Malam ini akses jalan untuk pulang di tutup karena ada yang merintangi jalan kendaraan perusahaan. Akhirnya kami harus berjalan kaki ke depan dan menumpang di bus proyek lain. Aku yang agak capek dengan aktivitas hari ini langsung tertidur ketika mencapai seat tempat duduk ku. Aku tak bisa menahan kantuk-ku setiap naik mobil untuk pulang.
Ketika tiba di mess aku segera membersihkan diri sebelum naik ke tempat tidurku. Setelah selesai dengan ritual membersihkan diri aku sedikit membereskan barang-barangku dan segera menjatuhkan diri ke kasur. Sembari rebahan aku meraih ponsel-ku mengecek apakah ada pesan dari seseorang yang belakangan selalu mengusik-ku sebelum tidur. Iya siapa lagi kalo bukan mas Mora. Wait a minute. Kenapa aku seakan-akan terlihat begitu menunggu chat dari-nya? Otak-ku menyuruh-ku untuk segera menanggapi pesan lain yang sudah berhari-hari mendekam di whatsapp-ku tanpa balasan bahkan tanpa penasaran untuk membaca-nya. Namun aku begitu tak berniat untuk melakukan-nya. Aku hanya menunggu pesan dari orang itu!
Ding. Itu sepertinya dia. Aku tersenyum ketika tebakan-ku benar adanya.
Mas Mora Arsyad : Tadi ada yang ketiduran di bis hampir kejedot palanya
Seperti biasa dia dia menaruh perhatian-nya padaku. Seingat-ku dia duduk agak jauh dari-ku. Apakah aku bahkan bisa terlihat olehnya? Blush.
Me : Parah banget sopirnya wkwk, yang ledekin juga sama parah
Mas Mora Arsyad : Gaada bahu tempat bersandar
Me : Iya mau pinjam bahu mu tapi takut terlalu nyaman ceilah
Mas Mora Arsyad : Wiih udah mulai jago ya kak
Aku adalah tipe orang yang agak malas berbalas chat. Pengecualian untuk dia.
***
Pagi ini aku datang ke site lebih pagi dari biasanya. Seperti biasa aku merapihkan meja-ku sebelum mulai bekerja. Pandanganku tertuju pada Sophia yang tampak tersipu memandangi layar ponselnya.
"Napa sih lu cengar cengir?" Dia melafalkan sesuatu tanpa bersuara.
"Hah, apasih?" tanyaku bingung.
"Mas Izaaa" ucapnya masih tanpa suara tapi aku sudah bisa menangkap maksudnya.
"Ohhh, i see" aku menggelengkan kepala-ku heran. Budak cinta.
"Ntar malam hayu ke market persediaan gua dah mulai habis nih"
"iyaa samaa, ingetin yaa"
"Sipp"
Aku menunggu datangnya pak Hari datang untuk memberikan tugas hari ini, sepertinya dia akan datang bersama rombongan karyawan lain bersama minibus. Disini baru ada kami dan beberapa karyawan perempuan. Namun sambil menunggu perut-ku tiba-tiba mulas membuatku segera berlari toilet.
Setelah aku selesai mengatasi permasalahan perut-ku dan hendak kembali ke ruangan-ku, di perjalanan aku melihat sudah banyak karyawan yang berlalu-lalang sepertinya mereka sudah tiba ketika aku berada di toilet tadi. Mata-ku tiba-tiba terfokus pada sosok yang berada di ujung koridor, dia menatap ke arah-ku? Aku sedikit terkejut dan tetap melanjutkan perjalanan-ku melewati pria itu dengan degup jantung yang agak lebih cepat dari biasanya. Apakah ini terlalu cepat untuk mengatakan bahwa aku sepertinya telah menaruh rasa pada-nya. Untuk saat ini aku akan membiarkan diriku mengenali perasaan apa ini. Memastikan apakah ini hanya sebentar saja atau akan mendekam lama.
***
Hari ini aku libur tidak ke kantor. Seharian bersantai di mess dan tidak melakukan apa-apa. Ini adalah cara untuk memulihkan diri dari urusan pekerjaan. Entah kenapa dia satu-satunya orang yang terpikirkan olehku saat ini. Aku tiba-tiba penasaran apakah dia sudah balik atau belum.
Me : masih di site mas?
Mas Mora Arsyad : Masih by
Me : Satnight di site
Mas Mora Arsyad : Satnight di mess. Sadnight.
Me : Ada movie recommendation ga by?
Mas Mora Arsyad : Apa yaaa? kamu suka genre apa?
Me : bisa genre apa aja. Yang mas udah nonton aja trus menurut mas bagus
Mas Mora Arsyad : Fast x mayan. Blue beetle
Me : Storyline please
Mas Mora Arsyad : Jadiii
Me : jadi?
Mas Mora Arsyad : Nah gitu ceritanya by
Me : Dahlah gajadi nonton. ngeselin
Mas Mora Arsyad : Ohh belom yaa, kirain udah tadi ga keliatan soalnya, aku mulai rabun, seharian ga liat my angel awkwkw
Me : Hiliiiihh. Seriuss mas. malah gombaal
Entah perkataan-nya serius atau tidak, dia telah berhasil membuat-ku tersipu.
Mas Mora Arsyad : mau diseriusin nih?
Me : mau serius in what stage. saking randomnya, i don't even know what we actually are
Mas Mora Arsyad : sepasang kekasih laa
Me : kapaan jadiannya???
Mas Mora Arsyad : Perasaan udah kemaren. Ah gaseruuu. FYI ni ya by rencana aku kemaren nembak kamu pas ngajak ke Nedar itu, tapi ruin wkwk
Me : Seriuss?
Mas Mora Arsyad : Haha iyaa, tapi kalo aku nembak sekarang plain banget wkwk, nantikan sajaaa
Unik sekali pria ini.
Me : mau nembak bilang-bilang gimana sii
Mas Mora Arsyad : Oiyaa lupa. bisa ga aku bikin kamu lupa. Tatap mata sayaa. lalu lupakan apa yang saya katakan beberapa menit lalu
Me : Awokwkwkwkw. Hayoo siapa aku. jangan salahin ya kalo cuek
Tak kuat menahan tawa-ku. Lucu sekali manusia ini tuhaan. Namun tanpa sadar semakin lama aku bergaul dengan-nya semakin aku mengenal diri-ku yang juga ternyata begitu tidak jelas. Match energy, batinku.
Mas Mora Arsyad : amnesianya jangan kejauhan ntar malah ga kenal aku wkwkw. ini mah rencana memang mau cuekin aku
Me : mana bisaa, orangnya bolak balik kek setrikaa, mana bisa cuek
Mas Mora Arsyad : Hahaha karna ada kamu aja itu, sebelum ada kamu aku jarang kebawah kalo nggak makan ga kebawah wkwk. basa basi nanya kamu anak magang baru itukan?
Me : klasik pertanyaannya. more creative pls
Mas Mora Arsyad : i can't coz my imagination only u, gabisa dipake ni otak, maunya mikirin anak magang baru dari Selema
Aku kurang tahu mana yang serius mana yang berupa gombalan dari text nya namun aku tersentuh. Jujur.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
129 Days
RomanceMimpi buruk Elle berubah menjadi kenyataan termanis yang tak terlupakan ketika ia bertemu dengan Mora. Tidak pernah terbayang dalam benak-nya akan melihat pelangi di dunia-nya yang monokrom, gradasi warna yang nampak saat itu mampu membuatnya terkag...