Jung Family 24

1.1K 119 4
                                    

"Chanie enggak mau bangun? Eomma kangen" Ucap Eomma Jung sambil mengelus surai rambut Haechan. Anak bungsu Jung sudah di pindahkan ke ruang rawat dan sudah bisa di jenguk setelah melalui masa kritis dan koma nya. "Eomma kangen banget sama anak bungsu eomma ini, Chanie enggak kangen eomma?" 

2 Anak Jung yang ada di dalam ruang rawat Haechan hanya bisa melihat dan mendengar eomma nya berbicara dengan Haechan. 

"Eomma kangen suara berisik anak eomma ini. Kenapa sih anak eomma ini suka banget tidur di rumah sakit hmm, padahal di rumah lebih enak. Sejujurnya eomma enggak suka bau rumah sakit, eomma jadi sering keinget pas eomma hamil Chanie. Sayang eomma bangun ya, masa eomma bicara enggak di sautin. Biasanya kamu paling berisik kalo eomma ngobrol kayak gini" 

"Eomma kita makan siang dulu ya, eomma belum makan kan?" Ucap Taeil yang menghampiri eomma nya.

"Eomma belum laper" 

"Eomma, eomma harus makan. Kalo Haechan bangun terus tau eomma nya ini belum makan pasti marah" Ucap Doyoung. "Eomma makan ya" Setelah di bujuk dengan anak nya. Eomma Jung mengangguk.

Klek

Pintu ruang rawat Haechan terbuka. "Annyeong haseyo" Jeno menundukkan badannya.

"Eoh Jeno, kau sendiri?" Tanya Doyoung. 

Jeno menggeleng, "Ani, aku bersama Jaemin dan Renjun. Tapi, mereka berdua bersama eomma nya di kantin, sepertinya ingin memesan makan untuk bibi" 

"Ah, kita akan turun ke bawah. Kau tolong jaga Haechan dulu ya" Jeno menganggukkan kepala nya.

Eomma Jung, Doyoung dan Taeil keluar dari ruang rawat Haechan, setelah pintu ruang rawat tertutup rapat. Jeno menaruh tas di sofa, dan menghampiri ranjang Haechan, ia mengelus surai rambut sahabat nya.

"Kau tidak ingin bangun? Aku merindukkan mu. Sudah 1 bulan aku tidak mendengar suara mu, kau bermimpi apa di sana, apa ada sesuatu yang menyenangkan sampai kau tidak ingin bangun? Cepatlah bangun, semua orang menunggu mu di sini Chanie. Kau tau Renjun jadi pendiam, dia tidak banyak bicara di kelas seperti biasannya. Selama kau kritis dan koma kau melewatkan banyak hal yang terjadi di sekolah" Ucap nya sambil terkekeh di akhir. Jeno memegang tangan Haechan yang terdapat infus disana ia mengelus punggung tangan itu.

"Seharusnya minggu depan kita camping bersama, tapi kau malah tidur disini. Kau lupakah, kita udah kelas 9 harusnya fokus buat ujian bukan malah tidur jinjja. Kau mimpi apasih aku penasaran, coba katakan kau mimpi apa? Apa kau beneran tidak ingin bangun? Baiklah aku akan kembali ke bawah, ah ani, aku ke toilet dulu ok" 

Jeno melepas gengamannya, lalu ia berbalik. Sebelum melangkahkan kakinya ke toilet tangannya tiba tiba di genggam. Walau tidak begitu kuat genggamannya tapi ia merasa ada penggerakan. Jeno menoleh, ia dengan segera memencet tombol yang ada di sana.

"Haechan" Lirih nya. Orang yang masih berbaring di ranjang itu, mulai membuka matanya pelan pelan. Haechan menoleh dan tersenyum tipis, walau tertutup dengan masker oksigen tapi Jeno bisa melihat senyuman itu.

Tidak lama dokter dan suster masuk ke dalam ruangan, dan mulai mengecek keadaan Haechan. Dan tidak lama juga Eomma Jung, Doyoung, Taeil, 2 sahabat Haechan dan orang tua mereka datang. Eomma Jung yang melihat suster dan dokter yang berkumpul di ranjang Haechan langsung panik.

"Ada apa? Kenapa? Kenapa Jeno?" Tanya Eomma Jung.

"Annyeong eomma" Eomma Jung terdiam setelah berdiri di dekat ranjang Haechan, terdiam beku di sana. Bukan hanya eomma Jung saja, tapi semua yang ada di ruangan itu kecuali Jeno terdiam beku.

"Kalian tidak kangen aku?" Tanya nya yang masih dengan suara pelan.

"Chanie, anak eomma hiks" Eomma Jung langsung memeluk anak bungsu nya. Haechan menutup matanya menyamankan dirinya di pelukan eomma nya. "Anak eomma udah sadar hiks, jangan lagi ya" Eomma Jung melepas pelukannya lalu mengelus wajah anak bungsu nya. Dan kembali memeluk anak nya. Doyoung dan Taeil ikut gabung memeluk Haechan.

Jung FamilyWhere stories live. Discover now