Chapter 11 - Give up?

34 11 0
                                    

🌧️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧️

Zida masuk ke dalam kelasnya, melihat adanya Abella yang sedang mengeluarkan buku-bukunya. Zida tersenyum sangat lebar sebelum ia berteriak, "ABELLA!!!" pekiknya gembira dengan berlari ke arah Abella.

Abella menatap Zida yang berlari ke arahnya, Abella segera melindungi tubuhnya sendiri. Namun tetap saja, Zida tetap bisa memeluk tubuh Abella. "ABEL! AKU KANGEN BANGET SAMA KAMU!" teriaknya di pelukan itu, tentu membuat Abella memejamkan matanya.

"Zida, lepasin! Enggap dan telinga Abel sakit!" sebal Abella seraya menjauhkan Zida dari tubuhnya.

Zida lepas dari tubuh Abella, Zida melihat Abella yang mengusap-usap telinganya sendiri, apakah teriakannya semenyakitin itu? pikir Zida.

"Eh? Maaf ya, Abel. Aku terlalu excited banget ketemu lagi sama kamu," ucap Zida yang sekarang ikut mengelus telinga Abella.

Abella menunjukkan wajah sebalnya, lalu gadis itu duduk di bangkunya, diikuti oleh Zida. "Gimana? Rain udah hubungin kamu, belum?" Zida bertanya tanpa menatap Abella, karena ia sedang menyimpan tasnya di belakang bangku.

Abella diam mendengarnya, hubungin apa? Rain udah bahagia sama Bella Singapura, jawab Abella di dalam hatinya.

Zida bingung melihat Abella yang tak menjawab, Zida pun menepuk bahu Abella. "Nggak ya? Nggak apa-apa, kamu tetap jauhin dia aja," ujar Zida.

Abella mengangguk, gadis itu memainkan ujung rambutnya. "Kayaknya... Abel mau nyerah aja."

"Hah?!" Zida terkejut, menoleh ke arah Abella yang mengatakan itu. "Kamu... Mau nyerah?" tanya Zida memastikan.

Abella mengangguk kecil, "Abel nggak tau harus gimana lagi. Kayaknya Rain emang nggak mau ada Abel di hidupnya, kayak yang dibilang Zida waktu itu," balas Abella.

"Abel mau ngomong sama Rain untuk terakhir kalinya, biar pertemanan Abel dan Rain berakhir dengan baik."

Zida menggeleng, "nggak ada pertemanan yang berakhir, Abella. Yang pacaran aja biasanya langsung temenan, karena kadang pertemanan nggak bisa diputuskan. Jangan memutuskan tali silaturahmi, kata Papaku juga."

"Abel... Masih bingung."

"Bingung kenapa?"

"Bingung sama perasaan Abel."

****

Waktu istirahat tiba, Zida dan Abella segera keluar dari kelas untuk pergi ke kantin. Hampir semua murid di kelas ini sudah keluar dari kelas, hanya tersisa Rain saja di dalam. Rain masih bingung mengapa Abella menjadi cuek padanya. Rain merindukan Abella.

RAINBELL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang