Chapter 7

52 33 3
                                    

⚠️TYPOO BERTEBARAN⚠️

"Dan mungkin sisi baik dari kisah ini adalah pertemuan dan interaksi"

(Ponchet - I like you the must)

__Happy Reading__

______________________________________

Gistara keluar dari ruang Club Lukis setelah hampir sepanjang hari membahas kegiatan mereka untuk minggu depan. Sejenak Gistara melirik jam yang ada ditangannya, 4 : 30, Gistara yakin tidak ada lagi Angkutan umum di jam segini. Lantas Gistara memilih untuk berjalan, tidak perduli akan sejauh apa ia nantinya.

Gadis itu sampai di parkiran yang sepi karena para penghuni sekolah sudah pulang setengah jam lalu, namun sosok pria membuat langkah Gistara terhenti.

"Ngapain lo belum pulang?"
Sahutnya pada Angga yang kini sedang asik memainkan ponselnya di atas motor.

Sahutan dari gadis yang sejak tadi menjadi alasan ia tinggal di parkiran cukup lama membuat Angga segera menyalakan motornya kemudian melajukan motor tersebut kearah Gistara dan berhenti tepat di samping gadis itu.

"Lama! Naik cepat gue lapar!"

Gistara tak langsung mengikuti perintah Angga, cewek itu malah terlihat bingung. Bingung karena Angga bersikap baik sampai-sampai rela menunggunya selama ini.

"Naik gue bilang!"

Ia masih bungkam tak berbicara apapun, aneh rasanya tapi ia tetap naik kemotor Angga. Dan setelahnya mereka berdua meninggalkan area sekolah.

"Ngapain lo nungguin gue?"
Tanya Gistara sedikit berteriak, suara angin dan cepatnya lajuan motor pria itu membuat suara Gistara tak terdengar jelas.

"Gak usah geer!"
Cetus Angga membuat Gistara kesal dan tanpa sadar memukul punggungnya.

"Dih siapa yang geer, emang lo nunggui gua kan?"

"Gue gak ada niatan nungguin lo, gue juga pulang telat abis latihan basket!"

Bibir Gistara seketika terkatup, cukup, tidak akan lagi ia bersuara. Rasanya Gistara ingin sekali lompat dari motor Angga karena malu. Tapi tidak akan ia lakukan, karena Gistara masing sayang nyawanya.

Sedang Angga di depan sana terkekeh kegirangan, padahal yang ia katakan tentang latihan basket itu hanya bualan semata tapi ternyata berhasil membuat Gistara percaya dan berakhir diam karna malu.

'dasar otak udang!'

°°°

Kedua remaja itu sampai di Kost-an mereka, Gistara turun dari motor Angga dan Angga segera memarkirkan motornya. Lalu keduanya berjalan kearah yang sama karena kamar Angga dan Gistara bersebelahan.

Belum sempat Gistara membuka pintu kamarnya tangan Angga sudah terlebih dahulu menghentikan langkahnya. Entah untuk yang keberapa kali Angga memegang pergelangan tangan Gistara, namun gadis itu tetap sama seperti sebelumnya, yah menghempas tangan Angga dengan kasar.

"Apaan?"
Tanya Gistara kembali berekspresi jutek kebiasaannya.

"Oh, makasih!"
Sambungnya lagi berfikir Angga membutuhkan permintaan terimakasih seperti pagi tadi.

"Bukan!"

Gistara berbalik pada Angga, tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Terus apa? Gak usah basa basi plis! Gue capek, pengen istirahat!"

Aritmetika Dan Kanvas (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang