Bab 03- Dua Sasaran

1.2K 92 25
                                    

"Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman bahkan kepada tangan yang telah merusak nya."

_Ali bin Abi Tholib_

***

Cilandak Timur, Jakarta Selatan.

Setelah beradu argument Bersama Athar ia memutuskan untuk pamit pulang walaupun tujuan nya bukan langsung ke rumah melainkan pergi ke tempat Citra.

"Permain macam apa yang harus aku hadapi setelah ini? Ucapan tuan Athar terdengar ambigu seperti banyak makna dari kata permianan."

"Siapa yang akan menjadi pemain utama dalam permaian yang akan di buat olehnya?" Guman Zea sambil mengemudikan mobilnya mencari komplek perumahan Citra.

Setidaknya Zea bisa mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam permaian yang di buat oleh suaminya, yang jelas pastina permainan Athar akan berpengaruh pada dirinya.

Mobil Zea berhenti tepat di depan komplek rumah Citra, ia tidak akan membuang banyak waktu lagi karena ia harus sampai di rumah sebelum Athar pulang dari kantor.

Tokk... tokk... tokk...

Citra segera membuka pintu dari dalam, karena mengira yang datang adalah kurir makanan.

Ceklek...

Citra kaget melihat Zea berdiri di depan rumahnya, buru-buru ia segera menutupnya Kembali. Namun Zea dengan sigap langsung menahan pitu itu agar tidak Kembali tertutup, tidak pernah terpikirkan dalam benak Citra jika sepupunya begitu sigap dan kuat.

Brakkk...

Zea langsung menggebrak pintu dengan kuat, sampai membuat Citra tersungkur kebelakang. "Zea apa-apan sih kamu." Ucap Citra.

"Seharusnya yang bertanya seperti itu adalah aku Cit, tega kamu menjual aku." Sauth Zea dengan tatapan tajam menghunus kea rah Citra.

"Aku gak ada jual kamu." Elak Citra.

Zea langsung mencengkeram kuat kedua Pundak Citra, "Masih mau bertahan dengan kebohongan kamu hah??"

"Tega kamu, selama ini aku percaya sama kamu tapi ini balasan kamu hah???"

"Kamu membawaku ke Jakarta untuk bekerja, tapi kamu menjualkan kepada pria asing bahkan kamu dengan tega nya membiarkan pria asing itu merenggut..."

Hati Zea begitu sakit Ketika mengingat kejadian malam itu, Zea sampai menyeka air mata nya karena Citra sudah ia anggap seperti saudara kandung walaupun mereka hanya sepupu.

"Seharusnya kamu berterima kasih sama aku, karena sekarang kamu hidup dalam kemewahan, kamu gak miskin lagi." Sauth Citra, seolah tidak bersalah sama sekali.

"AKU TIDAK MENGINKKAN KEMEWAHAN, CARA KAMU SALAH CIT." Bentak Zea begitu amat marah dengan sepupunya.

Citra malah menyunggingkan senyuman nya, "Sudahlah, semua sudah terjadi kita sama-sama untung, kamu menjadi istri CEO kaya dan aku mendaptkan uang sesuai dengan uang yang di janjikan." Sauth Citra enteng.

Tangan Zea sudah merasa panas ingin sekali menampar sepupunya, "Gak usah munafik, semua orang juga menginginkan uang yang banyak." Sambung Citra.

"Apa tujuan tuan Athar memberikan uang kepadamu?" tanya Zea menyampingkan emosional nya.

"Hanya butuh Wanita yang penurut, kalem."

"Tujuan nya apa melakukan hal ini?" Balik tanya Zea lagi.

"Aku gak tahu, tany aja sendiri kepada suami mu."

Skandal Pernikahan CEO [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang