Jung Family 8

2K 108 1
                                    

Eomma Jung masih berada di rumah sakit, tempat Haechan di rawat. Sudah memasuki hari ke-3 tapi Haechan belum juga sadar. Eomma Jung dan juga yang lain masih menunggu Haechan untuk sadar, appa Jung juga setia menemani istrinya di rumah sakit. Appa Jung juga mengerjakan pekerjaannya di ruang rawat Haechan.

Di saat appa Jung mengerjakan pekerjaannya di sofa sambil memangku laptop nya. Eomma Jung duduk di samping tempat tidur Haechan sembil memegang tangan Haechan.

"Bangun aegi, eomma kangen suara kamu, keberisikan di rumah. Maaf kalo eomma jarang ada waktu, tapi jangan hukum eomma seperti ini" Ucap Eomma Jung yang masih bisa di dengar dengan sang suami. Karena memang sedari tadi hanya ada keheningan saja di dalam. Dokter mengatakan jika Haechan akan segera sadar, tapi tidak tau kapan.

"Yeobo, gwenchana. Haechan pasti akan sadar, kita tunggu saja" Ucap appa Jung yang memeluk istri nya. "Tapi kapan? hiks" Eomma Jung menangis dipelukan sang suami. Appa Jung mengelus rambut sang istri dan juga memberi kecupan.

"Eomma" Eomma dan Appa Jung yang mendengar samar samar suara yang manggil, melepas pelukan lalu menoleh. Eomma Jung tersenyum senang, Haechan sudah sadar. Eomma Jung langsung memeluk anak nya sedangkan appa Jung memanggil dokter.

Setelah selesai pemeriksaan Haechan, Dokter kembali keluar dari ruang rawat Haechan. Haechan sudah duduk manis di ranjang sambil memakan buah anggur yang disuapin dengan sang eomma.

Senyum Haechan luntur saat melihat mata eomma nya yang sebam. "Mian eomma, pasti eomma habis menangis" Eomma Jung tersenyum lalu memeluk anak nya.

"Gwenchana, eomma senang kau sudah sadar. Sehabis keluar dari rumah sakit mari kita jalan jalan berdua ok. Kita habiskan uang appa" Haechan dengan senang menganggukkan kepala nya.  

Appa Jung yang mendengar nya hanya menghela nafas saja. "Tidak apa apa untuk kesenangan istri dan anak tuan Jung" Ucap sekretatis appa Jung yang baru saja datang. Appa Jung hampir saja terjungkal dari kursi. 

"Yak! Sejak kapan kau datang?!" 

"Baru saja tuan" 

Eomma Jung dan Haechan hanya terkekeh saja melihat nya. Mereka berdua kembali memakan buah bersama, dan membiarkan appa Jung dengan asisten nya.

"Ah, eomma belum memberitahu yang lain. Bentar, eomma kasih tau" Eomma Jung mengambil ponsel nya di dalam tas nya. Saat akan menyalakan ponselnya Haechan menahan nya. "Wae?" Tanya eomma Jung.

"Aku mau telfon saja"

"Telfon nugu?" 

"Taeyong hyung, atau siapa saja" Eomma Jung menganggukkan kepala nya. 

"Ok, eomma akan menelfon Taeyong"

***

Taeyong yang sedang sibuk mengerjakan berkas laporan di kantor nya.  Menghela nafas saat mendengar telfon berbunyi, melihat nama yang ada di ponsel nya. Ia mengangkat telfon nya yang masih di meja dengan mode speaker.

"Wae eomma, aku sedang mengerjakan laporan" Ucap Taeyong 

"Eoh hyung tidak kangen aku? Arraseo aku akan tidur kembali" Suara yang dirindukan dengan Taeyong, ia menatap ponsel nya.

"Wait, itu Haechan? Haechan sudah sadar?" Tanya Taeyong memastikan.

"Nde, aku sudah sadar. Apa hyung tidak kangen aku?" Tanya nya dari sebrang sana.

"Ani. AH! Tidak maksud hyung, H-hyung kangen, Wait hyung akan balik dengan cepat" 

Terdengar suara kekehan dari sebrang sana. "Kalo hyung masih sibuk, nanti saja pulang nya tidak apa apa. Haechan akan menunggu"

"ANI! Hyung akan cepat menyelesaikannya. Tidak akan sibuk untuk adik hyung"

"Arra, aku akan menutup telfonnya. Sampai bertemu nanti" Telfon di tutup dari sebrang sana. Taeyong dengan segera menutup file di laptop, dan mematikannya. Lalu membereskan kertas kertas di meja dengan terburu burur.

Yuta yang tiba tiba saja masuk ke dalam ruang kantor Taeyong terheran-heran. "Wae? Apa ada kejadian? Kenapa kau terburu buru" Ucap nya.

"Aku ingin bertemu dengan aegi, kau pergilah dari ruang kerja ku" Ucap Taeyong tanpa melihat Yuta yang sudah duduk di sofa.

"Oh. NDE! NUGU?! AEGI? HAECHAN SUDAH SADAR?!" Pekik Yuta yang membuat Taeyong menutup telinga nya.

"Yak! ini kantor jinjja, aku tau ruangan ku kedap suara tapi bukan berarti kau seenak nya berteriak. Aish jinjja"

"Ahh. Mian hehehe, aku ikut"

Taeyong menatap sinis Yuta. "Kau tidak kembali ke kantor?"

Yuta menggelengkan kepala nya. "Ada yang lebih penting selain melihat kertas kertas printer"

Taeyong menghela nafas. "Jika kau tidak niat bekerja, kenapa kau membangun perusahaan eoh?"

Yuta tersenyum. "Tentu saja karena aku gabut" Taeyong menggeleng dan langsung meninggalkan Yuta di dalam. "Yak, jangan tinggalkan aku" Yuta langsung ikut pergi keluar dan menyusul Taeyong.

"Tolong kerjakan berkas berkas di meja kerja ku" Suruh Taeyong pada salah satu karyawan. Dan karyawan yang du suruh hanya menganggukkan kepala nya.

"Baik tuan" Ucap nya.

Taeyong masuk ke dalam mobil dan Yuta yang jua masuk mobil nya. Dua hitam mobil dengan merek lexus berjalan dengan kecepatan sedang, mereka tidak mau mengambil resiko di jalanan. Kecuali jika benar benar terburu buru atau sesuatu hal.

***

Cklek

Pintu kamar rawat terbuka, Haechan menoleh senyumannya terlihat sangat manis. "Hyungg!!" Pekik nya dengan senang dan hampir akan turun dari ranjang jika tidak di tahan dengan appa Jung. Karena tangannya masih terpasang infus.

"Aigo senang sekali" Ucap Taeyong sambil memeluk sang adik dan memberi kecupan di kening. Yuta juga ikut memeluk adik nya.

"Hyung sudah selesai kerjaannya?" Tanya Haechan yang sudah melepas pelukannya.

"Sudah" Ucap Yuta.

"Sejak kapan kau mengerjakan pekerjaan mu? Appa, appa tau tidak. Yuta jarang ke perusahaan, dia selalu di perusahaan ku" Adu Taeyong kepada sang Appa.

"Ani, bukan begitu. Aku ke perusahaan, tapi aku bosen jadi aku datang ke perusahaan Taeyong" Bela Yuta, karena sang Appa sudah menatap nya dengan sinis.

"Kau urus perusahaan appa di jepang sana, sepertinya perusahaan di jepang sedang ada kendala" Ucap Appa. Haechan sedari tadi hanya planga-plongo saja melihat perdebatan antara dua hyung dan appa nya.

Eomma Jung yang melihat nya menggelengkan kepala. "Apa kalian tidak kasihan melihat Haechan sedari tadi hanya planga-plongo saja mendengar kalian bertengkar. Jika ingin berdebat lebih baik pulang saja, kasian anak eomma ini yang masih sakit" Eomma Jung mengelus rambut Haechan dan membawa ke pelukannya.

"Yak eomma gantian, aku juga ingin memeluk nya" Ucap Yuta.

"Kan kalian sedang berdebat, jadi sama eomma saja" Haechan sedari tadi hanya diam saja, ia tidak tau harus mengepresikan seperti apa. Haechan menjadi mengantuk karena di peluk dengan eomma nya. Ia memejamkan mata nya. 

Debatan antara dua anak dan Appa terhenti karena mendengar dengkuran halus dan nafas teratur dari Haechan. Mereka menoleh bersama dan tersenyum, melihat si bungsu yang tertidur nyaman di pelukan eomma.

"Aigo dia tidur" Ucap Yuta

"Biarkan saja dia tidur" Ucap eomma Jung, melihat anak bungsu nya tertidur.

"Eomma dan Appa balik saja pulang, biar kita  yang menjaga nya" Ucap Yuta.

Taeyong membantu eomma untuk menaruh Haechan dengan pelan ke ranjang tenpat tidur, membenarkan selimut nya dengan nyaman. Setelah itu, eomma dan appa Jung pamit untuk kembali pulang. Teringat eomma dan appa Jung yang sudah menjaga Haechan selama 3 hari

Jung FamilyWhere stories live. Discover now