Aku menghitung mundur waktu yang tersisa. Dua puluh tujuh hari lagi masa magang akan selesai, gunda gulana akan berpisah mulai terasa. Waktu kebersamaan kami berkurang seminggu karena dia akan cuti pulang ke rumah hari ini. Bertepatan ini adalah akhir pekan maka aku tidak ke site.
Entah kenapa aku tidak bersemangat hari ini,mungkin karena mengetahui beberapa hari ke depan tidak akan bertemu dengan nya di site.
Dia datang untuk berpamitan kepadaku sebelum pulang cuti. Aku berusaha untuk tersenyum walaupun hatiku sendu. Aku tidak mau menjadi pacar yang egois, sudah enam bulan ia tidak bertemu dengan keluarga dan saat ini ketika jadwalnya untuk cuti di approve oleh pak Rama maka aku harusnya berbahagia untuknya. Aku berusaha menutupi kesedihan ku dengan senyuman.
"Aku bakalan kangeen"
"Akuu juga sayaang, seminggu ya kita ldr. Hitung-hitung kita mulai latihan buat ldr jangka panjang nanti"
Aku menatapnya lekat sebelum ia menarikku ke pelukannya.
"Ahh next aku gamau lagi kaya gini gamau aku nyari kerja yang jauh-jauh dari keluarga terus harus ninggalin kamu" Ujarnya semakin mempererat dekapannya.
Hatiku menghangat dengan ucapannya, mati-matian aku menahan air mataku agar tidak jatuh dan membuatnya semakin berat hati meninggalkanku."Jaga diri baik-baik ya sayang, hati-hati nanti diperjalanan. Salam buat keluarga kamu"
"Iyaa cantikku, kamu juga jangan nakal ya aku tinggal sebentar"
"Iya janji"
Dia mengusap rambutku dengan lembut.
"Yaudah ntar kamu terlambat sayang""Yaudah see you"
"See yaa"
Aku melihatnya kepergian-nya dengan mata berkaca-kaca. Setelah ia hilang dari pandanganku aku segera masuk ke kamarku dan menangis tersedu-sedu. Air mata ini sudah tak bisa kubendung lagi. Aku menangis hingga kelelahan dan tertidur.
***
Hari ke seratus tiga. Hari pertama kami harus menjalani hubungan jarak jauh kami. Aku datang ke site dengan tidak bersemangat. Di site hampir semua karyawan yang menyapaku pasti menanyakan keberadaan mas Mora dengan maksud membuatku sedih, padahal mereka sudah tahu kalau dia sedang cuti.
Aku berjalan ke ruang medis untuk istirahat. Di depan ruangan itu duduk 3 orang, 2 orang merupakan surveyor yang kukenal dan salah satunya belum kukenal."Ehh ada mba Elle" Ucap salah seorang surveyor yang kukenal.
"Si Mora kemana ya?" Celetuk seseorang yang tak kukenal. Siapa dia? Apa dia kenal aku? Kenapa dia bisa tau aku pacarnya mas Mora? , batinku.
Aku tak menanggapinya dan hanya melemparkan tatapan bingung seakan-akan berkata, 'sorry jangan sok dekat, kita ga pernah kenalan'. Aku tahu kalian ingin menggodaku, hari ini orang-orang sangat menyebalkan.Aku masuk ke ruang medis hendak beristirahat sebelum Mas Mora calling...
"Heyo sayaang"
"Helo babe, dimanaa?"
"Biasaa di medis"
"Mau bobo yaa"
"Tau ajaa"
"Babe, i have to tell you something, kalo ada orang aneh yang kamu ga kenal tiba-tiba nanyain soal aku gausah diladenin ya"
"Hmm emangnya kenapa sayang"
"Pokoknya gausah ditanggapi ya"
"Baru aja tadi orang ga kenal godain aku, nanyain soal kamu"
"Kaan udah kejadian, coba bilang ciri-ciri nya"
Aku mendeskripsikan ciri-ciri dari orang tadi.
"Iyaa bener dia, namanya mas juan. Dia kerja di proyek ini dulu tapi sekarang udah di proyek sebelah. Ganjen orangnya. Dia whatsapp aku, kamu mau cuti kan biar kamu sama dia katanya, gila kali ya. Makanya aku kasih tau ini ke kamu""Dikira aku barang kali, lancang banget. Tenang sayaang sama sekali ga aku tanggepin. Aku ga kenal juga"
"Itu aja sayaang. Untung aku punya cewek galak"
"Sayang kalo ada yang kayak gitu langsung infoin ya ke aku"
"Of course babe"
***
Minggu ini waktu terasa melambat. Aku menjalani hari-hariku dengan suntuk tanpa kehadirannya. Saat untuk melakukan video call dengannya sepulang dari site merupakan waktu yang sangat kunantikan.
Bahagia itu ketika bisa melihat wajahnya lagi, menceritakan tentang hariku atau mendengar tentang harinya.Hingga akhirnya waktu nya tiba dimana kami akan mengusaikan hubungan jarak jauh seminggu ini karena dia akan segera kembali dari cutinya.
Aku, Sophia dan mas Iza menjemputnya setelah ia tiba di bandara Napalikan.Kami seperti biasa merencanakan double date, namun diperjalanan menjemputnya aku harus kuat mental. Mereka sepertinya sengaja untuk mengusikku dengan kemesraan mereka berdua agar aku kesal. Dan mereka berhasil. aku muak dan ingin muntah mendengar ocehan mereka sepanjang perjalanan ini. Namun aku tidak tahu harus mengadu pada siapa karena kami berangkat diem-diem untuk mengejutkan mas Mora. Sepengetahuannya kami belum berangkat dan mereka berdua mengarang cerita kalau mereka belum bisa balik dari site untuk menjemputku. Rasa frustasiku ingin cepat-cepat sampai dan mengadu padanya tentang perbuatan mereka padaku. Aku sangat merindukannya.
Ketika tiba kami melakukan banyak aktivitas berdua. Awalnya kami menonton di bioskop. Setelah itu mengabadikan momen kami dengan mengambil gambar di photobooth. Pergi makan berdua. Kami menyempatkan melihat matahari terbenam di tepi pantai. Kami mengalami momen seru, lucu, haru hingga mendebarkan seharian ini.
Berhenti di suatu tempat dimana kami dapat menunda waktu untuk pulang. Sebelum kami kami kembali ke dunia kerja yang sulit menghabiskan waktu bersama dapat menyegarkan kembali jiwa kami yang penat.
Tak ingin kebersamaan kami cepat berlalu. Aku tiba-tiba menanyakan suatu pertanyaan yang hampir tak bisa terucap olehku,
"How about...if..someday we can't be together" Bibirku bergetar menahan diri untuk tidak menangis.Dia terdiam dan mengangkat wajahnya keatas. Aku menyentuh pipinya dan merasakan cairan hangat membasahinya, aku memeluknya sambil terisak. Kesedihan ini tak bisa tertahankan lagi. Di tengah kesedihannya ia memenangkan-ku.
"Kenapa harus pertanyaan yang buat kamu sendiri nangis sayang, tenang hal yang kamu pikirkan gaakan pernah terjadi" Ucapannya meyakinkanku, bahwa kami akan terus bersama walaupun nanti akan menjalani hubungan jarak jauh. Mempercayakan cinta kita pada takdir yang jalannya sama sekali tak bisa tertebak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
129 Days
RomanceMimpi buruk Elle berubah menjadi kenyataan termanis yang tak terlupakan ketika ia bertemu dengan Mora. Tidak pernah terbayang dalam benak-nya akan melihat pelangi di dunia-nya yang monokrom, gradasi warna yang nampak saat itu mampu membuatnya terkag...