Bab 18- Mencari Bukti

813 68 20
                                    

"Tidak ada hidup tanpa masalah, tidak ada perjuangan tanpa rasa Lelah, tidak perlu menunggu indah pada waktunya, karena setiap waktu itu indah jika mensyukurinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada hidup tanpa masalah, tidak ada perjuangan tanpa rasa Lelah, tidak perlu menunggu indah pada waktunya, karena setiap waktu itu indah jika mensyukurinya."

_Zea Syahrira_

***

Setelah keluar dari kamar Athar, ia segera pura-pura tertidur agar Athar tidak curiga terhadapnya. Sebelumnya Zea sudah memprogam semua rekama CCTV di kamar Athar agar saat Athar masuk ke dalam sana tidak melihatnya masuk ke dalam kamar nya.

Tinggal 10 menit lagi sudah 1 jam, dan di luar juga terdengan suara mobil Athar yang berhenti. Sebisa mungkin Zea menampakkan wajah lemas dan kantuknya sambil tertidur di atas sofa.

Tak lama kemudian Athar membuka pintu kamar dari luar, mata nya mengendar ke seluruh ruangan karena tidak melihat Zea sama seklai di luar tadi maupun di atas Kasur.

Akhirnya Athar mulai berjalan masuk dan melihat Zea terlelap di atas sofa, bahkan makanan di piring nya juga sisa sedikit, "Dia benar-benar menghabiskan nya walaupun sisa sedikit," Guman pelan Athar.

"Kenapa harus tidur disini hmm."

Athar pun memindahkan Zea ke atas kasur, namun di saat Athar ingin pergi tangan nya malah di cegah oleh Zea. Kali ini ia akan memainkan siasat baru dengan cara mengendalikan Athar dalam cinta nya.

Sulit memang bisa membuat Athar masuk ke dalam perangkapnya, tapi hanya ini satu-satunya cara agar suatu saat Athar tidak menyerang nya balik, di saat Zea menghancurkan kelurganya.

"Maaf, sudah membuatmu terbangun," Ucap lembut Athar.

"Kenapa jadi berbalik gini?? Seharusnya aku yang membuatnya tertarik bukan dia," Monolog Zea dalam hatinya.

"Emm, sudah lama pulang nya??"

"Baru saja."

"Bagaimana kondisi perutmu?" Sambung Athar.

"Sudah lebih baik."

"Alhamdulillah."

"Hah? Apa saya tidak salah dengan tuan?"

"Memang nya ada yang salah dengan ucapan saya?!" Balik tanya Athar.

Zea menggelengkan kepala nya pelan, "Hanya saja terdengar aneh."

"Hmm."

"Lanjutkan tidurmu."

Zea menggelengkan kepala nya pelan, "Bisa temani saya sebentar?"

"Mau pergi kemana?"

"Saya takut sendirian, rumah ini begitu sepi."

"Jangan takut ada saya sekarang, lebih baik sepi dari pada banyak orang yang mengusik."

Kalimat Athar barusan seolah memberikan isyarat, tapi entah apa makna dari kata tersebut. Sampai saat ini Zea juga belum bisa memahami makna nya.

"Kalu gitu tetaplah di sini tuan."

Skandal Pernikahan CEO [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang