Two
.
.
.
.
.
Jason memeluk boneka berbentuk serigala berwarna coklat. Matanya terlihat memerah dan bengkak. Ia mencium boneka serigala itu dan kembali menangis. Selalu begitu. Sejak kekasihnya memutuskan hubungan mereka beberapa hari lalu.Brandon Brown. Pria yang sudah lama menjadi kekasihnya. Sangat lama sehingga jiwa mereka terasa satu. Selama mereka bersama, banyak rintangan yang mereka hadapi dan selama ini mampu dilalui. Namun sejak kejadian itu, semuanya menjadi rumit. Kejadian yang akhirnya menjadi alasan utama perpisahan mereka.
Tiba-tiba Jason merasakan sakit yang teramat sangat di pergelangan kedua lengannya. Seakan ada tangan lain yang mencengkeram lengannya. Tanpa diucapkanpun, ia tau siapa yang melakukan ini.
"Angelina! Stop it now!! It's hurt!!" teriaknya. Sakit sekali seperti tulang lengannya akan remuk.
"I won't! If you don't move your ass from your stingky bed!!" balas seseorang diluar kamar.
Jason mendengus kesal tapi tak berusaha memberontak. Kerena semakin berontak, semakin erat cengkramannya. Itulah kekuatan pikiran Angelina, Pain.
Dengan malas, Jason bergerak kearah pintu dan turun kebawah. Seperti yang ia perkirakan, perempuan yang ia panggil Angelina sedang duduk santai disofa sambil menonton acara di TV raksasa.
"I'm here now. Could you please let it go? Lenganku rasanya mulai remuk." pintanya pelan.
Saat Jason meminta, saat itu juga kekuatan Pain Angelina menghilang. Jason meringis memegangi lengannya yang mulai membiru. Dengan kekuatan Heal yang dimilikinya, ia bisa menyembuhkan dirinya sendiri.
"Apa yang kau lakukan disini, big sis? Mana Mike?" tanya Jason setelah menyembuhkan lengannya. Dia duduk disebelah Angelina.
"Mike sedang mengikuti rapat perkumpulan Vaero. Aku malas kesana, pasti akan banyak bullshit!"
"Pasti karena kejadian itu ya?" desahnya lirih. Angelina mengerling pada Jason. Ada lingkaran hitam dan bengkak pada matanya. Tubuhnyapun terlihat lebih kurus.
"Kapan terakhir kau minum?" tanya Angelina mengacuhkan pertanyaan Jason. Jason menggeleng lemah.
"Aku tak ingat. Aku hanya tak mau melakukan apapun." jawabnya sambil menundukkan kepala.
"Kau harus minum itu! Apa kau mau mati?" sembur Angelina kasar.
"Mungkin lebih baik gitu. Aku tak ingin hidup lagi." Masih dengan ada lirih.
'Ia sudah putus asa." batin Angelina.
"Kau tak boleh begini. Aku yakin Brandon juga merasakan sakit yang sama. Setidaknya hiduplah untuk dia." Angelina mencoba menasehatinya.
"What should I do, sis? It's hurt so much. Why we must through this?" cicitnya memilukan.
Angelina merengkuh pundak adik satu-satunya ini. Jason merebahkan kepalanya dibahu Angelina, mencoba meringankan sakit didadanya.
"Everything's alright for years, until..." Jason tak sanggup melanjutkan. Isakan kecilnya menghentikan kalimatnya.
"Kadang sakit bisa membuat kita lemah tapi juga menguatkan. You have to move on."
"I can't to---"
"Don't say that before trying. Aku yakin kamu bisa. Aku juga yakin Brandon berusaha untuk move on."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROWN AND WHITE ✔
Diversos[ 06.12.2014 - 21.08.2015 ] Dua warna berbeda. Dua kepribadian berbeda. Dua species berbeda. Tapi jika dua hal berbeda ingin melebur jadi satu, mungkinkah? WARNING!! BANYAK KATA-KATA VULGAR, LIGHT BDSM DAN KEKERASAN!! RATE 21+, FORBIDDEN FOR UNDER...