~setelah kamu, aku tidak akan pernah membiarkan seseorang mengenalku seperti halnya kamu mengenalku~
***
Hari ini adalah akhir pekan, seperti biasanya aku tidak ke site. Biasanya karyawan juga akan pulang lebih awal di akhir pekan. Jam di ponselku sudah menunjukkan pukul 7 malam, aku terpikirkan untuk membeli makan di luar tapi sepertinya masih bingung ingin makan apa.
"Sop, lu mau makan apa?"tanyaku pada Sophia yang sedang bersamaku di ruang tamu.
"Gatau nih, udah bosen makan naspad terus"
" Iyaa tapi yang cepet plus deket itu Sop"
Tiba-tiba mba Adna keluar dari kamarnya dengan terburu-buru sambil memegang kunci motornya mba Irene si pengurus mess perempuan. "Mau makan sate ga?" serunya sambil menatap kami yang sedang duduk selonjoran di ruang tamu.
"Mauuu mba, ikut" jawab kami kompak.
"Yaa motoran doang, ga muatlah kita"
"mba sama seorang aja mba yang pergi, nanti dibungkus aja biar makan disini" saran Corie.
"Kamu aja yang ikut dah Elle, kita nitip" Ujar Sophia
"yakin? lu gamau ikut?"
"Iya nih mager"
Aku pun berangkat bersama mba Adna beli sate, singgah ke toko kelontong beli persediaan kebutuhan sehari-hari dan cemilan, singgah beli buah di pasar dan setelah hampir setengah jam kami kembali ke mess.
Terkejut ketika tiba ada keramain di mess, beberapa orang karyawan laki-laki berada di mess dan sedang mengangkut barang-barang ke dalam mess. Ada apakah gerangan? Ada mas Saga si site logistik dan mas Nugu.
" Kenapa nih mas rame-rame?"
" Itu bakalan ada karyawan cewek baru, nanti dia tidur di kamar kalian ya"
Wah, sekarang di mess cewek sudah ada delapan orang. Mba Oca sendiri. Mba Iren, Mba Adna dan mba Avy sekamar. Aku, Sophia, Corie dan satu lagi karyawan baru sekamar. Ketidak seimbangan dalam pembagian ini di karenakan luas kamar yang berbeda-beda dan kamar kami yang paling luas.
"Mba siapa namanya mas?"
"Mba Awi nanti di site dia sedivisi sama mba Oca"
" O gituu"
Aku terkejut ketika tiba-tiba Sophia menarik tanganku. Dia sepertinya sudah memberikanku kode namun tak bisa kutangkap,
"Napaa oyy"
"Temenin guee ke cafe depan pliss"bisiknya
"Nedar? Ngapain? ga ah gua baru balik juga dari luar kok"
"Gue mau jalan sama mas Iza" bisiknya ditelingaku, aku terbelalak.
"Whaatt? yaudah lu aja lah gausah ngajak gua, gamau lagi gua jadi nyamuk"
"Gaa dong kan di depan ada mas Mora jugaa"
Deg. Mendengar namanya saja sudah membuat jantungku berdegup tak karuan.
"NO, aku ga diajak juga sama mas Mora, ngapain? palingan juga dia lagi kerja"
"Aku gabisaa keluar sendirian nanti cewek-cewek pada curiga, kalo bareng lu kan gua ada alasan"
"Gaamau ah, kecuali dia yang ajakin"
"Plisslah Elle bantuin guee kalii ini aja, udaahh...mas Iza dah bilang ke mas Mora"
Aku tak habis pikir dengan wanita ini, dia sepertinya sudah gila. Nekat bila ketahuan bagaimana nantinya. Tapi wajah memelasnya membuatku ingin menghilang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
129 Days
RomanceMimpi buruk Elle berubah menjadi kenyataan termanis yang tak terlupakan ketika ia bertemu dengan Mora. Tidak pernah terbayang dalam benak-nya akan melihat pelangi di dunia-nya yang monokrom, gradasi warna yang nampak saat itu mampu membuatnya terkag...