chapter 4

54 37 0
                                    

⚠️TYPOO BERTEBARAN⚠️

(Justin Bieber - Favorit Girl)
This song for u

__Happy Reading__

______________________________________

Seperti kegiatan Gistara setiap minggu pagi, kini gadis itu tengah sibuk beradu dengan sapu dan daun-daun kering yang berjatuhan dari atas pohon mangga tepat di depan teras kamarnya.

Gistara Jengah, dirinya heran kenapa pohon mangga ini tidak ditebang saja. Padahal berbuah pun tidak pernah tapi Aruka terlihat begitu menyayangi pohon mangga yang selalu menambah pekerjaannya.

"Gue berdoa sama tuhan, semoga bunda cepat-cepat dapat hidayah terus nebang lo!" Tunjuk Gistara pada pohon mangga yang setiap detik menjatuhkan daun keringnya di teras kamar Gistara.

Memang selalu seperti itu, setiap menyapu ia tidak akan lupa menyumpah serapahi pohon yang dijuluki benalu oleh Gistara saking kesalnya.

"ASTAGHFIRULLAH!"

Gistara tanpa sadar melompat kaget dan menjatuhkan sapu yang ada ditangannya karena tetangga kost nomor 10 yang tiba-tiba saja muncul di depan pintu dengan hanya bagian kepala diperlihatkan. Kayak dedemit sih, siapa yang gak kaget coba?

"Ihh mbak Intan apa-apaan sih!"

Intan, wanita berumur 25 tahun itu tertawa renyah setelah berhasil mengangetkan Gistara. Memang hobinya sih, apalagi Gistara tipe orang yang emosian dan sangat seru di buat marah menurut Intan.

Sedikit tentang Intan, dia teman sekaligus tetangga kost Natara yang tinggal di kamar nomor 10. Meskipun berbeda umur lumayan jauh dengan Gistara tak membuat keduanya terlihat canggung saat mengobrol, malahan mereka berdua jika sudah bertemu layaknya kakak beradik yang sama konyolnya.

"Ngomong-ngomong ada penghuni baru kan?" Tanya Intan bersandar di pintu kamarnya.

Sedikit kepo, karena semalam saat melewati kamar 12 intan tidak sengaja melihat lampu kamar tersebut menyala.

Yang ditanyai hanya mengangguk, kemudian hendak menyapu terasnya yang kembali dijatuhi daun mangga kering. Namun, belum sempat tangannya mengoyangkkan sapu tersebut, si intan sudah terlebih dahulu menarik lengan Gistara.

"Apalagi sih mbak?"
Gerutu Natara karena merasa pekerjaannya ini di hambat oleh Intan.

"Penghuninya cowok? Ganteng gak Gis?"

Gistara menghela nafas kesal, seharusnya Intan memeriksa sendiri dan bukan menanyai dirinya hal tidak penting seperti ini, apalagi pekerjaan Gistara yang tak kunjung selesai.

"Gak tau, gak kenal!"
Bohongnya tidak ingin berpanjang lebar pada Intan.

Persetan dengan dosa karena sudah membohongi orang yang lebih tua darinya, pokoknya Gistara hanya ingin pekerjaannya selesai dan segera masuk ke dalam kamar.

Lama keduanya mengobrol, kenop pintu di kamar 12 berputar, sontak Gistara maupun Intan berbalik arah ke kamar tersebut.

Pintu terbuka dan nampak sosok pria tinggi dengan rambut masih basah khas orang yang baru saja mandi pagi. Kaos oblong polos dengan celana Selutut membuat Intan tak berkedip melihat pemandangan di depannya.

Aritmetika Dan Kanvas (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang