One
.
.
.
.
.
"Tidak! Aku tak mau!""Please, mengertilah. Kita udah bicarakan ini."
"Tapi aku tidak mau...." Pria itu mulai menangis. Suaranya terdengar begitu memilukan.
"But we have to! It's the best for us." Pria satunya berusaha membujuknya. Namun tangisnya makin menjadi.
"I love you. I always love you forever!" cicitnya ditengah tangisannya.
"I love you more, Jay. Forever too. But we can't be together. It's gonna hurting us and others." Pria yang dipanggil Jay itu memeluk erat pria lawan bicaranya.
Pria itupun memeluk Jay dengan sama eratnya. Seolah-olah melekat satu sama lain. Matanya terpejam, menahan airmata yang akan meluncur. Ia tak boleh menangis. Atau semua rencananya akan gagal lagi.
"I have to go now."
Pria itu berusaha melepaskan diri dari lilitan Jay. Jay masih bertahan memeluknya, tak mau melepaskan. Malah semakin erat sehingga pria itu hampir tak bernafas.
Tiba-tiba pria itu meloncat keudara dan bersalto dengan indah. Iapun turun mulus dibelakang Jay. Kemudian pria itu berjalan mendekati Jay dan mencium pucuk kepalanya dari belakang. Jay masih tertegun tak merespon.
"Goodbye my V, Jason White."
Pria itu naik ke jendela kamar lalu menghilang ditengah malam.
Pria kecil berkulit pucat yang bernama Jason White itu langsung luruh mendengar kata-kata terakhir pria bertubuh besar tadi. Tangisannya semakin keras. Hatinya hancur. Ia kehilangan cintanya untuk selamanya.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
"Kau ikut berburu, Brand?" tanya seorang pria bertubuh tegap dan bertelanjang dada."Yap. Kita yang dapat giliran berburu kan?" jawab pria yang dipanggil Brand tadi.
"Kita berlima. Aku, kau, Andrew, Ello dan Kellan." jelasnya.
"Kellan ikut? Kenapa harus dengan dia?" Brand tampak tak suka jadi satu kelompok berburu dengan pria yang ia sebut Kellan.
"Kau harus sabar dengannya. Hanya kau yang bisa mengatasi bocah keras kepala itu." kata pria itu sambil nyengir lebar.
Brand mendengus kesal. Ia jadi teringat kelakuan Kellan yang hampir membuat kelompoknya dalam masalah besar.
"Yeah. Aku tau." katanya pasrah.
"Hei Phil, bagaimana keadaan Laila?" Brand bertanya pada pria yang ternyata bernama Phil.
Phil hanya mengangkat bahu. "Dia akan baik-baik saja. Kurasa keputusan kami berpisah lebih baik. Aku tak mau terus menyakitinya saat kita berubah." Phil menatap Brand dengan raut sedih.
"Kau begitu kan? Dengan Jay-mu?" tanyanya balik.
Brand mendesah dengan perasaan sakit yang tiba-tiba menguar. Teringat kejadian beberapa hari lalu dikamar Jay.
"Mungkin kita berdua memang tak ditakdirkan bersama orang yang kita cintai. Dunia kita berbeda jauh." Brand mencoba bersikap tegar.
Phil mengangguk membenarkan. Mereka berdua sama-sama terdiam. Memikirkan nasib percintaannya yang bisa dibilang menyedihkan sekaligus menyakitkan.
"Phil, Brand, ayo kita berangkat!" teriak seseorang dari pinggir hutan. Mereka berdua sempat terkejut namun akhirnya tersenyum bersamaan. Tak lama kemudian mereka berlari cepat menyusul teman-temannya dan menghilang dibalik hutan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Finished : 06.12.2014
Edited : 04.10.2019Hello.....aku bikin cerita baru. Gak tau kenapa terlintas ide cerita yang agak aneh. Sengaja aku buat cerita awal menggantung biar tambah penasaran. Hehehehe....
Selamat menebak ya? Yang pasti aku buat cerita yang gak umum. Sengaja pula aku pilih kategori Random.
Happy reading....
©donnaimoetz_2014
KAMU SEDANG MEMBACA
BROWN AND WHITE ✔
Diversos[ 06.12.2014 - 21.08.2015 ] Dua warna berbeda. Dua kepribadian berbeda. Dua species berbeda. Tapi jika dua hal berbeda ingin melebur jadi satu, mungkinkah? WARNING!! BANYAK KATA-KATA VULGAR, LIGHT BDSM DAN KEKERASAN!! RATE 21+, FORBIDDEN FOR UNDER...