Aku melihat tanggal hari ini pada kalender digital yang terpajang di atas meja belajar ku. 21 Juni. Hari semakin dekat dengan jadwal untuk magang namun aku dan teman sekelompok ku belum menemukan lokasi proyek yang pasti dimana kami akan magang. Wait a minute, perkenalkan dengan mahasiswa Teknik sipil semester 7 yang sedang gundah gulana akan nasib selanjutnya akan magang tahun ini atau tahun depan.
"Elle, temenmu datang tuh!" teriak mama dari luar.
Sontak aku melompat dari kasurku dan bergerak menuju ruang tamu. Itu pasti Rosie, salah satu teman kelompok magang-ku. Aku berharap ada kabar baik yang datang. Hari ini kita akan survey lokasi proyek yang rencananya akan menjadi tempat untuk kami magang. Semoga semuanya terjadi sesuai harapan ku.
"Heyy Rosie gimana? Kamu kok nggak ngabarin udah di depan" tanyaku sambil memakai kaos kaki bersedia untuk pergi.
"Ada kok, hp-mu kemana?" gerutu-nya sambil menunjukan ponsel-nya.
Aku menyengir sambil menggaruk kepala-ku yang tidak gatal sama sekali. "Aku lupa, mode silent"
"Elle..."
"Hmm.." gumamku sambil memakai jaket jeans-ku.
"Elle, sebenarnya..."
"What's wrong?" aku menatap tepat pada matanya kali ini.
"Aku gatau ini kabar baik atau buruk, kamu serius mau ke Mandalanusa? Kemaren kamu bilang ke aku gamau" ucap rosie dengan wajah sendu.
"Emang siapa yang bilang aku mau sie?" sahutku dengan nada bingung.
"Nama-mu ada di list nama yang akan berangkat ke Ibu kota baru, kamu bakalan magang di Mandalanusa Elle!"
"Whatttt,kamu tau dari manaa?!"
"Hadeh makanyaa, hp tu di pake jangan di pajang doang, Cek whatsapp buruan!"
Seketika pikiranku berkecamuk, aku sungguh tidak punya rencana kesana. Oh, tidak ini bukan seperti yang kubayangkan! Tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini, kuharap ini tidak nyata. Mengapa harus Mandalanusa? Mengapa tidak Selema? Iya Selema kota tempat tinggal-ku saat ini. Dari awal aku telah membulatkan tekad tidak mau ke sana. Berulang kali penawaran tersebut datang padaku, dan jawabanku cukup jelas. No thanks. Tanpa penjelasan karena jawabannya sudah tidak perlu dijelaskan lagi. Tapi mengapa jadi seperti ini? Mengapa semakin aku menghindari tempat itu semakin aku di dekatkan?
Selema city
KAMU SEDANG MEMBACA
129 Days
RomansaMimpi buruk Elle berubah menjadi kenyataan termanis yang tak terlupakan ketika ia bertemu dengan Mora. Tidak pernah terbayang dalam benak-nya akan melihat pelangi di dunia-nya yang monokrom, gradasi warna yang nampak saat itu mampu membuatnya terkag...