🌧️
Abella memejamkan matanya saat sebuah kain mendarat di dahinya, Gala yang menaruhnya. Abella demam tinggi setelah hujan sore tadi. Memang terkadang apa yang kita sukai juga bisa menyakiti diri kita sendiri. Abella menyukai hujan, dan hujan bisa saja menyakitinya. "Hujan sekarang lagi deras banget, Abella. Jangan main hujan dulu ya belakangan ini?"
"Abel nggak main hujan, Baba. Tadi sepulang sekolah nggak ada ojek yang tersisa, makanya Abel jalan."
"Rain ke mana?" tanya Gala.
Abella sempat diam mendengarnya, Rain ada di rumah sakit, lagi nemenin Isabella yang gila, batin Abella berkata seperti itu. "Rain nggak masuk sekolah hari ini, Ba. Katanya nggak enak badan. Tadinya juga Abel mau ke rumah Rain, tapi ternyata Abel kehujanan dan akhirnya sakit," jawab Abella, bohong. Tentu saja.
"Kamu sembuh dulu aja. Kalau besok udah sembuh, kita ke rumah Rain ya?"
"Eh? Nggak perlu, Baba. Biar Abel aja sendiri." Abella menolak, karena ia takut kebohongannya akan terbongkar.
Gala memilih untuk mengangguk saja, "ya udah, kamu tidur aja ya. Besok Baba harus ke Bandung lagi, Baba nggak bisa temani kamu." Gala mengelus kepala Abella dengan lembut.
"Baba baru pulang kemarin, kenapa pergi lagi? Baba nggak tau sekangen apa Abel sama Baba?" Abella mengerucutkan bibirnya.
"Ya udah, Baba temenin kamu tidur di sini ya. Besok beneran harus ke Bandung lagi, karena pekerjaan Baba belum selesai." Gala duduk di tepi ranjang, ia mengusap-usap kepala Abella dengan lembut, biasanya Abella akan cepat tidur jika diusap seperti ini.
Abella memejamkan matanya, usapan Gala memang yang terbaik. Sangat menenangkan pikirannya. Setelah Abella tidur, Gala menyeret sedikit selimutnya untuk lebih menutupi tubuh anaknya itu. Lalu ia keluar dari kamar Abella.
Gala turun ke bawah, melihat Arumi yang sedang menyiapkan makan malamnya. Gala segera duduk di kursi. Kemudian Gala menoleh pada Arumi yang berdiri di sampingnya. "Jangan sampai Abella tau, Arumi."
Arumi mengangguk mengerti, "baik, Pak."
****
Rain membuka tasnya untuk mengeluarkan Hoodie hitam yang ia bawa. Sekarang di kelas hanya ada dirinya, Abella, dan Zida. Acara perlombaannya belum selesai, masih berlanjut hingga dekat dengan pembagian rapot semester satu ini.
Abella terus memainkan ponselnya tanpa peduli dengan Rain yang ada di sana. Biasanya, Abella akan langsung menghampirinya, tetapi kali ini tidak. Rain menoleh pada Zida, dan bertanya, "mana pacar lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBELL (END)
Teen FictionKisah seorang Raindra Biantara yang sangat tidak menyukai hujan. Memang tidak sesuai dengan kenyataannya. Rain artinya hujan, tapi nyatanya Rain tidak menyukai hujan. Namun, Tuhan mempertemukannya dengan seorang gadis bernama Abella, yang kerap dipa...