Chapter 23 - Twilight

22 7 0
                                    

🌧️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧️

Rain, Abella, Willy, dan Zida sudah tiba di Bali setelah menempuh perjalanan satu jam lima puluh menit. Mereka memilih untuk langsung menuju resor, sedangkan Naren dan istri barunya memilih untuk makan di salah satu restoran terdekat, barulah mereka pergi ke resor.

"Babay, Rain! Abel masuk kamar dulu ya!" Tanpa menunggu jawaban Rain, Abella langsung menarik tangan Zida dan masuk ke dalam kamar resor mereka. Sedangkan Rain dan Willy menatap datar kedua gadis itu. Bagaikan double date.

Rain menghembuskan napasnya, satu tangannya itu memegang sebuah tas yang tak terlalu besar, itu semua adalah pakaiannya selama beberapa hari di Bali. Mereka memang tidak lama di Bali, karena libur bersama di sekolah hanya tiga hari, karena perayaan Imlek.

Rain menatap Willy yang juga menatapnya, "apa lo lihat-lihat? Mau gue congkel mata lo?" ucapnya tak suka pada Willy yang terus menatapnya.

"Cih, orang juga punya mata kali. Sini biar gue congkel mata lo, kegeeran banget. Siapa juga yang mau liatin orang jelek dan kampungan kayak lo." Willy berjalan masuk ke dalam kamar resornya dengan Rain.

Rain yang tak terima pun langsung masuk ke dalam, melihat Willy sedang menaruh koper. "Kampungan? Bokap gue punya perusahaan sendiri, bego. Dan... Jelek? Sorry, gue lebih cakep dari lo ya, Tuan Willyams Joshua."

"Perusahaan bokap lo nggak seberapa lah." Willy membalikkan tubuhnya menghadap Rain. "Baru berdiri berapa tahun? Emm... Lima ya? Masih muda. Perusahaan bokap gue udah berdiri puluhan tahun, dan sampai sekarang berkembang pesat," sambungnya. Terdengar sombong dan merendahkan orang lain.

"Cih, sombong lo, bajingan."

Willy tertawa kecil, kemudian ia menepuk-nepuk bahu Rain, sedangkan Rain menatapnya dengan tajam. "Bercanda doang, Raindra. Sorry, nggak bermaksud sombong, tapi emang nyatanya kayak gitu. Jangan dimasukin ke dalam hati ya, Mas."

Rain menepis tangan Willy, lalu lelaki itu berjalan menuju ranjang, melemparkan tasnya begitu saja. "Gue mau ke laut sama pacar gue," ucapnya memberitahu.

"Ke laut? Nanti ajalah, besok-besok. Sekarang kita pergi ke restoran aja, gue laper. Om Naren sama Tante Lyly juga masih ada di restoran."

"Lo mau bayarin uang makan?"

Willy mengangguk, "gue dikasih kartu kredit sama bokap gue, isinya satu M. Gue disuruh traktir temen-temen gue," jawab Willy.

"Gue yang harusnya traktir," gumam Rain yang masih bisa didengar oleh Willy.

"Nggak perlu, Raindra. Gue yang mau ikut ke sini, gue mau bayarin uang makan."

RAINBELL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang