Chapter 05 - Best Friend?

47 21 0
                                    

🌧️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧️

Pada pukul setengah tujuh pagi, Naren dan Rain sedang sarapan, mereka memakan masakan yang telah disiapkan oleh asisten rumah tangganya. Selama makan, tidak ada yang membuka percakapan. Mereka terbiasa diam saat makan. Dan berbincang setelah makan.

Tak lama kemudian mereka selesai, Rain menatap sang ayah yang sedang membersihkan bibirnya menggunakan tisu. "Motor kamu akan sampai sore ini. Jadi, pagi ini kamu masih berangkat dengan ayah," ucap sang ayah dengan menyimpan tisu bekasnya ke atas piring.

Rain mengangguk mengerti, "baik, Ayah."

Naren menatap Rain, "kamu ada rencana untuk masuk ekskul apa, Rain?" tanya Naren.

"Rain bakal masuk basket, Ayah."

"Basket? Nggak bosan?"

Rain tersenyum kecil, "udah hobi," jawabnya.

"Ya sudah, terserah kamu."

Naren bangkit dari duduknya, ia berjalan menghampiri asisten rumah tangganya yang sedang di dapur. Sedangkan Rain merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Lalu lelaki itu mengambil tasnya yang disimpan di kursi sebelahnya.

Naren kembali, melihat Rain yang sudah rapi. "Ayo berangkat sekarang, agar tidak macet."

****

Zida meringis kecil saat melihat betis kaki Abella yang masih dililit dengan perban. Zida menatap Abella yang tersenyum padanya, sedangkan dirinya memasang wajah kasihan terhadap Abella. "Sakit banget ya? Maaf ya aku nggak bisa jenguk kamu."

Abella mengangguk dan tersenyum, "nggak apa-apa, Zida. Abel baik-baik aja kok, cuma cedera sedikit aja."

"Lagian kenapa main hujan di rumah kayu sih? Udah tau banyak pepohonan, karena itu hutan, tapi masih aja main hujan di sana!" ucapnya dengan sebal.

"Maaf ya, Zida. Abel nggak tau kalau bakalan kecelakaan kayak gini," balas Abella.

Zida mengangguk, "pokonya kamu jangan main hujan di hutan lagi!"

Abella mengangguk, setelah itu gadis itu mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang baru saja masuk ke dalam kelas. Rain. Rain berjalan dengan memegang pahanya, karena kakinya pun masih sakit.

Abella tersenyum melihat Rain. Rain yang sedang berjalan sempat berhenti karena melihat senyuman itu. Namun tak lama kemudian Rain kembali berjalan dan duduk di kursinya. Ia tak membalas senyuman Abella yang manis itu.

RAINBELL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang