Aku sedang mengerjakan tugas pertamaku sebelum aku di kejutkan oleh suara Sophia,
"Elleeeee.."
"Kenapa?" tanyaku heran. Wajah-nya terlihat berseri-seri. Aku belum bilang ya kalau Sophia saat ini akan bekerja di divisi operasional, namun sudah dua hari berturut-turut dia tidak bersemangat karena belum mendapatkan tugas dari manajer-nya,
"Akhirnya aku dapat kerjaan Elle, tadi aku di suruh pak Ali buat nanya ke mas Mora, banyak bangeet Elle tugas-ku, aku disuruh buat laporan harian sama..... kayaknya aku di kerjain deh soalnya mereka sambil cengar cengir, terus....." Jelasnya Panjang kali lebar.
"Baguslah Piya, bersyukur aja kita dapat kerjaan" Aku hanya tersenyum dan cukup mendengar karena jujur aku tidak tahu siapa yang sedang ia ceritakan. Aku belum cukup mengenal orang-orang yang ada di kantor ini. Hari ini sama seperti hari kemarin. Melelahkan.
***
"Hari ini kamu ikut checklist ya bareng saya, sama konsultan ntar" ucap Pak Hari yang merupakan salah satu anggota divisi Quality Control. Pak Hari adalah sosok yang ramah dan kekinian walaupun pada umurnya yang sudah terbilang tua.
"Siap pak, nanti aku ikut bapak ke lapangan" aku memakai perlengkapan safety dan ikut turun ke lokasi konstruksi gedung. Aku berjalan mengikuti di belakang pak Hari. Diperjalanan turun pak Hari memperkenalkanku dengan karyawan yang lain yang ingin naik ke kantor, dan perlu diketahui aku bukan orang yang gemar bertemu dengan orang baru. Aku agak tertutup, namun disini aku seperti menjadi pribadi yang bukan diriku.
"Sam gimana pengecoran aman malam ini?" tanya pak Hari kepada pelaksana konstruksi tower 1 tersebut. Sekedar informasi di proyek ini ada 4 tower gedung yang akan dibangun, kendala yang sering dialami yaitu kekurangan alat dan supply material yang sulit.
"Cor aman pak, tapi gimana ya, bucket lagi di pake di tower 2" jawab pak Samid.
"Yaudah berarti besok ya? Tapi harus checklist sekarang, mana si Paul? Sudah ku hubungi dari tadi kok belum meluncur juga?" gerutu pak Hari.
"Tuh orangnya baru dateng" seru pak Samid sambil menunjuk kearah pria yang baru datang. Dia melihat-ku kemudian bergantian melihat pak Hari, mungkin dia konsultan yang pak Hari maksud.
"Paul kenalin anak magang baru kita, Elle ini mas Paul konsultan pengawas di proyek ini" pak Hari memperkenalkan.
"Elle"
"Berapa lama nanti magangnya? abis wisuda mau ngapain?" pertanyaan membosankan yang sering kudengar belakangan ini.
"Mereka 4 bulan disini, bukan Cuma dia ada juga 3 temennya tapi nggak turun, ntar deh lanjutin kenalannya, yuk mulai checklist nya" pak Hari menyelamatkan-ku dari pertanyaan selanjutnya, thanks to pak Hari.
Aku Kembali ke kantor setelah checklist. apakah kita akan segera pulang tentu saja belum, aku harus memberesi beberapa dokumen dahulu padahal diri ini ingin segera istirahat. Sementara memejam sejenak, Aku mendengar suara orang bercakap-cakap di seberang sana namun aku terlalu malas untuk membuka mataku dan menoleh, sepertinya salah satunya suara Sophia dan satunya lagi tidak kukenali.
"Iya mas, sebentar lagi, malam ini deh mas" dengan nada memelas dari suara seorang perempuan yang tidak lain adalah Sophia.
"Yaudah aku tunggu ya" sahut seorang pria yang suaranya tak ku kenali. Aku akhirnya menengok karena penasaran, pria jangkung yang memiliki long wavy hair se-pundak sedang membelakangiku dan berbincang dengan Sophia di meja seberang. Rasa penasaran-ku hilang setelah mengetahui aku memang tidak mengenal-nya. Kuberalih menatap layar monitor laptop-ku dan kembali mengerjakan dokumen yang belum selesai sebelum suara tersebut kembali menginterupsi-ku,
"Kalo yang ini namanya siapa?" aku memutar swivel chair-ku dan menoleh ke sumber suara, di sana sosok pria jangkung tadi sedang duduk di kursi kerja ketiga yang kosong setelah kursi kerjaku. Loh, sejak kapan dia duduk? Apa dia sedang berbicara denganku saat ini? Aku menatap ke sekitar-ku, karyawan di divisi quality sedang ke lapangan dan hanya aku yang ada di sini.
"Aku?" sahutku sambil menunjuk diri-ku.
"Iya, kamu" dia menyeringai. Ekspresi apa itu? Apa ada yang lucu?
"Elle" Aku berusaha menyembunyikan wajah skeptis-ku dan kembali menoleh kearah monitor.
"Hmm Elle, kamu punya data yang bisa dilaporkan nggak dari QC?" nampaknya ia masih berbicara denganku membuat aku harus menatapnya lagi.
"Nanti aku tanya dulu ya mas ke personil QC" jawabku menatap lurus kearahnya, wait dia tersenyum kali ini. Apa penglihatan-ku kabur? apa yang membuat-nya tersenyum.
"Oke Elle..." kemudian dia beranjak dari tempat duduk tersebut dan pergi. Siapa pria ini? Apa dia yang sering Sophia ceritakan?
"Piya..." seruku sambil kembali menghadap kearah Sophia. Ia sedang sibuk dengan laptop-nya.
"Ya Elle" sahutnya tanpa memutuskan tatapan-nya dari layar monitor-nya.
"Masih banyak ya yang kamu kerjain?"tanya-ku.
"Ia nih udah ditagih terus tadi sama mas Mora" gerutunya dengan cemas. Ah, benar dia yang sering Sophia ceritakan, Mora.
"Kalem Piya kalo kerjaanmu belum kelar malam ini lanjut besok aja, udah ada bus tuh mau balik" kuharap perkataanku dapat membuatnya tenang namun ternyata tidak. Dia makin panik.
"Harus Elle udah ditungguin soalnya, ntar lagi kok, tungguin aku ya"
"Yaudah buruan" ucapku pasrah.
***
Aku membereskan barang bawaanku dan bersiap untuk pulang. Aku dengan antusias keluar dari ruangan-ku karena aku diberitahu oleh pak Hari ada mobil operasional kantor yang akan pulang ke mess. Lokasi proyek berada di tengah hutan dan mess karyawan berada di perkampungan yang ada di luar hutan sehingga tidak ada angkutan lain yang berlalu-lalang disini selain mobil operasional dan bus kecil perusahaan.
"Mba Elle mau kemana?" tanya seorang karyawan pria yang tidak kukenal yang berdiri di depan pintu sambil tersenyum lebar.
"Pulang mas" jawabku dengan raut gembira.
"Bareng siapa mba?"
"Emang gaada mobil mas? Tadi pak Hari bilang ada loh, tuh pak hari juga udah siap-siap mau pulang" aku menunjuk ke pak Hari yang sudah menggendong tas ransel-nya.
"Bercanda mba, udah mau pulang? Ayok" aku mengerling kesal karena ternyata mas di depan-ku ini mengerjaiku. Aku berbalik dan memanggil Sophia untuk segera membereskan barang-barangnya. Nampaknya Corie pun sudah bersiap untuk pulang, dia memberitahuku bahwa Mala sudah pulang duluan dengan bus.
"Kita pulang bareng siapa?" tanya Sophia menghampiriku yang sedang berdiri menunggunya di depan pintu.
"Sama mas itu" aku menunjuk keaarah pria yang tadi sedang berjalan menuju mobil.
"Mas siapa?" Sophia memfokuskan pandangannya pada pria tersebut. "ohh, mas Arif, dia drafter Elle" kemampuan Sophia mengenal karyawan patut diacungi jempol, dalam kurun waktu kurang lebih 3 hari dia mungkin sudah mengenal hampir tiga perempat karyawan di kantor ini. Aku, Sophia dan Corie masuk ke mobil dan menempati tiga kursi belakang. Di kursi tengah ada pak Hari, mas Nugu aku baru mengenalnya tadi, dia seorang surveyor dan ada pak Nirim sopir yang biasa mengantar mobil ini. Dan di kursi depan ada mas Arif yang bawa mobil dan mas Mora. Wait, kenapa mas Arif yang bawa mobilnya? Kenapa bukan pak Nirim? Aneh, batinku. Perjalanan pulang malam ini sedikit menyenangkan, mas Nugu mencairkan suasana dengan tingkah-nya yang jenaka.
Mobil berhenti tepat didepan mess. Aku, Sophia dan Corie segera turun dari mobil. "terimakasih mas-mas semua" ucap kami bersamaan. Tanpa kusadari ada sepasang mata yang memperhatikan-ku.
To be continued...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
129 Days
RomanceMimpi buruk Elle berubah menjadi kenyataan termanis yang tak terlupakan ketika ia bertemu dengan Mora. Tidak pernah terbayang dalam benak-nya akan melihat pelangi di dunia-nya yang monokrom, gradasi warna yang nampak saat itu mampu membuatnya terkag...