Chapter 7

11 3 0
                                    

Situasi di mess wanita saat ini begitu sepi hanya ada aku dan mba Oca yang baru saja pulang. Sisanya masih terjebak di site belum bisa pulang. aku bingung ingin masak sesuatu namun ternyata kompor nya tidak bisa menyala karena tabung gas-nya sudah kosong. Aku memutuskan untuk membuka laptop untuk melanjutkan laporan magang-ku sebelum sebuah notifikasi dari seseorang yang belakangan ini sedang menarik perhatian-ku masuk ke ponselku membuat aku menutup kembali laporan-ku dan membalas pesannya.

Mas Mora Arsyad : Elle udah makan malam belom?

Me : Unfortunately belum mas

Mas Mora Arsyad : Mau makan apa?

Me : gatau mas, kenapa emang mau beliin aku makan nih?

Mas Mora Arsyad : kalo kamunya mau. Mau nitip apa? aku di Nedar café depan mess adanya mie doang wkwk

Me : yee mie lagi

Mas Mora Arsyad : kalo mau yang lain gapapa

Me : Kalo Mie mah mending buat sendiri. Tapi masalahnya di mess tabung gasnya kosong gabisa masak.

Mas Mora Arsyad : Aku masih disini sih, dari sore udah disini kirain kamu belum pulang

Me : rame ga mas?

Mas Mora Arsyad : mayan, mau nyusul kah?

Me : mas sendiri?

Mas Mora Arsyad : terlihat seperti itu wkwk

Me : oke ta nyusul mas

Mas Mora Arsyad : mau mesen apa, sekalian aku pesanin

Me : Mie kuah sama minumnya lychee yakult

Aku berganti pakaian dan menarik cardigan-ku siap untuk pergi. Aku keluar dari kamar-ku bersamaan dengan mba Oca yang keluar dari kamarnya, ia terlihat kelaparan juga.

"Mba Elle kemana?" cerocosnya.

"Depan mba mau makan"

"Barengan yuk!"

"Ha? Yaudah hayu mba" aku tak enak menolaknya dan aku tak tahu harus bagaimana memberitahukan padanya kalo aku akan makan bersama mas Mora. Whaatt??? Gawat.

Me : mas mba Oca kayaknya mau makan bareng juga

Mas Mora Arsyad : tau nggak kalo aku disini?

Me : gatau

Mas Mora Arsyad : wkwk heboh ntar. Yaudah Oca mesan apa?

Aku dan mba Oca berjalan bersama ke depan, sebelum mendengar sapaan seseorang di depan gang, " Shht mau kemana?"

"Makan mas" jawab mba Oca. Itu adalah mas Nugu yang tiba-tiba muncul entah darimana.

"Ikuuuut"

"Yuk" ajak mba Oca. Wahh, makin ramai. Aku tak tahu entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku tak tahu bagaimana harus menjelaskan pada mas Mora dan tak tahu bagaimana harus mengatakan yang sebenarnya pada mba Oca,

"Mba kata mas Mora mau pesan apa?"

Sepersekian detik matanya menyipit menatapku, "Oalahhh, kamu bakalan makan bareng Moraa?! Kenapa ga bilang toh??? Aku ganggu kalian dong" serunya heboh. Aku meringis menyesal karena sudah mengatakannya. Aku tak tahu bagaimana nasib mas Mora nanti akan digoda habis-habisan. Sekedar informasi mas Mora dan mba Oca adalah teman seangkatan waktu kuliah, teman kelas, dan pernah berada di tempat magang yang sama. Setelah beberapa menit berjalan kaki tibalah kami di café Nedar, dia sedang duduk menatap layar laptop-nya di meja yang berada tepat di samping pintu masuk, sebelum kami masuk dan membuatnya makin terkejut karena kami bukan hanya datang berdua tapi bertiga bersama mas Nugu,

129 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang