X-tra 4 : Touch

7.4K 370 5
                                    

Warning : Rate 21+ and soft BDSM



"Because your lips is mine"

Setelah mengatakannya, Brandon mendekatkan wajahnya sehingga desah nafasnya menyapu wajah Jason. Jason mengerjap dengan nafas tertahan. Bibir atasnya masih menggigit bibir bawahnya. Tatapan intens Brandon pada bibirnya membuat dadanya bertambah sesak.

"If you do it." Brandon menjilat pinggiran bibir Jason. Membuat Jason gemetar dibawah Brandon.
"I won't able to kiss your sweet lips without hurt it."

Perlahan Jason melepas gigitan bibirnya. Tubuhnya masih bergetar hebat. Namun juga panas mendadak sehingga menampilkan semburat merah diwajah pucatnya.

Perlahan namun pasti, Brandon mulai melaksanakan aksinya. Ia menjilat lagi pinggiran bibir Jason. Sesekali bibir bawahnya juga ikut serta menggodanya hingga membuat Jason tanpa sadar mendesis.

Seringaian muncul dari bibir Brandon. Matanya menyipit tapi lidahnya tak berhenti mengecap bibir Jason. Dengan mata yang terkesan menggoda, ia terus menjilati bibir Jason hingga akhirnya bibir mereka bertemu.

Awalnya hanya sebuah kecupan kecil tanpa nafsu. Namun perlahan, intensitasnya berubah menjadi penuh gelora membara. Brandon terus mengecap dan menjelajahi mulut Jason tanpa memberinya kesempatan untuk melepaskan diri. Jason yang diserang oleh invansi mulut Brandon tak mampu menghindar. Apalagi tubuhnya seakan dikunci dibawah tubuh besar Brandon.

"Wow...bibir mungilmu ternyata bisa mengimbangi ciumanku, heh?" ujar Brandon saat bibir mereka terpisah. Nafas keduanya terengah-engah karena kurangnya pasokan oksigen diparu-parunya.

"Sekarang ijinkan bibirku mengenal setiap inci tubuhmu." pinta Brandon. Wajah Jason memerah seiring dengan degup jantungnya yang tak beraturan.

"Bolehkah?" ulang Brandon. Jason mengangguk pasrah.

Tanpa menunggu lagi, bibir Brandon mulai bergerak menjelajahi tubuh Jason. Mulai dari kecupan ringan di dahi lalu turun ke kedua matanya, ke hidung, kedua pipinya dan akhirnya mengecup mesra bibir bengkak Jason.

"Manis." bisik Brandon. Jason menatapnya sayu. Letupan gairah itu terlihat lagi mata birunya.

Brandon mengusap bibir Jason dengan ibu jarinya. Matanya tak pernah lepas dari mata biru Jason. Usapan Brandon mampu membuatnya mendesah hingga tanpa sadar memiringkan kepalanya dan memperlihatkan leher putihnya.

Brandon menggeram pelan. Serigala dalam dirinya seakan memarahinya karena terlalu lama menunggu. Tapi Brandon tak perduli. Ia masih ingin menikmati Jason lebih lama sebelum mereka bercinta.

"I will making love with you but not mating." ungkapnya. Jason menatapnya penuh tanda tanya.

"Aku ingin melakukan mating jika kau mengijinkan dan ikhlas melakukannya bukan karena keharusan kaumku." jelas Brandon. Jason menatapnya kagum sekaligus bahagia. Kedua tangannya menangkup pipi Brandon dan mengecup sekilas bibirnya.

"Thank you." ucapnya.

"So may I finish it?" godanya. Jason terkikik geli namun kepalanya mengangguk tegas.

"You are my first man." ungkap Brandon jujur. Jason tersenyum dan kembali mengecup bibir penuh Brandon.

"You're my first man, too." bisik Jason. Bibirnya beralih kepipi Brandon tanpa melepaskan kedua tangannya disana. 

Brandon membalas perlakuan Jason dengan menyusupkan kepalanya dileher putih Jason. Bibirnya mulai bergerak menyusuri leher jenjang Jason dan menghisapnya kuat hingga meninggalkan bercak merah kepemilikannya. Jason melenguh. Kepalanya tak bisa diam karena bibir dan lidah Brandon tak membiarkan kulit putihnya masih tetap mulus. Dengan tidak sabar, Brandon mengoyak baju yang dikenakan Jason dan membuangnya. Jason tak mencegah Brandon karena dirinya telah dilingkupi hawa panas yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

BROWN AND WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang