Six
.
.
.
.
.
"Kau yakin?""Yakin sekali!"
"Tapi aku tak mau meninggalkan Angelina. She's my only family."
"I know. Tapi kita harus lakukan ini. Setidaknya untuk keselamatan kita sendiri. Angelina dan Mike tak bisa membantu secara terbuka tapi dukungan mereka sudah cukup. Aku sangat berterimakasih pada mereka."
Jason tertunduk. Ia sangat tahu, keputusannya untuk bersama dengan Brandon lagi menimbulkan kegemparan luar biasa pada perkumpulan Vaero. Tak ada jalan lain kecuali melakukan sesuatu yang seharusnya mereka lakukan sejak lama.
Jason menghela nafas berat. "Baiklah. Aku ikut denganmu. Kita cari dia. Aku yakin Mike sudah memberitahukan Angelina soal keberangkatan kita." putusnya akhirnya.
Brandon tersenyum mendengar keputusan Jason. Walaupun berat namun mereka harus tetap pergi. Ia juga harus meninggalkan keluarganya demi keselamatan mereka. Brandon menggenggam erat tangan Jason dan berjalan menuju pintu. Hari telah pagi dan sinar matahari telah muncul. Waktu yang sempurna untuk mereka pergi karena para vampire takkan menampakkan diri saat matahari sudah muncul.
Begitu tiba diluar rumah, tubuh Jason langsung terpapar sinar matahari dan memberikan semburan warna yang menakjubkan. Memang ada beberapa vampire yang mampu bertahan dibawah sinar matahari namun hanya untuk vampire yang mempunyai kekuatan khusus. Jason punya kekuatan khusus itu dari hubungannya dengan Brandon. Karena kini tubuhnya mampu menyerap sinar matahari tanpa membuatnya hangus terbakar.
Setelah mampu menyesuaikan diri dengan sinar matahari yang mulai menyengat, mereka bergegas pergi dengan motor sport besar milik Brandon. Tubuh besar Brandon tampak begitu gagah diatas motor sport besar yang akan dikendarainya. Jason yang duduk dibelakang Brandon langsung melingkari tubuh gagah Brandon dengan kedua tangannya, mengaitkannya dan merasakan aroma tubuh kekasihnya.
"Kau siap, batty?"
"Give me a moment."
Jason menoleh kearah rumahnya lagi. memandang rumah yang telah ditinggalinya selama ini. Banyak sekali kenangan yang akan tetap tertinggal dirumah itu. Jason memejamkan mata, menahan airmata yang akan luruh. Brandon membalikkan badan dan merangkul serta meremas bahu kekasihnya, menguatkannya.
"Aku tahu apa yang kau rasakan, batty. Aku juga merasakan hal yang sama saat akan meninggalkan rumahku kemarin. Bahkan mom dan Audrey tak mau melepaskan tanganku jika dad tak menariknya. Kita tahu jika kita sudah berani melangkah sejauh ini, maka kita takkan pernah kembali. Itulah resiko yang harus kita terima sekarang."
Terdengar isakan kecil yang lolos dari mulut Jason. Brandon-pun berdiri dan mempererat pelukannya. Tangannya mengusap lembut punggung Jason dan mencium puncak kepala Jason. Perlahan isakan Jason itu mulai berhenti.
"I'm ready now, wolfie. Let's go." kata Jason dengan suara parau.
Ia mendongak dan mencium bibir Brandon dengan airmata yang mulai mengering. Brandon mengusap airmata Jason dan mencium kedua matanya. Brandon segera mengendarai motornya dan tanpa bersuara, mereka bergerak meninggalkan rumah klan White. Menyibak jalanan aspal di hari menjelang siang.
Dua pasang mata melihat semua yang terjadi didepan rumah klan keluarga White. Kedua orang itu menghela nafas panjang saat Brandon dan Jason meninggalkan halaman rumah tersebut.
"Akhirnya mereka pergi."
"Ya. Kuharap ini keputusan terbaik untuk mereka. Aku cuma ingin bisa bertemu mereka lagi walau hanya sesaat."
![](https://img.wattpad.com/cover/27900463-288-k383445.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BROWN AND WHITE ✔
Random[ 06.12.2014 - 21.08.2015 ] Dua warna berbeda. Dua kepribadian berbeda. Dua species berbeda. Tapi jika dua hal berbeda ingin melebur jadi satu, mungkinkah? WARNING!! BANYAK KATA-KATA VULGAR, LIGHT BDSM DAN KEKERASAN!! RATE 21+, FORBIDDEN FOR UNDER...