Prolog

122 43 8
                                    

°
°
°

"Dari banyaknya profesi, mungkin aku akan memilih menjadi pelukis. Setidaknya, ketika semua terasa bisu, aku masih dapat mengekspresikan emosi dan perasaanku tanpa menggunakan kata-kata"

GISTARA PRAMESWARI

Terkadang, melukis hanya di anggap sebagai pengganti waktu luang yang panjang atau pengisi rasa gabut yang sangat memuakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terkadang, melukis hanya di anggap sebagai pengganti waktu luang yang panjang atau pengisi rasa gabut yang sangat memuakkan. Tapi, tak sedikit juga yang menggunakan kemampuan melukis mereka sebagai tambang uang yang sangat memuaskan. Yah, mungkin aku termasuk kedalam orang-orang tersebut.

Sedikit sombong jika ku katakan aku sangat pandai dalam seni lukis, tapi rasanya cukup merendah jika ku katakan lukisanku tak seindah lukisan- lukisan orang lain. Maka dari itu, aku memilih berada di tengah, lukisan yang tak seindah lukisan Leonardo Da Vinci namun tak seburuk lukisan pelukis- pelukis amatiran yang ada di luaran sana.

Yang menjadi kecewaku, ketika dunia menyadarkan bahwa aku terlahir di tengah-tengah manusia yang tak begitu minat dengan sebuah seni lukis. Aku bisa, tapi lingkunganku tidak mendukung. Sering juga, tawa mereka yang paling riuh melihat aku dengan tubuh berlumuran cat.

"Dasar aneh!"

Dua kata yang akan selalu ada di ingatanku.

Aku marah, tapi diam adalah hal yang paling damai dan keputusan yang paling tepat. Aku dan bahagiaku, tak perduli jika para manusia- manusia yang berdampingan denganku akan selalu mengolok hanya karna hobiku yang kurasa lebih dari kata luar biasa ini.

..🎨➗..

°
°
°

"Jika tuhan menciptakan rumus yang lebih sulit dari teori medan kuantum, maka akan ku ladeni dengan senang hati, bukan karena bisa menyelesaikannya, tapi Mendapatkan hasil yang awalnya melelahkan membuat seolah hidup didunia bukanlah hal yang sia-sia"

DEWANGGA ADIWINATA

Matematika, setumpuk angka yang terkadang menjadi permasalahan banyak orang di luaran sana, bukan hanya pelajar tapi juga orang dewasa yang tak sempat mendapatkan pendidikan yang layak dulunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matematika, setumpuk angka yang terkadang menjadi permasalahan banyak orang di luaran sana, bukan hanya pelajar tapi juga orang dewasa yang tak sempat mendapatkan pendidikan yang layak dulunya.

Kata mereka, kenapa kita perlu berkesampingan dengan matematika? Sedangkan hidup tidak selamanya tentang menghitung atau bertakar. Aku mengiyakan namun tidak membenarkan pemikiran itu. Karena singkatnya matematika selalu ada dimanapun diri kita berada. Dari tugu monas dijakarta saja, mungkin dari 50% nya memerlukan matematika untuk menyeimbangkan dan membangun monumen yang cukup populer itu. Lantas alasan apa lagi yang membuat kita mencoba menghilangkan matematika dari hidup.

Matematika sulit adalah pemikiran dangkal para orang-orang yang pada dasarnya memang tak menyukai tumpukan angka itu. Dan aku sangat menyayangkan orang-orang tersebut.

Bukan merendahkan, hanya saja ingin membuka pikiran manusia bahwa apa yang dari awalnya dibenci dan tidak disukai akan menjadi Boomerang buruk untuk kita nantinya.

___________•••__________

ARITMETIKA DAN KANVAS

"Hidup akan terasa menyenangkan ketika kita menerima setiap hal yang mencoba untuk mendampingi kita, jangan ragu karena mencoba dan gagal adalah sikap yang lebih berani dari menolak dan bersembunyi layaknya pecundang."

Aritmetika Dan Kanvas (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang