Three

20.3K 1K 9
                                    

Three
.
.
.
WARNING: RATE 21+ and soft BDSM!
.
.
.
Sejak meninggalkan danau, Brandon berjalan mengikuti kakinya pergi. Tak ada tujuan. Ia hanya ingin sendiri. Menjauh dari kelompoknya, tepatnya dari bocah bodoh Kallen. Tanpa disadarinya, ia berhenti didepan sebuah rumah. Rumah yang telah menjadi tujuan hidup dan nafasnya selama ini. Rumah yang selalu menempati bagian terbaik dalam pikiran dan hatinya. Rumah klan White.

Brandon masih menatap rumah itu. Ia sangat tahu kalau Jason hanya sendirian dirumah itu. Kakak perempuannya, Angelina, tinggal dengan suaminya, Mikael Raddon, ditempat lain.

Mikael mengingatkannya pada kejadian beberapa saat lalu. Kejadian yang menjadi pangkal masalah antara klan mereka dan kelompoknya. Kejadian yang membuatnya berpisah dengan Jason.

Saat itu Mike berusaha mengeluarkan racun dari seorang gadis bernama Jessica. Jessica tergigit oleh vampire lain yang berusaha membunuh kekasihnya, Harry. Mike dan Harry adalah saudara sepupu. Karena Harry merasa tak sanggup menahan diri untuk menyedot racun vampire ditubuh Jessi, maka Mike-lah yang melakukannya. Kejadian itu dilihatnya sendiri saat ia ikut mengawasi Jason dari jarak yang tak disadari siapapun. Kecuali Jason, tentunya. Dan sialnya kejadian itu dilihat juga oleh anak tolol Kallen!

Brandon masih diam ditempatnya. Mengawasi tanpa bersuara. Ia sering merasakan bahwa Jason menangis. Tepatnya sejak hari perpisahan mereka. Kebersamaan mereka yang sudah berlangsung lama telah menjadikan hati dan pikiran mereka terkoneksi.

'Apakah kau selalu menangis, Jay? Apa kau juga merasakan sakit seperti yang kurasakan?'

Pikiran itu selalu mengganggu tidurnya selama ini. Brandon memejamkan mata, menetralkan hatinya yang tersayat perih.

Saat ia akan beranjak pergi, tiba-tiba ada sesosok bayangan melewatinya dan jatuh didekatnya. Tanpa perlu bertanya lagi, ia sudah tau siapa bayangan itu. Jason telah berdiri tepat didepannya.

"Bi...." panggilnya lirih.

"Hai...Jay." Suaranya mendadak serak.

Tanpa peringatan, Jason bergerak cepat memeluk Brandon. Jason bertekad tak akan melepasnya lagi.

"I miss you so much."

Jason mulai menangis. Isakannya mengoyak pertahanan Brandon.

Tiba-tiba Jason merasa terbang. Ternyata Brandon menggendongnya dan meloncat ke kamar Jason. Brandon jarang masuk lewat pintu depan. Ia lebih suka langsung lompat ke kamar Jason.

Ketika tiba dikamar Jason, Brandon langsung menyerang bibir Jason. Kasar dan penuh intimidasi. Jason tak pernah protes dengan perlakuan kasar Brandon. Justru cara Brandon itulah yang membuatnya jatuh cinta. Mereka tetap berciuman walau kehabisan nafas.

Setelah sekian lama bergumul dengan lidah dan bibir, akhirnya pagutan mereka terlepas. Kening mereka saling bertautan dan tubuh mereka saling melekat seakan ada lem ditengahnya. Entah sejak kapan kedua tangan Jason berada dileher Brandon. Begitupula tangan Brandon dipinggang Jason. Yang pasti tubuh mereka begitu intim dan panas.

"I miss you too, batty." ujar Brandon.

Jason terkikik geli sekaligus bahagia mendengar panggilan khusus Brandon untuknya. Batty berasal dari kata bat (#kelelawar-english#), yang memang wujud lainnya.

"And I love you more, wolfie." Jason kembali terisak.
Brandon tertegun melihat Jason menangis (lagi). Wolfie adalah panggilan Jason untuknya, berasal dari wolf (#serigala-english#).

Brandon meletakkan kepala Jason didadanya. Membiarkan Jason menangis, meluapkan semua emosi yang dirasakan pria itu selama ini. Ada perasaan sedih namun terselip kegembiraan bisa bertemu sekaligus memeluk tubuh pria kecilnya.

BROWN AND WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang