Chapter 19 - Abella's wounds

25 7 0
                                    

🌧️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧️

"Really, Kak? Kamu suka anak kecil kayak dia?"

Isabella dengan tenang menghela napas panjang, keduanya sedang berada di balkon kamar Willy. Willy yang mengajaknya ke balkon kamar untuk bicara mengenai laki-laki yang disukai oleh sang kakak.

Willy menggeleng tak percaya, "aku kira laki-laki yang selama ini kakak sukai itu sudah dewasa dan cocok sama kakak, tapi ternyata? Oh my God!" Willy mengusap wajahnya gusar.

"Shut the fuck up, Willy. I really, really love him!" Isabella menatap sang adik dengan tajam.

"Are you nust?! He's just a kid!"

"LOVE DOESN'T CARE ABOUT AGE!"

Willy terkekeh hambar, ia mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu meletakkan kedua lututnya pada pembatas kamar. Willy menatap bangunan-bangunan tinggi yang ada di depan matanya, rumahnya ini memang sangat besar dan setiap harinya bisa melihat pemandangan kota Jakarta yang ramai.

"Bahkan dia lebih muda dari aku, Kak. Kamu menutup hati kamu hanya untuk laki-laki kecil kayak dia?" Willy menoleh pada Isabella.

Isabella mengangguk yakin, "kamu nggak bisa mengaturku, who do you think you are? Seorang adik nggak bisa menentukan pasangan seorang kakak." Isabella menatap tajam Willy.

"Aku pasti setuju dan hargai siapa pun laki-laki yang Kakak sukai, tapi nggak dengan laki-laki itu." Willy menghadap Isabella. "Aku pernah cerita ke Kakak kalau aku hampir gagal jadi ketua OSIS, kan? Semuanya karena Raindra, laki-laki kecil yang Kakak sukai itu!" sentaknya pada Isabella.

"So? Do I look like I care?" balas Isabella cepat. "Kamu tetap bisa menjadi ketua OSIS, kan?" Willy diam mendengarnya.

Willy menggeleng-gelengkan kepalanya. Isabella mengangkat pandangannya ke langit-langit malam, hingga ia terpikir sesuatu, Isabella kembali menatap Willy yang masih menatapnya. "Oh, aku ingat. Kamu menyukai perempuan, kan? Siapa dia? Aku akan bantu kamu, tapi kamu juga harus bantu aku untuk membuat Bian bersamaku."

"Aku suka Abella."

"Abella?"

"Tapi dia sedang berpacaran dengan Raindra Biantara, laki-laki kecil yang kamu sukai itu."

Isabella mengangguk-angguk, kemudian ia tertawa. "I see! I see! I have an idea!" serunya dengan senang.

Isabella menangkup wajah sang adik, "I'll get Bian, and you'll get Abella."

RAINBELL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang