Setelah melewati dua mata pelajaran kini waktunya untuk para murid istirahat.
"Kita ke kantin seperti biasa kan? " Tanya Christy.
"Iya dong," jawab kathrina cepat.
"Eh, zee dipanggil tian tuh di depan kelas," ucap salah satu siswi yang berdiri di pintu kelas.
"Kenapa?"tanya zee heran.
"Mana gue tau, buruan keluar," ucap salah satu siswi tadi.
"Gue keluar bentar, kalian ke kantin duluan aja ntar gue nyusul," ucap zee.
" Oke deh,"balas jessi.
Aldo masih diam di bangkunya dan heran kenapa tian memanggil zee.
"Bodo amat, bukan urusan gue kali," batin aldo kemudian beranjak dari kursinya.
"Mau kemana do?"tanya ollan.
"Ke kelas ashel,"ucap aldo kemudian pergi meniggalkan kedua temannya.
"Yaudah deh,"balas aldo.
Zee menghampiri tian yang sedang menunggunya di depan kelas.
"Lo manggil gue?"tanya zee.
"Eh iya,gimana kondisi lo?" Tanya tian.
"Baik aja kok," bala zee tersenyum.
"Sebagai permintaan maaf, gue mau traktir lo makan di kantin, karena waktu itu lo pingsan gara-gara gue,"ucap tian.
"Gue enggak apa-apa kok beneran deh," balas zee .
"Gue enggak enakan, please lo mau ya ?" Ujar tian.
"Oke deh, biar sama-sama enak lo traktir gue,"ucap zee.
"Thanks,"ucap tian.
Sesampainya di kantin zee duduk bersebelahan dengan tian, banyak sorot mata yang melihat ke arah mereka.
"Kenapa semuanya pada lihatin kita, gue jadi takut di serang sama fans lo," ucap zee pelan.
"Enggak usah pikirin, santai aja," balas tian mencoba menenangkan zee.
"Oke deh," ujar zee tersenyum.
Aldo yang melihat dari jauh berdecak kesal.
" Aldo kamu kenapa?" Tanya ashel.
"Enggak kok, enggak apa-apa,"balas aldo tersenyum.
"Ya ampun zee, sepertinya dia akan mengalami masalah besar," gumam jessi.
"Udah kita ingetin tapi ya sudah lah,"ujar kathrina.
"Bisa-bisanya mereka makan bareng,"timpal Christy.
"Ho'oh, kita yang ngecrushin dia dari lama aja enggak dapet njirr,"ucap jessi.
Tian dan zee bercerita banyak hal sehingga membuat mereka menjadi akrab meski baru beberapa kali ketemu dan berbicara.
"Kenapa enggak tian aja sih yang di jodohin sama gue batin zee sembari menatap Tian penuh kagum.
"Ayo di makan," ucap tian membuyarkan lamunan zee.
"Eh, iya hehe," balas zee tersenyum kemudian menyantap bakso dengan lahap dan nikmat.
Belum sempet ia menghabiskan makanannya, pergelangan tangan zee di cekal oleh farrel.
"Ikut gue!" Ucap farrel kemudian menarik zee dari tempat duduknya.
"Apaan sih!" Ketus zee lalu menghempaskan tangannya.
"Ngapain lo? Waras?"tanya tian menatap tajam ke arah farrel.
"Gue masih punya urusan sama dia," ucap farrel dengan wajah datarnya.