Bab 06- Arogan

1K 70 9
                                    

"Mata boleh menangis, hati boleh bersedih, tapi pastikan lisan dan harapan kita tetap percaya bahwa apa yang Allah takdirkan pasti berujung pada kebaikan dan kebahagiaan. Bukankah tidak ada kelenjatan dan kepuasan tanpa di dahului oleh perjuanga?"

_Jundi Imam Syuhada Hafizahulla_

****

Byurr...

Pagi-pagi Athar sudah bangun dan langsung menyiram wajah Zea dengan segelas air putih.

Sontak saja hal itu membuat Zea kaget dan langsung terbangun dari tidur nya. Perlahan Zea duduk sambil mengusap wajah nya yang basah.

"Kenapa harus menyiram saya hah???" Kesal Zea.

"Jangan berani meninggikan suaramu di hadapan saya paham!!!" Tegas Athar sambil mencengkram kedua pipi Zea.

"Lepas," Sauth Zea.

Athar ingin sekali menampar Zea tapi hatinya menolak untuk melakukan nya. "Lupa dengan tugas-tugas anda disini hah???"

Zea menghela nafas dalam, "Saya bukan pembantu," Tegas Zea.

"Saya sudah membelimu, jadi turutin semua perintah saya. Jangan lupakan jika kamu melanggar perjanjian itu, resiko tanggung sendiri," Sauth Athar sambil melepaskan cengkeraman tangan nya dari pipi Zea.

Zea menatap tajam ke arah Athar, dengan banyak rasa marah dalam hati nya, Setelah kepergian Athar, Zea segera masuk ke dalam kamar nya untuk mandi terlebih dulu.

"Harus berapa lama aku menahan rasa sabar dan rasa sakit karena nya??

"Apakah wanita adalah barang yang bisa di jual belikan? Serendah itukah jalan pikiran laki-laki," Ucap Zea sambil menghela nafas dalam.

"Ayo Zea, fokus pada tugasmu karena aku terlanjur masuk ke dalam sini jadi aku harus menyelesaika tugas dari pimpinan. Jika aku terlalu lama disini bagaimana dengan tujuanku??! Aku juga harus memberikan ke adalankeadalan kepada nyawa yang seharusnya tidak di renggut secara paksa," Guman Zea sambil menatap dirinya d depan cermin.

Zea begitu muak dengan sikap Athar, pria yang kini menjadi suaminya memang tidak memiliki hati. Kadang kalahnya ia begitu baik terhadpnya, terkadang ucapan dan Tindakan nya melukai hatinya.

Setelah ngedumel di depan cermin rias Zea segera pergi ke kamar mandi, karena sudah jam segini takutnya nanti Athar ke meja makan tetapi tidak ada makanan yang tersaji.

Zea sendiri juga heran karena semua pembantu di rumah ini tidak di izinkan masuk ke rumah utama sama sekali. Bahkan dengan tegas Athar lah yang memberikan perinta tersebut, memang hal itu mempermudahkan nya dalam bertindak dii rumah ini.

Namun hal itu juga membuatnya meresa lelah karena semua pekerjaan rumah dirinya yang mengerjakan, terlihat jika di rumah Zea seperti pembantu, tetapi jika keluar Athar menjadikan nya seorang istri yang begitu di hormati oleh nya.

Kurang lebih sekitar 20 menit Zea usai mandi dan bersiap-siap, kemudian ia segera pergi ke dapur untuk segera memasak makanan. Zea tidak tahu makanan apa yang di sukai Athar jadi, ia memasak bahan makanan yang ada saja.

 Zea tidak tahu makanan apa yang di sukai Athar jadi, ia memasak bahan makanan yang ada saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Skandal Pernikahan CEO [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang