Pagi ini aku pergi ke site dengan kondisi yang kurang baik. Tenggorokan meradang namun masih bisa beraktivitas seperti biasa. Aku menjalani aktivitas-ku seperti biasa hanya sedikit kurang bersemangat mungkin karena kondisi fisik yang sedang terganggu. Di samping itu hal yang makin membuat-ku tak memiliki motivasi untuk bekerja hari ini yaitu sejak tiba di site aku masih belum melihat bayangan seseorang yang belakangan ini memenuhi pikiran-ku. Sepertinya dia tidak datang, semalam dia bilang kalo merasa kurang enak badan.
Mas Mora Arsyad :Pagi byy, ke site kah?
Me : Udah di site byy
Mas Mora Arsyad :Yaudah semangat ya
Me: Kamu minum obat ga mas?
Mas Mora Arsyad : Kemaren si baru minta karena udah mulai flu
Me: Obat apa mas? Aku ada obat flu yang cocok di aku, mau coba? Coba aja siapa tau cocok di kamu juga
Mas Mora Arsyad : patut dicoba, ampuh buatku juga berarti
Me : Tapi aku gatau itu jual dimana kalo disini
Mas Mora Arsyad : di klinik ada kali ya
Me : Ohya ntar aku tanya ke paramedis kalo ada obatnya, nanti titip buat dikasih ke kamu
Mas Mora Arsyad :kamu tau aku ga berangkat?
Me : feeling aja, karena galiat aja dari tadi
Mas Mora Arsyad :Aku rencana berangkat nanti sore si kalo udah lumayan fit, ciee nyariin
Me : Oo gajadi nih berarti dibawain
Mas Mora Arsyad : tapi belum pasti si
Me : yee, aku tanya aja dulu kalo ada
Mas Mora Arsyad :Boleee, makasih ya by luvyu, lanjut kerja
Aku berjalan ke klinik untuk menemui mba Adna yang merupakan paramedis di site. Karena jarak antara klinik dan kantor agak jauh aku agak kesulitan mengatur nafas-ku ketika tiba di ruangan klinik. Mba Adna terlihat sedang duduk di meja-nya, seperti-nya sedang free karena tidak ada pasien.
"Haiii mbaa" sapa-ku sambil tersenyum.
" Iyaa mba kenapa?"
Aku segera duduk di depan mba Adna, "ntar mba ngatur napas duluu hehehe"
"tumben mba Elle kemari siang-siang gini, biasanya kan ntar sore datang istirahat disini"
"mba, mo tanya obat dong mba, yang kaya gini ada ga mba?" aku menunjukan gambar jenis obat yang ku maksud pada mba Adna.
"Ada mba"
"Wahh syukurlah"
"buat siapa mba?"
"buat....temen-ku mba" aku tersenyum simpul.
"namanya?" Wah ketahuan. Habislah kalo orang-orang kantor tau, batinku.
"Mas Mora mba"
"ooooooo, mas Mora" celetuknya dengan senyuman menggoda sambil menulis nama mas Mora di buku catatan laporan-nya.
"Sama vitamin c mba, ada ga?"
"Ada mba tadi aku beli seberapa di apotik buat stok"
"seberapa aja mba gapapa"
Mba Adna menyerahkan obat-obatan kepada-ku, " ini mba"
"Makasiii ya mba"
"Sama-sama mba"
KAMU SEDANG MEMBACA
129 Days
RomanceMimpi buruk Elle berubah menjadi kenyataan termanis yang tak terlupakan ketika ia bertemu dengan Mora. Tidak pernah terbayang dalam benak-nya akan melihat pelangi di dunia-nya yang monokrom, gradasi warna yang nampak saat itu mampu membuatnya terkag...