Eight
.
.
.
.
.
Vito sedang mencampur kedua darah Brandon dan Jason terusik saat terdengar suara ketukan pintu. Dengan segan, Vito berjalan untuk melihat siapa yang mengganggunya."Sorry for interupted you." sapa seseorang dibalik pintu.
Vito tersenyum. "It's okey, Jase. Kau bawa sperma kalian kan?" tanya Vito.
Jason mengangguk. "Brandon...heemm...sedang tidur. Jadi aku yang mengantar sperma ini. Kau membutuhkannya segera kan?"
"Ya. Sperma takkan bertahan lama setelah dikeluarkan. Kau datang tepat waktu. Mau masuk kedalam?" tawar Vito.
"Bolehkah? Tapi apa aku tak mengganggumu?" cemas Jason.
"Tidak. Justru aku senang kau mengunjungiku sekarang."
Vito mundur untuk memberi jalan bagi Jason. Jason masih memegang dua tabung berisi sperma mereka.
"Letakkan kedua tabung tersebut dimeja sebelah microscop itu, Jase." pinta Vito. Jason-pun menuruti permintaan Vito.
Jason mengedarkan pandangan mengelilingi ruangan tersebut. Ruangan besar ini lebih mirip laboratorium daripada kantor seorang pendeta. Ada yang aneh dengan susunan perabot disini. Antara perabot terlihat begitu kontras. Seakan perabot lama disisipi perabot baru.
"Ini ruang 'kerjaku', ruang kantor pendeta sekaligus laboratoriumku. Aku tak pernah menampilkan lab-ku pada semua jamaahku. Lab ini sangat confidential. Hanya kau-lah yang kutunjukkan lab ini."
"Jadi selama ini kau sembunyikan lab ini? Tapi kenapa?" tanya Jason.
Vito tersenyum. Ia menemukan kembali Jason yang ia kenal dulu. Jason yang penuh keingintahuan sehingga kadang membuatnya bingung untuk menjawabnya.
"Aku menyembunyikan identitasku sebagai vampire. Bahkan gelar doktor dibidang kimia dan biologi yang kumiliki tak pernah diketahui. Aku adalah seorang pendeta biasa disebuah kota kecil yang jauh dari keramaian. Itulah identitasku sekarang."
Jason mengernyit bingung. Itu tak menjawab pertanyaannya.
"Aku benar-benar tak ingin jemaahku takut karena identitas asliku. Kau tahu sendiri bagaimana manusia menyikapi seorang vampire. Sejak aku memutuskan menjadi seorang pendeta, aku 'memutuskan' untuk menyembunyikannya. Selain untuk keamanan diriku sendiri juga untuk menghindari The Three V menemukanku."
"The Three V?" tanya Jason bingung.
"Tiga orang pemimpin Vaero saat ini." jelas Vito.
"Jika mereka dapat menemukanku saat itu, mereka akan langsung melenyapkanku. Karena aku tahu semua informasi tentang mereka." lanjutnya.
"Tapi bukankah hingga sekarang mereka masih mencarimu hidup-hidup?" tanya Jason yang mengetahuinya dari Mike.
Vito kembali tersenyum. "Tentu saja mereka tetap menginginkanku hidup. Selain aku tahu semua rahasia Vaero, gelarku sebagai ahli kimia dan biologi membuatku dibutuhkan mereka. Apalagi setelah kau dan Brandon mulai berhubungan. Istilahnya sekali tepuk dua target tertangkap."
"Jadi kami subyeknya ya?" Jason mulai faham alasan Vito menghilang.
"Kau lebih tahu dariku, Jase. Sejak awal kalian berhubungan, kalian adalah target utama perkumpulan Vaero. Darah dan sperma kalian bisa menciptakan sekumpulan tentara hebat, yang tak tertandingi oleh species manapun. Hanya saja, mereka tak berani mendekati kalian karena ada perjanjian untuk tak saling menyerang dan mengganggu kedua belah pihak. Bahkan untuk daerah berburu-pun sudah mereka tentukan. Itu sebabnya, kalian berdua aman dari target mereka selama ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROWN AND WHITE ✔
Random[ 06.12.2014 - 21.08.2015 ] Dua warna berbeda. Dua kepribadian berbeda. Dua species berbeda. Tapi jika dua hal berbeda ingin melebur jadi satu, mungkinkah? WARNING!! BANYAK KATA-KATA VULGAR, LIGHT BDSM DAN KEKERASAN!! RATE 21+, FORBIDDEN FOR UNDER...