Hi semuanya, selamat membaca cerita yang tidak begitu rapi dalam penulisannya ini
Semoga kalian betah dan setia menunggu update nya cerita yang author tulis, silahkan kritik jika ada penulisan yang menurut kalian kurang agar author bisa memperbaiki nya segera.
Kritikan dari kalian adalah motivasi untuk author agar bisa lebih belajar lagi
Selamat membaca, dan Hopefully you are always in good health✌️
⚠️TYPOO BERTEBARAN⚠️
"Terkadang kita adalah orang lemah, yang kuat dalam menyembunyikan rasa sakit"
(Taylor Swift - Cruel Summer)
__Happy Reading__
______________________________________
Hari ini adalah hari dimana Aruka memilih untuk berbelanja ke pasar dan membeli beberapa bahan masakan. Satu persatu jenis sayuran meleset masuk ke keranjangnya, bumbu-bumbuan dapur serta daging dan beberapa jenis seafood pun ikut menemani sayuran itu. Bukan tanpa sebab, tapi hari ini Aruka berencana ingin membuat masakan enak untuk ponakannya.
Semalam ia sampai di rumah dengan keadaan yang sangat lelah karena perjalanan jauh dari luar kota, jadilah Aruka tidak sempat untuk menemui Gistara di kost-an gadis itu. Meski hanya berstatus ponakan dan tante, tapi Aruka ini sangat menyayangi Gistara layaknya anak kandung. Mengingat dirinya yang tidak bisa memiliki seorang anak membuat Aruka selalu bersyukur dengan kehadiran Gistara, selain itu Arya suaminya pun tidak keberatan dan juga juga sangat menyayangi Gistara.
Satu pedagang ke pedagang lainnya di kelilingi Aruka, sesekali ia juga berhenti ke penjual kue-kue tradisional.
"Ini berapa pak, Kue lapisnya?"
"Seribuan aja bu, beli banyak ta' kasih bonus!"
"Oalah, 10 ribu aja pak. Takut kebanyakan, gak abis kan mubasir!"
Gistara itu anaknya bisa makan segala, segala dalam hal yang bisa dimakan yah, jadinya Aruka suka sekali membelikan jajanan-jajanan seperti kue lapis atau makanan-makanan ringan lainnya karena tau Gistara tidak akan menolak, malahan gadis itu terlihat sangat lahab.
Lama Aruka berjalan mengitari pasar, langkahnya tiba-tiba saja terhenti kala mendengar suara seseorang menyebutkan nama yang tidak asing di telinganya.
"Gistara yah pak?"
"Iya bu, tolong yah di kasih tau anak muridnya! Soalnya nilai Gistara itu hampir gak sampai 80%, sedangkan ibu tau sendiri kalau sekarang nilai standar KKM sudah 80 untuk pelajaran matematika di kelas 12"
"Sebenarnya saya sudah lama pak dan sering malah memberitahukan anak itu untuk fokus belajar, tapi yah tau aja kan remaja jaman sekarang itu pada bandel-bandel, masuk telinga kanan keluar telinga kiri! Tapi bapak tenang aja, besok pasti saya kasih tau lagi ke dia!"
"Mohon maaf bu sudah menyusahkan, saya hanya takut karena satu nilai yang tidak mencukupi standar KKM seperti ini bisa membuat Gistara tidak lulus dan harus mengulang kelas! Kasian masa depannya jadi tertunda!"
"Saya ngerti kok pak, lagi pula saya inikan wali kelasnya Gistara, sudah seharusnya saya melakukan yang terbaik untuk anak wali saya!"
"Terimakasih banyak bu Lisia, kalau begitu saya akhiri panggilannya yah bu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aritmetika Dan Kanvas (On Going)
Teen Fiction"Ngapain lo? Gak usah aneh-aneh deh!" ujar Gistara, menolak uluran tangan Angga yang tak kunjung surut. "Gue Angga, guru les privat lo mulai sekarang!" kata Angga dengan tegas. "WHAT!!?" Cerita ini bermula ketika lukisan Gistara yang tak sengaja dir...