Pagi ini setelah sarapan aku melakukan pekerjaan-ku seperti biasa yaitu mengerjakan dokumen-dokumen yang belum terselesaikan kemarin. Suasana di ruangan ini sedang hening. Semuanya sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sebelum pak Hari memecah keheningan, "mba Elle, boleh minta tolong nggak?" aku memfokuskan pandanganku kearah pak Hari yang kursi nya tepat di depan ku.
"Iya pak, ada apa?"
"Tolong minta gambar slab, kolom, balok sama tiebeam tower 2 ya ke mas Arif, buat acuan mapping, tadi aku lihat orangnya duduk di depan ruang sebelah. ntar bawa hard disk aja kasih ke dia" pintanya dengan sopan seperti biasanya.
"Baik pak" aku meraih hard disk yang terselip di antara tumpukan dokumen dan keluar mencari keberadaan mas Arif. Di ujung selasar direksi keet ini aku bisa melihat sosoknya yang sedang duduk sambil meneguk secangkir kopi, tidak tahu apa hal ini benar atau perasaanku saja raut wajahnya terlihat agak terkejut ketika melihatku berjalan kearahnya.
"Mas Arif pak Hari katanya minta gambar slab, kolom, balok sama tiebeam tower 2" ucapku tanpa basa-basi menyerahkan hard disk kepadanya.
"Pak Hari ya?" tanyanya yang jelas sudah terjawab sebelum dia bertanya.
"Iya mas, saya tinggal saja hard disk nya ya, terimakasih"
"Elle, bilang ke pak Hari gambarnya masih nyangkut di konsultan, hari ini mau di kejar" ucapnya mencegah-ku untuk berbalik pergi.
"Hmm gitu ya, mas kata pak Hari gambarnya Cuma buat acuan mapping, apa adanya dulu"
"Oh berarti gapapa ya belum approve?"
"Ya sepertinya begitu"
"Oke mba nanti saya bawa hard disk-nya kalo udah"
"Baik, permisi"
***
"Kamu dicariin mas Arif tadi" seru Sophia saat aku kembali dari toilet.
"Ooh mau ngasih hardisk kali" aku melangkah ke mejaku dan melihat hard disk yang tadi sudah kembali.
"katanya bilangin ke kamu hard disk nya udah di meja pak Hari"
Aneh, Ngapain harus laporin ke aku coba? Harusnya ke pak Hari lah, dia yang minta datanya bukan aku, batinku keheranan. Aku mencoba untuk tidak menghiraukan hal-hal yang mengganggu pikiranku dan kembali bekerja agar tugasku minggu ini bisa selesai hari ini.
Hari sudah gelap saja tidak terasa, aku bekerja tanpa memedulikan sekitar. Aku melayangkan pandanganku kearah Sophia yang terlihat masih berkutat dengan laporan-nya.
Seorang pria melangkah masuk ke ruangan dan menghampiri meja Sophia, pria yang belakangan ini sering menagih laporan dan rencana kerja ke Sophia. Siapa lagi kalo bukan mas Mora. Sophia terlihat agak tertekan namun ia menikmati pekerjaan-nya, I bet, pasti ia sedang mengumpat di dalam hati.
"Sop udah?"
Aku terkekeh mendengar nama panggilan mas Mora ke Sophia. Sophia melihatku dengan wajah geram. Aku sudah tau pasti setelah ini dia mengamuk.
"Belom mas, ini sementara, ntar ya"
"Oke, aku tunggu ya hari ini?" ucapnya dengan santai tanpa beban dan pergi.
"Arrghh, sop sop sop ayam? Kenapa harus manggil aku sop sih? Padahal kan bisa lebih bagus dari itu?!" pekiknya tidak menerima setelah mas Mora hilang tak terlihat lagi.
"Ya emang nama kamu Sop" aku terbahak melihat Sophia melotot ke arahku.
"wahh mana laporannya belum kelar lagii"
KAMU SEDANG MEMBACA
129 Days
RomanceMimpi buruk Elle berubah menjadi kenyataan termanis yang tak terlupakan ketika ia bertemu dengan Mora. Tidak pernah terbayang dalam benak-nya akan melihat pelangi di dunia-nya yang monokrom, gradasi warna yang nampak saat itu mampu membuatnya terkag...