Eleven

7.2K 482 5
                                    

Eleven
.
.
.
.
.
"Aku perkenalkan diriku secara resmi. Namaku Verda Leonard. Aku memang DULUNYA salah seorang pemimpin kelompok Vaero bersama Vito, Ver, Vai dan Volt."

Verda mengambil nafas sebelum melanjutkan. "Namun aku tak bisa sejalan dengan pemikiran mereka bertiga yang ingin menguasai dunia dan memusnahkan manusia serta species lain. Aku sendiri setengah manusia setengah vampire. Ibuku seorang manusia murni sedangkan ayahku seorang vampire dari golongan bangsawan. Saat mereka menikah, terjadi pertarungan yang hampir membuatku tak lahir kedunia. Para vampire menganggap jika mereka punya anak, maka anak itu yang akan memusnahkan kaum vampire dengan percampuran darahnya. Hingga akhirnya salah seorang bibiku menyakinkan para ketua Vaero saat itu bahwa aku takkan melakukan hal tersebut. Aku dibiarkan tetap lahir namun nyawa ibuku tak bisa dipertahankan. Aku dibesarkan dilingkungan keluarga bangsawan ayah selama beratus tahun sebelum aku diangkat sebagai salah satu pemimpin Vaero. Awalnya aku menolak tapi ayahku memaksa. Ia ingin aku membuktikan pada kaum vampire lainnya kalau aku bukan Vampire Slayer yang mereka takutkan. Akhirnya aku menurutinya demi ayah dan almarhumah ibuku."

Verda berjalan ketengah ruangan lalu duduk disebuah batu pipih yang berada di gua tersebut. Aksinya diikuti yang lain. Jason masih memeluk Angelina. Sedangkan Brandon dan Mike duduk disebelah pasangannya masing-masing. Tanpa mereka sadari, mereka duduk membentuk pola lingkaran. Verda menatap setiap orang yang ada diruangan hangat tersebut sebelum melanjutkan ceritanya.

"Sayangnya keberadaanku justru membuat mereka lupa diri. Mereka merasa bahwa kami kaum vampire adalah kaum terhormat dan terkuat dimuka bumi sehingga species lain harus dimusnahkan atau dijadikan budak. Aku sangat marah karena dimanfaatkan mereka. Apalagi kemudian ayahku dibunuh oleh orang-orang yang membencinya. Ironisnya The Three Vaero, pemimpin saat ini dan pemimpin sebelumnya ada dibalik pembunuhan itu. Karena rasa sakit hati dan kecewa atas apa yang mereka lakukan, akhirnya aku menjadi seorang Vampire Slayer. Sejak saat itu, aku diburu oleh mereka. Selain karena darah yang kumiliki dan sebagai seorang Vampire Slayer yang mereka takuti, aku juga memiliki sesuatu yang mereka inginkan selama berabad-abad. Aku mengelana mengikuti langkah kakiku hingga kudengar Vito juga keluar dari Vaero dan menghilang. Butuh waktu lama untuk mencarinya sebelum aku menemukannya ditempat ia menetap sekarang. Dan disinilah aku, bergabung dengan kalian menghadapi keganasan Vaero."

Kalimat demi kalimat meluncur deras dari Verda telah membungkam kami. Para werewolf yang tadinya siaga kini mulai mengendur walau tak sepenuhnya.

"Aku tak menyangka akan bertemu dengan seorang Vampire Slayer yang legendaris." sambut Simon sambil menjabat tangan Verda. Verda membalasnya dengan menepuk pelan bahu kekar Simon.

"Kau mengenalnya?" tanya Jason bingung.

"Siapa yang tak mengenal The Great V yang telah memusnahkan vampire yang telah membunuh species lain selama ratusan tahun? Bahkan kaum peri seperti Jesse hampir punah jika tak dibantu oleh dia. Walau para demon sanggup menyelamatkan beberapa peri namun keberadaan The Great V telah menjadi mimpi mengerikan untuk para vampire. Kau juga tak tahu?" tanya Simon penasaran. Jason kembali menggeleng. Matanya melihat kearah Vito.

"Aku yang melarangnya untuk keluar rumah sehingga dia jadi kuper." cengir Vito melas. Semua menatap Jason dengan prihatin.

Tiba-tiba Jesse berdiri dan memeluk erat Verda yang masih berdiri setelah berjabat tangan dengan Simon. Matanya merah dan berkaca-kaca.

BROWN AND WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang