Pembunuhan

8.8K 160 0
                                    

Hi! I'm back babe, miss me?

Warning ⚠️ chapter ini mengandung adegan k3k3rasan, tidak untuk di tiru!

•••
-"Rakhsan, aku akan pergi untuk berkumpul dengan teman-teman ku."

-"Mungkin aku akan pulang malam,"

-"Aku perlu ijin mu untuk pergi, apa boleh?"

-"Rakhsan?"

-"Hei! Kenapa kau mengabaikan ku?!"

Audrey mendengus kesal saat Rakhsan tidak melihat atau membalas satu pun pesan yang dia kirim.

"Kenapa dia tidak membalas? Apa sesibuk itu?" Kata Audrey lirih.

Audrey memang hari ini berencana pergi bersama teman-temannya, dia berniat meminta ijin kepada Rakhsan yang berada di kantor, tapi Rakhsan tidak membalas pesannya.

"Ck, sudahlah aku tidak perlu ijinnya, lagi pula ini hanya pernikahan kontrak kenapa aku harus peduli?"

-"Aku tetap akan pergi."

Kirimnya.

•••
Sementara itu di gedung tua, 2 orang perempuan sedang menangis dan memohon-mohon dengan badan yang penuh lvka dan dar4h

"Tolong tuan ... Ampuni kami ...." ujar seseorang pilu.

"K–kami tidak akan melakukannya lagi, tuan ...." Ucap yang lain.

Yap, mereka berdua adalah maid yang membicarakan Audrey, yang menyebut Gracia lebih baik dan lebih cantik dari Audrey, mereka sekarang sedang berlutut memohon ampunan dari Rakhsan.

Rakhsan menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya ke sembarang arah dengan tatapan malas.

"Pistol!" Nada Rakhsan terdengar pelan tapi memerintah.

Dengan cepat Vion memberikan apa yang di minta tuannya.

Deg!

Badan dua maid itu sekarang bergetar hebat, keringat dingin mulai bercucuran di tubvh mereka.

Rakhsan berdiri dari kursinya, menatap sinis ke arah dua maid yang sedang berlutut di bawahnya.

"T–tuan ...,"

seorang maid meraih kaki Rakhsan tapi dengan cepat Rakhsan menepis tangan maid itu dengan kasar.

"Jangan kau berani menyentuh ku dengan tangan kotor mu itu!" satu kalimat menyakitkan keluar dari mulut Rakhsan.

Dia menatap ke arah salah satu maid dan mengarahkan pistol yang dia pegang tepat di bagian kening maid itu.

"T-tuan jangan ... Saya mohon," maid itu terisak.

Tangannya di satukan di depan dada sambil di gosok memohon ampun kepada tuannya.

Tapi pria itu seakan tuli, dia tidak mendengarkan permohonan dari perempuan di depannya.

"Ck," Rakhsan berdecik j1j1ik.

Dia sekarang mengarahkan pistol dari kening maid itu sekarang turun ke mulutnya.

"Biar ku beri tahu apa hukuman bagi mulut kot0r mu itu!"

Dor!

Dor!

Dor!

3 tembakan lolos dari pistol Rakhsan.

Bruk!

Perempuan itu seketika ambruk ke tanah, mulutnya mengeluarkan banyak dar4h yang menembus kepal4nya, dia meningg4l di tempat.

Bahkan baju Rakhsan terkena cipratan dar4r dari maid itu.

"...."

Maid di sisinya seketika terdiam memegangi mulutnya, dia hampir ingin munt4h saat melihat temannya m4ti dengan keadaan seperti itu.

Rakhsan melihat ke arah maid tersisa dan menyeringai, dan berjalan dan berjongkok di hadapan gadis itu.

"Kau ingin seperti dia?" Tanya Rakhsan datar.

Dengan cepat maid itu menggelengkan kepala, "T–tidak tuan ...." Jawabnya terisak.

"Kalau begitu apa yang kau lakukan?" Rakhsan mengusap rambut maid itu dan mendekat ke telinganya.

"Lari!" Itu satu kata yang dia bisikkan.

Maid itu membulatkan matanya, menatap Rakhsan dengan tatapan terkejut.

"Jika kau berhasil lari, aku tidak akan membvnuh mu"

Mata maid itu sekarang memancarkan kehidupan, ini mungkin kesempatan untuknya.

"Apa yang kau lakukan? Cepat lari!" Seru Rakhsan.

Maid itu menelan salivanya dengan susah payah, dia dengan lemah berdiri dan berlari sekuat tenaga, meninggalkan Rakhsan dan anak buahnya.

Rakhsan berdiri dan mendekat ke arah anak buahnya, dia memberikan pistol ke tangan Vion dan sekarang menatap anak buahnya yang lain.

"Sekarang saatnya kalian berburu," ucapnya, "kejar dia dan tangkap dia, aku membiarkan kalian melakukan apapun kepadanya saat kalian menangkapnya." Lanjutnya.

"Tuntaskan n4fsu kalian pada gadis itu, bukankah dia tampak cukup cantik?"

Anak buah Rakhsan saling menatap dan seringaian tipis tersungging di bibir mereka.

Mereka dengan cepat mengangguk dan membungkukkan badannya sebelum mulai berlari untuk mengejar maid itu.

Kecuali Vion atau bisa di sebut lengan kanan Rakhsan, dia jelas tidak menginginkan gadis itu, dia lebih baik membeli gadis untuk n4fsunya dari pada harus berlomba-lomba untuk meny3tubuhi maid itu.

•••
Rakhsan sekarang sedang berada di dalam mobil, dalam perjalanan pulang menuju mansionnya, di temani Vion yang menyetir mobilnya.

"Pesan? Dari Audrey?"

Dia mengerutkan kening saat melihat nontifikasi pesan dari Audrey, ini baru pertama kalinya dia mendapat pesan dari gadis itu, itu kenapa dia merasa sangat senang.

Tapi kesenangannya hilang saat melihat isi pesannya.

"Apa-apaan?"

Dia mulai mengetik pesan untuk Audrey.

-"Kau pergi kemana?"

-"Teman-teman mu yang mana Audrey?"

-"Ini sudah malam, cepat pulang!"

Pesannya sama sekali tidak di balas, jelas itu membuat Rakhsan khawatir dan juga marah secara bersamaan.

Dia kali ini menelpon Audrey, tapi gadis itu tidak mengangkatnya.

Dia sudah menelpon berkali-kali tapi tidak di angkat oleh Audrey.

-"Kau kemana?"

-"Tunggu aku menemukan mu, Audrey."

"Vion beritahu hacker tim kita untuk melacak keberadaan Audrey!" Perintah Rakhsan kesal.

"Baik, Tuan." Jawab Vion.

Vion segera menghubungi hacker yang bekerja untuk Rakhsan, dan menyuruh hacker itu untuk menemukan Audrey, sesuai perintah Rakhsan.

Next babe?

You miss me? Or Rakhsan?

Istri Nakal Milik MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang