Chapter 13

2 0 0
                                    

~"hey kamu disana, apa kabar? aku ga baik-baik aja"~

***

Hari ini hari ke empat puluh delapan aku berada di Mandalanusa, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Aku rasa hari ini agak istimewa, unik dan langka. Alasannya aku baru saja kembali membuka hati-ku pada orang yang baru kukenal 30 hari yang lalu. Aneh. Teringat yang kualami pada masa lalu, mencoba dekat dengan beberapa orang selama berbulan-bulan tapi tak pernah ada yang berhasil membuka rantai yang membelenggu pintu hati ini selama bertahun-tahun kala itu. Mengapa yang ini terasa mudah? Apakah keraguan itu sudah benar-benar hilang? Sudahkah luka lama itu sembuh? 

"Shtt...shht...Elle" Bisik seseorang tepat di telinga-ku membuatku tersadar dari lamunanku. Aku menoleh ke arah sumber bunyi dan ternyata itu milik Sophia,

"mhhm napa?"

"ke ruang medis yuk" ajak-nya sambil mengedipkan mata dan menaik turunkan alisnya. 

"Kamu sakit?"

"hehehe iya mau ngambil obat, ntar kita ngobrolnya sambil jalan yuk" ucapnya sambil menarik tubuhku untuk berjalan keluar. 

"wait,wait ada apasih?"

"sebenarnyan aku juga mau ketemu mas Iza di medis" bisiknya padaku.

"Whaaat.." aku membelalakkan mata tidak percaya dengan ucapannya. Ia terlihat panik dan segera membekapku.

"Shhhht"

"Ah Sop males ah, mending gua balik" 

"eitss jangan doong temenin gue plisss, gue butuh lo"

"Hah ngapaiin??, gue gamau jadi nyamuk!"

" Plissss" Wajahnya terlihat memelas. "temenin gue ya ya ya"

"yaudah kali ini aja ya" tegasku memperingatinya.

"iyee, sumpah kali ini aja" 

Aku berjalan menuju ke ruang medis bersama Sophia, jam di ponselku sudah menunjukan pukul 09.00. Itu artinya sejam lagi kita akan bersiap untuk pulang. Aku segera menempati bed di ruang medis sambil menunggu Sophia yang sedang duduk berkonsultasi terkait obat dengan mba Adna paramedis yang bertugas di proyek ini. Aku mengerling ke arah Sophia melihat mas Iza masuk ke ruang medis dan berdiri tepat di belakang kursi Sophia yang sedang duduk berhadapan dengan mba Adna. Mas Iza terlihat tersenyum jahil ke arah Sophia. Mba Adna tersenyum penuh arti seakan sudah mengerti akan situasi yang ada,

"Mba saya minta obat tidur" Suara mas Iza berhasil membuat Sophia terkejut dengan wajahnya yang segera berubah memerah dan segera memandang ke belakang. 

"Hmm indahnya jadi nyamuk"celetukku mencairkan suasana.

"Jangan mba, jangan dikasih" ucap Sophia merengut.

"Iya mas bener, aku gabisa sembarangan ngasih obat" mba Adna menahan senyumannya.

"Lah kok gitu mba, yaudah aku ambil obat dia aja" mas Iza merebut obat yang ada di tangan Sophia. Dan terjadilah drama rebut-rebutan obat.

"Mas Iza pacar mba Sophia ya?" tanya mba Adna sambil tersenyum jenaka. 

"Hahahahaha" aju tertawa puas melihat adegan drama yang sedang kutonton. Sophia membelalak ke arahku. Malu-malu tapi mau. Aku mencoba mengalihkan perhatianku ke hal lain karena kesal diriku menjadi penonton orang yang sedang kasmaran. Someone please save me get away from this situation. Kalian akan mengerti jika berada pada posisi-ku saat ini. Tiba-tiba aku tertegun melihat sosok yang baru saja masuk ke ruang medis. What the... That's my man! Sophia menyeringai kearahku dengan raut wajah yang menyiratkan "it's ur turn now"

129 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang