🌧️
"Oxford, Rain akan kuliah ke Oxford."
Abella tertegun mendengarnya, gadis itu menatap sang ayah dengan serius. "Baba serius? Tapi, kan, Rain udah janji mau pendidikan bareng sama Abel?"
Gala menghela napas, pria itu memegang bahu Abella. "Abella, Rain udah menentukan jalan hidupnya sendiri. Kamu juga udah menentukan jalan hidup kamu sendiri. Kalian berdua ini menuju pendewasaan, jangan dulu memikirkan cinta ya? Baba yakin, kalau kalian udah beres pendidikan dan punya pekerjaan masing-masing, Rain pasti bakalan balik lagi ke kamu."
"Tapi... Rain udah janji, Baba."
"Baba tau, Abel. Tapi ini yang terjadi, kamu nggak bisa lakuin apa pun lagi. Biarkan Rain kuliah di sana dengan tenang tanpa memikirkan kamu dulu, dan kamu juga harus kuliah ke Korea dengan tenang tanpa memikirkan Rain dulu. Ada saatnya kalian bisa bersatu lagi. Kamu paham apa yang Baba bilang, kan?"
Abella mengangguk kecil, gadis itu segera memeluk tubuh sang ayah dengan erat. "Kalau misalnya Rain minta putus sama kamu, kamu jangan egois ya. Kamu harus bisa nerima semuanya."
****
Gala, Naren, Lyly, dan Zida terus menatap Rain dan Abella yang sedang berpelukan. Sekarang mereka sedang berada di bandara Soekarno-Hatta. Rain akan segera melakukan penerbangannya ke Inggris, Oxford.
"Rain... Abel sayang Rain," ucap Abella dengan suara yang bergetar.
Air mata Rain menetes begitu saja saat mendengarnya, tetapi dengan cepat ia menyakanya. "Aku lebih sayang kamu, Bella." Rain membalas.
Rain menarik pelukan itu, lelaki itu mengusap pipi Abella yang terdapat air mata di sana. "Jangan nangis lagi, Bel. Kita pisah buat masa depan kita," ucap Rain.
Abella mengangguk-anggukkan kepalanya seraya menunduk dan menyeka air matanya. Kemudian, Abella kembali menatap Rain. "Rain yang semangat di sana, jangan tinggalin kewajiban Rain. Semangat kuliahnya, jangan terlalu banyak mikirin Abel," ujar Abella yang kini tersenyum lagi.
Rain mengangguk dan tersenyum, "kamu juga yang semangat di Korea nanti, jangan sampai telat makan. Yang mandiri di sana, semoga dapat teman yang baik."
"Rain juga."
Rain menoleh pada Gala, Naren, Lyly, dan Zida. Sebelum berpelukan dengan Abella, ia sudah bersalaman dengan mereka. "Ayah, MaLy, Om Gala, Rain berangkat sekarang."
Mereka mengangguk, "hati-hati, Rain. Semoga sampai dengan selamat."
Rain mengangguk, lelaki itu melangkahkan kakinya menjauh dari mereka semua. Namun sebelum ia terlalu jauh, Rain menoleh ke belakang. "Goodbye, Bu guru kecil! See you soon, Bella Indonesia!" teriak Rain dari jauh sana, membuat Abella tersenyum haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBELL (END)
Teen FictionKisah seorang Raindra Biantara yang sangat tidak menyukai hujan. Memang tidak sesuai dengan kenyataannya. Rain artinya hujan, tapi nyatanya Rain tidak menyukai hujan. Namun, Tuhan mempertemukannya dengan seorang gadis bernama Abella, yang kerap dipa...