelah selesai melakukan transaksi dia melakukan aksi lainnya, seperti pertarungan dan hal lain sebagainya, ini sudah biasa untuknya.

Darah yang berada di tangannya juga bukan darahnya, melainkan darah dari lawannya. Dia tidak terluka sedikitpun.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Audrey sedikit khawatir.

Melihat ekspresi khawatir Audrey Rakhsan menyeringai, dia menyukai saat gadis itu peduli padanya.

Rakhsan meraih tangan Audrey dan mengusapkannya ke wajahnya, "Tidak apa-apa, ini bukan darah ku" lanjutnya sambil tersenyum.

"...!?" Audrey tersentak, kalau bukan darah Rakhsan lalu darah siapa? Pertanyaan itu muncul di kepalanya.

Rakhsan lalu menc1um tangan Audrey sebelum melepaskannya.

"Aku akan mandi terlebih dahulu, tunggu aku disini, Sayang." ucap Rakhsan dengan nada genit.

Rakhsan lalu mulai berbalik dan masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.

•••
15 menit berlalu~

Audrey menghela nafas. Entah kenapa dia merasa Rakhsan terasa clingy, "apa jangan-jangan dia ingin melakukan 'itu'?" Celetuknya.

Dia bergidik dan memeluk tubuhnya sendiri dengan pipi yang sedikit memerah.

"Apa yang kamu lakukan?" Tiba-tiba Rakhsan keluar dari kamar mandi.

"Ah ******* *****" pokoknya omongan kasar ygy.

Audrey langsung menutup mulutnya saat tidak sengaja mengeluarkan kata terlarang yang membuat Rakhsan terkejut.

Rakhsan yang hanya bertelanj4ng dada dengan celana santai untuk bawahnya menatap Audrey tidak percaya, kata-kata seperti itu bisa keluar dari b1b1r kecil Audrey. 

Rakhsan berdiri di hadapan Audrey dan meraih dagu Audrey membuat gadis itu langsung menatapnya.

"B1b1r kecil yang nakal! Apa yang baru saja dia katakan?" Tanya Rakhsan sambil mengusap b1b1r Audrey.

"T--tidak sengaja! Itu refleks karena kau mengejutkan ku" alasan Audrey, bibirnya terlihat sedikit melengkung ke bawah, cemberut.

Rakhsan yang melihat itu mengigit b1b1r bawahnya dan berlutut agar bisa sejajar dengan Audrey yang sedang duduk di ranjang.

"Maaf ...." Ujar Audrey lirih, dia merasa bersalah karena tidak sengaja menyebutkan perkataan kasar seperti tadi.

"Tidak," tolak Rakhsan singkat.

"...!?"

"B1b1r kecil mu itu harus di berikan hukuman karena menyebutkan kata sekotor itu"  Rakhsan terus mengusap b1b1r Audrey.

"Hukuman? Tapi aku sudah minta maaf, aku tidak sengaja mengatakannya tadi" Audrey membela diri.

Rakhsan menekan b1b1r Audrey membuat sang empu meringis kecil, "Terus kenapa? Aku tetap ingin menghukum mu" jawabnya enteng.

Perlahan tangan yang berada di b1b1r mulai berpindah ke l3her hingga menyentuh bagian belakang leh3rnya, dengan lembut dia menariknya ke arah depan.

Audrey tersentak saat menyadari wajah Rakhsan berada dekat dengan wajahnya, dari jarak sedekat itu dia dapat merasakan hembusan nafas hangat milik Rakhsan.

Rambutnya masih terlihat basah begitu pula dengan b4dannya, buliran kecil air masih terlihat di tubvh berototnya, terutama di bagian p3rut terlihat sekali 8 lekukan yang terbentuk seperti roti, Audrey tidak bisa menyangkal kalau Rakhsan mempunyai tubvh yang sangat bagus.

"Lihat kesini," suara berat Rakhsan menyadarkan Audrey yang tengah memperhatikan otot di perut Rakhsan, dia mulai menatap Rakhsan dengan pipi yang sedikit memerah.

"Good girl,"

"sekarang perhatikan baik-baik, aku akan memberi mu hukuman yang manis" lanjutnya dengan nada provokatif.

Audrey terdiam sekarang, dia menatap Rakhsan dalam. Mau menarik diri pun tidak bisa karena Rakhsan memegangnya begitu erat.

Rakhsan semakin dekat dengan wajah Audrey, dia mulai sedikit memiringkan kepalanya, dan....

Cup!

B1b1r Rakhsan menyentuh b1b1r Audrey dengan lembut, dan mulai m3lum4tnya, sedangkan Audrey malah terdiam dan memejamkan matanya, dia tidak membalas cium4n dari Rakhsan.

2 menit berlalu, tapi Rakhsan belum selesai memberikan 'hukuman' kepada Audrey, dia malah semakin menjadi, tangannya mulai mengusap dan membelai tubvh Audrey.

Audrey merem4s pundak Rakhsan, dia mulai merasa kehabisan nafas dengan cium4n yang tak kunjung berakhir ini.

Melihat itu Rakhsan menyeringai dan menarik diri dari cium4n, dia tersenyum dan mengusap salivanya yang berada di sisi b1b1r Audrey.

Audrey menarik nafas dengan rakus, mencoba mengatur nafasnya agar kembali normal lagi.

Tanpa aba-aba Rakhsan menggendong tubvh Audrey ala koala, dan meletakkannya di atas ranjang.

Perlahan tangan besar Rakhsan menyentuh baju Audrey untuk membukanya tapi sebuah tangan kecil menahannya.

"Apa yang kau lakukan? Ingat ini hanya pernikahan untuk 3 bulan, kau sedang butuh istri dan aku siap untuk itu, jangan lakukan hal yang di luar batas, aku tidak mau"

Seketika perkataan Audrey tadi mampu membuat Rakhsan terdiam, dia merasa kehilangan kendali untuk sesaat, dia lalu segera sadar dan turun dari atas Audrey, sekarang mulai duduk di sisinya.

Dia mengusap wajahnya kasar, "s1al! Aku bisa gil4" batinnya.

"Aku mengantuk, mau tidur sekarang" ucap Audrey sambil menarik selimut untuk menutupi tubvhnya, dia berbaring membelakangi Rakhsan. 

Rakhsan sedikit kecewa, tapi dia mengerti, dia mulai berbaring dan menyelimuti tubvhnya dengan selimut juga.

•••
Baru saja Audrey hendak tertidur, tiba-tiba saja sebuah tangan yang besar melingkari pingg4ngnya untuk yang kedua kalinya lagi, siapa lagi kalau bukan ulah Rakhsan.

"Lepas–"

"Aku tidak akan melakukan hal yang aneh, hanya sebuah pelukan, oke? Aku tidak akan melakukan hal lain, tapi biarkan aku tidur dengan memeluk mu seperti ini" ucap Rakhsan lirih.

Audrey menghela nafas, dia sedang malas berdebat dan akhirnya mengiyakan permintaan Rakhsan.

Next babe?

Istri Nakal Milik MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang