Chapter 06 - Abella's first Mission

47 20 0
                                    

🌧️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧️

Kringg!!!

Bel pulang sudah berbunyi, membuat semua murid di kelas Abella segera membereskan semua barang-barang mereka yang dikeluarkan. Tak lama kemudian, mereka mulai keluar. Terutama Rain, lelaki itu keluar tanpa peduli dengan Abella dan Zida yang terus memperhatikannya.

Zida menggedikkan bahunya, lalu menatap Abella yang tersenyum manis. "Abel, serius kamu temenan sama dia? Aku nggak yakin dia orang baik," ucapnya sedikit berbisik. Walau di sana hanya ada mereka.

Abella tersenyum dan mengangguk, "Abel yakin. Rain itu baik banget orangnya. Zida ngomong kayak gitu karena Zida belum kenal Rain yang sebenarnya," balas Abella meyakinkan Zida.

"Abel, banyak banget yang nggak suka sama dia tau! Masa kamu suka sama dia?"

"Suka? Apa itu?"

"Rasa suka, perasaan suka. Memangnya kamu belum pernah suka sama laki-laki?"

Abella menggeleng, "Abel nggak pernah suka sama laki-laki, Abel suka buah apel."

"Jadi, kamu suka perempuan?"

"Suka perempuan? Apa itu?"

Zida menghela napas panjang, Abella sungguh tak mengerti dengan rasa suka pada seseorang. "Aduh, aku capek ngomongnya gimana," jujur Zida.

"Tapi, Zida. Abel merasa aneh kalau lagi sama Rain."

"Kenapa?"

Abella mendekat ke arah Zida, menoleh kanan-kiri memastikan tak ada orang. "Setiap Abel bareng sama Rain, jantung Abel berdetak kencang banget! Abel awalnya ngira kalau Abel kena penyakit jantung, tapi kata Rain bukan penyakit jantung."

"Kata Rain, jantung Abel berdetak cepat karena Abel berduaan sama laki-laki," lanjutnya.

Zida menatap Abella dengan heran, adakah manusia sepolos ini?

"Kamu suka sama Rain, Abella Anindita Erlangga!"

"Abel? Suka Rain?"

Zida mengangguk, "iya! Kamu suka sama Rain, Abella. Karena setiap kamu sama dia, kamu pasti degdegan, kan? Itu menandakan kalau kamu gugup sama Rain. Kamu suka sama dia."

Abella berdecak, ia berdiri, mengambil tasnya dan menggendongnya. "Terserah Zida aja! Abel ngomongin detak jantung, Zida malah belok ke rasa suka!" Abella keluar dari kelas meninggalkan Zida.

RAINBELL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang