Chapter 3

54 37 0
                                    

⚠️TYPOO BERTEBARAN⚠️

(Taylor Swift - Foolish One)

__Happy Reading__

______________________________________

Ruang Kelas..

"Harusnya tadi lo gak usah berbaik hati sama cewek aneh itu!"

Agra Mahendra, sahabat Dewangga yang selalu saja ada di manapun Angga berada. Kali ini cowok itu tak hentinya mengomel pada Angga, apalagi mengingat kejadian saat di kantin tadi.

Flash Back..

Gistara masih diam tak bergeming, tangannya kembali mengepal kuat. Tak ada yang namanya bahagia setelah Angga melakukan semua ini, Gistara tau ini adalah sebuah permintaan maaf Angga karena telah merusak lukisannya pagi tadi. Tapi Gistara tak terima lukisannya hanya di hargai dengan semangkuk bakso. Dengan kesal Gistara mengangkat mangkuk berisikan bakso tersebut lalu berjalan kearah meja Dewangga.

Dewangga dan Agra yang sedang sibuk memakan makanan mereka tiba-tiba saja tersentak kaget karena semangkuk bakso yang diletakkan agak keras di atas meja mereka, bahkan kuah bakso itu sedikit tumpah dan mengotori meja kedua pria tersebut.

Dewangga segera mengangkat kepalanya dan melihat ekspresi tak suka Gistara yang di lontarkan padanya. Semua siswa pun menjadikan kejadian itu sebagai tontonan.

"Ambil kembali, gak usah sok baik!"
Gistara hendak melangkah pergi, namun Dewangga sigap menghentikan langkahnya dengan memegang pergelangan tangan Gistara, sontak ia menghempas tangan itu dengan kencang.

"Bukan bearti karna kamu terkenal disekolah, dan kamu bisa mandang rendah orang lain"
Cetusnya lagi penuh amarah.

°°°

"Yah udah lah!"

Angga meraih buku yang diberikan Pak Jaya tadi kepadanya, kemudian membaca halaman demi halaman buku itu. Meskipun Dewangga sudah sangat memahami isinya, namun ia tidak ingin berbangga diri dan yakin bahwa dirinya sudah pasti menang bahkan tanpa belajar.

Sedang Agra yang masih berekspresi kesal itu hanya menghela nafas melihat sahabatnya yang selalu kelewat santai.

"Lo itu jangan terlalu baik!"

"Terlalu baik apanya? gue cuman mau minta maaf karna ngerusak Lukisannya!"

Dewangga nampak tetap fokus pada bukunya, bahkan ketika Agra tak henti mengajak dirinya itu berbicara.

"Halah, lukisan jelek gitu doang!"

Kedua pria tersebut mengalihkan pandangan mereka kearah pintu ketika Gistara baru saja masuk dengan wajah datarnya, sejenak pandangannya bertemu dengan mata hitam keabu-abuan milik Dewangga, namun sedetik kemudian Gistara membuang muka lalu duduk di kursinya.

"Gis, lo yakin gak mau ikut club Teater?"

"Iya!"

"Eh Gis, lo tumben gak ke Club lukis?"

"Bentar lagi jam masuk!"

"Gistara! Makasih banget yah, desain kemasan lo kemarin bikin Jualan mama jadi makin laku!"

Aritmetika Dan Kanvas (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang