Chapter 31 - Champions

20 5 4
                                    

🌧️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧️

"Lihat ini! Jawaban kamu yang banyak banget salahnya, Gino!"

Gino, lelaki itu hanya diam menunduk saat seorang pria melemparkan sebuah lembaran soal para wajahnya. Pria itu adalah ayahnya. "Maaf," ucap Gino.

"Maaf? Emangnya dengan maaf jawaban kamu jadi bener? Nggak, kan? Sekarang belajar yang serius! Balik ke penginapan!"

Gino mengangguk, kemudian pria itu mendekat pada anaknya itu. "Kalau kamu nggak menang di perlombaan kali ini, kamu bukan anak ayah lagi dan ayah nggak akan biayain pendidikan kamu!"

****

Rain menatap Abella, Damar, dan Gino yang sekarang sedang duduk untuk menunggu lembaran soal yang akan diberikan. Jantung Rain sungguh tak karuan saat ini, ia benar-benar takut. Namun, yang mengikuti lomba itu malah tersenyum penuh kegembiraan, Abella. Gadis itu tak memiliki rasa takut sedikitpun di lomba ini. Padahal, sekarang adalah finalnya.

"Sekarang sampailah kita berada di sepuluh besar olimpiade sains antar SMA tingkat nasional!" Suara tepukan tangan terdengar begitu kencang, membuat Damar dan Gino merasa gugup. Sementara Abella ikut bertepuk tangan.

Gino menolehkan kepalanya ke atas, di sana ada satu pria yang mengangguk padanya. Terlihatnya Gino sangat takut dengan pria itu. Kemudian, Gino kembali menunduk dan memejamkan matanya.

Abella menoleh ke arah Damar, "kemarin kamu udah belajar, kan?" tanya Abella.

"Udah, bareng sama Gino di penginapan. Kalau kamu belajar di mana?"

"Aku belajar di warung sama Rain, seru tau!"

"Wah, beneran? Kenapa nggak ngajak aku coba?"

Abella menggeleng seraya menggeser jari telunjuknya ke kiri dan ke kanan. "Nggak boleh! Abel butuh waktu berdua sama Rain," balas Abella.

Damar tertawa kecil mendengarnya. Sedangkan dari atas, Rain memicingkan matanya, menatap tak suka Damar dan Abella yang bicara. "Ngobrol terus," gumam Rain.

Tak hanya Rain yang ada di sana, ada juga Naren, Lyly, Gala, Willy, dan Zida. Mereka datang untuk memberikan semangat lagi pada Abella. "Bella! Semangat!" teriak Lyly dari atas, Abella menoleh dan tersenyum mendengarnya.

"Dari sepuluh tim yang sudah lolos masuk ke babak saat ini, kami akan melakukan seleksi lagi menjadi tiga tim yang masuk ke babak final. Untuk babak sepuluh besar ini, kami akan memberikan waktu selama dua jam untuk mengisi lembaran soal yang sudah dibagikan. Dua jam akan dimulai setelah suara sirine berbunyi."

RAINBELL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang